6   Memperhitungkan  waktu  yang  dibutuhkan,  apakah  tersedia  waktu  untuk memberi  kesempatan  kepada  siswa  mengajukan  pertanyaan-pertanyaan  dan
komentar selama dan sesudah eksperimen. 7    Selama Eksperimen berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
a.   Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa. b.  Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa
dapat melihat dengan jelas. c.  Telah  disarankan  kepada  siswa  untuk  membuat  catatan-catatan
seperlunya. 8   Menetapkan  rencana  untuk  menilai  kemajuan  siswa.  Sering  perlu  diadakan
diskusi  sesudah  eksperimen  berlangsung  atau  siswa  mencoba  melakukan eksperimen.  Setelah  perencanaan-perencanaan  telah  tersusun  sebaiknya
diadakan  uji  coba  terlebih  dahulu  agar  penerapannya  dapat  dilaksanakan dengan  efektif  dan  tercapai  tujuan  belajar  mengajar  yang  telah  ditentukan
dengan mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan.
c.   Kelebihan Metode Eksperimen
Metode  eksperimen  sering  digunakan  karena  merupakan  metode  yang sangat  baik  dan  efektif  dalam  menolong  siswa  mencari  jawaban  atas  pertanyaan
yang  sifatnya  pemahaman.  Metode  eksperimen  memiliki  kelebihan-kelebihan yaitu  :  1  Siswa  akan  memperoleh  gambaran  yang  lebih  jelas  mengenai  proses
sesuatu  yang  telah  dieksperimenkan;  2  Perhatian  siswa  akan  lebih  mudah dipusatkan  pada  hal-hal  yang  penting  yang  sedang  dibahas;  3   Dapat
mengurangi kesalahan pengertian antara anak dan guru bila di bandingkan dengan ceramah dan tanya jawab, karena dengan eksperimen siswa akan dapat mengamati
sendiri  proses  dari  sesuatu;  4  Akan  dapat  memberi  kesempatan  kepada  siswa untuk mendiskusikan apa yang telah dieksperimenkan.
Dengan  uraian  di  atas ditegaskan  kembali  bahwa  metode  eksperimen  akan  dapat  mengaktifkan  siswa,
dapat  menghindari  kesalahan  pengertian  dari  siswa  dan  guru,  dan  siswa  akan merasa  lebih  terkesan  karena  siswa  mengalami  sendiri.  Sehingga  akan  lebih
mendalam  dan  lebih  lama  disimpan  dalam  pikiran  tentang  sesuatu  proses  yang terjadi.
d.   Kelemahan Metode Eksperimen
Di samping memiliki beberapa kelebihan,  metode  eksperimen juga tidak terlepas  dari  kemungkinan-kemungkinan  kurang  efektif  apabila  digunakan.
Kemungkinan-kemungkinan  yang  dapat  membuat  eksperimen  kurang  efektif antara lain :   1   Apabila  eksperimen tidak digunakan secara matang maka bisa
terjadi eksperimen banyak kesulitan; 2 Kadang-kadang sesuatu yang di bawa ke kelas  untuk  didemonstrsikan  terjadi  proses  yang  berlainan  dengan  proses  yang
terjadi  dalam  situasi  yang  sebenarnya;  3   Eksperimen  menjadi  kurang  efektif bila  tidak  diikuti  secara  aktif  oleh  para  siswa  untuk  mengamati;  4  Eksperimen
akan menjadi metode yang kurang efektif bila alat yang dieksperimenkan itu tidak dapat di amati secara seksama oleh siswa.
Untuk    mengatasi    kelemahan-kelemahan    metode  eksperimen  maka  ada beberapa hal  yang harus diperhatikan seperti, guru harus mempersiapkan sesuatu
yang  akan  digunakan  dalam  pelaksanaan  eksperimen,  menjelaskan  tujuan Eksperimen  kepada  siswa,  memperhatikan  situasi  dan  kondisi  yang  dapat
mempengaruhi  jalannya  eksperimen  dan  selama  eksperimen  hendaknya  semua siswa dapat memperhatikan jalannya eksperimen
2.   Hakikat Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat.
Artinya,  proses  perubahan  yang  terjadi  dalam  diri  seseorang  yang  belajar  tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-
gejala perubahan perilaku yang tampak. Lebih lanjut, peserta didik harus dianggap sebagai  makhluk  yang  dinamis,  sehingga  harus  diberi  kesempatan  untuk
menentukan  harapan  dan  tujuan  mereka  dan  guru  pendidik  lebih  berperan
sebagai  penasehat,  penunjuk  jalan,  dan  rekan  seperjalanan.  Guru  bukanlah  satu- satunya  orang  yang  paling  tahu.  Oleh  karena  itu,  pembelajaran  harus  berpusat
pada peserta didik  child centered, tidak tergantung pada text book atau metode pengajaran  tekstual.
Padahal  belajar  pada  hakikatnya  adalah  “perubahan”  yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
4
Pada  dasarnya  belajar  merupakan  tahapan  perubahan  prilaku  siswa  yang relatif  positif  dan  mantap  sebagai  hasil  interaksi  dengan  lingkungan  yang
melibatkan  proses  kognitif,  dengan  kata  lain  belajar  merupakan  kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada
fase-fase  belajar,  dan  salah  satu  tahapannya  adalah  yang  dikemukakan  oleh Witting yaitu :
a.  Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi; b.  Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
c.  Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi. Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang
dilakukan  oleh  individu  untuk  memperoleh  sebuah  perubahan  tingkah  laku  yang menetap,  baik    yang  dapat  diamati  maupun  yang  tidak  dapat  diamati  secara
langsung,  yang  terjadi  sebagai  suatu  hasil  latihan  atau  pengalaman  dalam interaksinya dengan lingkungan.
5
Dari berbagai definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
1.  Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku change behavior. 2.  Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah
laku  yang  terjadi  karena  belajar  untuk  waktu  tertentu  akan  tetap  atau  tidak berubah-ubah.
3.  Perubahan  tingkah  laku  tidak  harus  segera  dapat  diamati  pada  saat  proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
4
Syaiful Bahri Djamarah,  Aswan Zain,  Strategi Belajar Mengajar.  Jakarta: Rineka Cipta, 2010,  cet ke-4, h. 38
5
Muhammad  Zainur  Roziqin,    Moral  Pendidikan  di  Era  Global;  Pergeseran  Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global.  Malang: Averroes Press, 2007 , h. 62
4.  Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman 5.  Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:
1.  Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang lain. 2.  Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
3.  Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
4.  Penguasaan  yang  sempurna  dari  setiap  langkah  yang  dilakukan  siswa  akan membuat proses belajar lebih berarti.
5.  Motivasi  belajar  siswa  akan  lebih  meningkat  apabila  ia  diberikan  tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
3.   Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan  lingkungan,  sehingga  terjadi  perubahan  perilaku  kearah  yang  lebih  baik.
Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha  sadar  pendidik  untuk  membantu  peserta  didik  agar  mereka  dapat  belajar sesuai  dengan  kebutuhan  dan  minatnya.  Disini  pendidik  berperan  sebagai
fasilitator  yang  menyediakan  fasilitas  dan  menciptakan  situasi  yang  mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
Pembelajaran  adalah  proses,    cara  menjadikan  orang  atau  makhluk  hidup belajar.  Sedangkan  belajar  adalah  berusaha    mengetahui    sesuatu  atau  berusaha
memperoleh  ilmu  pengetahuan    kepandaian,  keterampilan  .
6
Belajar  adalah proses  pengelolaan    lingkungan  seseorang  dengan  sengaja  dikalukan  sehingga
memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu  pula.    Sedangkan  belajar  adalah  suatu  proses  yang  menyebabkan
perubahan  tingkah  laku  yang  bukan  disebabkan  oleh  proses  pertumbuhan  yang
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,  2008,  h. 24