Hasil Belajar Ciri-ciri Hasil Belajar Belajar ditandai dengan ciri-ciri yaitu :

Prestasi belajar juga adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

6. Penilaian Hasil Belajar

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu; ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda. Mata pelajaran praktek lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif. Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya. Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, rnemahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Sedangkan ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil produk dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yangmengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai.

a. Perbedaan Penilaian Hasil Pembelajaran yang Didasarkan Pada Ranah

Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Dalam suatu pembelajaran berhitung, maka dapat dibedakan proses penilaian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 1. Ranah kognitif dalam berhitung dapat diartikan sebagai aktivitas kognitif dalam memahami hitungan secara tepat dan kritis. Aktivitas seperti ini sering disebut sebagai kemampuan membaca, atau lebih khusus disebut sebagai kemampuan kognisi. 2. Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan minatmotivasi siswa untuk membaca ; misalnya sikap positif terhadap kegiatan membaca atau sebaliknya, gemar membaca, malas membaca dan lain-lain. 3. Ranah psikomotor berkaitan dengan aktivitas fisik siswa pada saat melakukan kegiatan berhitung. Aktivitas fisik pada saat berhitung.

b. Mengidentifikasi Komponen Penilaian Proses Pembelajaran

1. Aspek penilaian kognitif terdiri dari: a. Pengetahuan Knowledge, Kemampuan mengingat misalnya: nama ibu kota, rumus. b. Pemahaman Comprehension, Kemampuan memahami misalnya: menyimpulkan suatu paragraf. c. Aplikasi Application, Kemampuan Penerapan Misalnya: menggunakan suatu informasi pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah. d. Analisis Analysis, Kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil Misalnya: menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi. e. Sintesis Synthesis, Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan misalnya: memformulasikan hasil penelitian di laboratorium. 2. Aspek penilaian afektif terdiri dari: a. Menerima receiving termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar b. Menanggapi responding: reaksi yang diberikan: ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dll c. Menilai evaluating: kesadaran menerima norma, sistem nilai dll d. Mengorganisasi organization: pengembangan norma dan nilai dalam organisasi sistem nilai e. Membentuk watak characterization: sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku. 3. Aspek penilaian psikomotor terdiri dari: a. Meniru perception b. Menyusun manipulating c. Melakukan dengan prosedur precision d. Melakukan dengan baik dan tepat articulation e. Melakukan tindakan secara alami naturalization Karena penelitian ini menggunakan metode eksperimen maka penilaian yang digunakan adalah penilaian pada ranah psikomotor, dengan tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan penilaian pada ranah yang lain.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain yang membuktikan dari hasil penelitian itu bahwa ada peningkatan hasil belajar pada siswa setelah diterapkannya metode eksperimen, penelitian tersebut diantaranya adalah:

1. Skripsi Susilawati, berjudul Pengaruh Metode Eksperimen Dalam

Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V. Berdasarkan perhitungan hasil dan analisis data yang telah diperoleh dari pelaksanaan penelitian di Sekolah Dasar Negeri 23 Pontianak Timur ini dapat disimpulkan bahwa: 1 Rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi perubahan sifat benda tanpa menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN 23 Pontianak Timur sebesar 66,08 dengan standar deviasi 15,38. 2 Rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi perubahan sifat benda menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN 23 Pontianak Timur sebesar 77,27 dengan standar deviasi sebesar 15,658, 3. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menggunakan rumus t-test polled varian pada taraf signifikan α = 5 dan dk n 1 n 2 2 diperoleh t hitung 2,45 t tabel 2,0105 yang berarti signifikan. Maka H o ditolak dan H α diterima, menolak H o artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA