sehingga  lebih banyak siswa yang telah mencapai KKM pada siklus II, yakni 26 siswa  atau  90  dan  terdapat  2  siswa  atau  0  yang  belum  tuntas.  Artinya
pembelajaran dengan menerapkan metode  eksperimen sudah mencapai indikator keberhasilan.
Gambar 4.5 Siswa Bereksperimen
Proses pembelajaran yang terjadi lebih bermakna dengan melibatkan siswa untuk  mengamati  dan  menemukan  sendiri  konsep  yang  dipelajari  serta
mengaitkannya dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari . Kegiatan pada  siklus  II  juga  menunjukkan  bahwa  metode  eksperimen  yang  diterapkan
mampu  memotivasi  siswa  untuk  aktif  dalam  proses  pembelajaran  seperti melakukan  tanya  jawab  dan  aktif  dalam  diskusi  kelompok.  Hal  tersebut  dapat
dilihat  pada  hasil  observasi  guru  dan  siswa.  Terdapat  peningkatan  kegiatan  guru dalam mengelola kelas dan penerapan asas-asas metode eksperimen pada siklus I
ke siklus II dari 63,75  menjadi 90 atau dari kategori cukup menjadi kategori sangat baik.
e.  Keputusan
Berdasarkan  hasil  refleksi  siklus  II  dapat  diketahui  bahwa  penerapan metode  eksperimen  pada  konsep  Ciri-ciri  Benda  dan  Perubahannya  telah
mencapai  kriteria  ketuntasasn  yang  diharapkan  yaitu  90  siswa  telah  mencapai KKM. Oleh sebab itu tindakan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
B.  PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui  metode  eksperimen  merupakan  pendekatan  yang  mendorong  siswa
menemukan  materi  yang  dipelajari  melalui  pengalaman  langsung.  Pembelajaran tidak  hanya  difokuskan  pada  pemberian  pembekalan  kemampuan  pengetahuan
yang  bersifat  teoritis  saja,  akan  tetapi  bagaimana  agar  pengalaman  belajar  yang dimiliki  siswa  itu  senantiasa  terkait  dengan  permasalahan-permasalahan  yang
terjadi  di  lingkungannya.
1
Artinya  pembelajaran  mengaitkan  materi  yang dipelajari  dengan  kehidupan  nyata  siswa.  Jadi  siswa  akan  lebih  mudah
memahaminya dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehar-hari. Berdasarkan data hasil tes belajar siswa  yang dilakukan pada siklus I dan
siklus II pada konsep Ciri-ciri Benda dan Perubahannya mengalami peningkatan. Pada siklus I diketahui sebanyak  11 siswa yang belum mencapai KKM atau 37.
Hal  tersebut  menunjukkan  bahwa  hasil  tes  belum  mencapai  kriteria  ketuntasan. Artinya penerapan metode  eksperimen belum optimal. Hal  ini dapat  dilihat pada
hasil observasi guru dan siswa, terdapat dua asas metode eksperimen yang dalam kategori cukup, yaitu asas tanya jawab dan masyarakat belajar.
Rendahnya  kedua  aspek  tersebut  disebabkan  oleh  siswa  yang  malu  dan takut bertanya serta terdapat beberapa siswa  yang pasif dalam diskusi kelompok.
Siswa  takut  mengungkapkan  pendapatnya.  Diskusi  dalam  kelompok  didominasi oleh  siswa  yang  memiliki  pengetahuan  lebih,  sehingga  pengambilan    keputusan
kelompok hanya kesepakatan dua atau tiga orang siswa.
1
Rusman,  Model-Model  Pembelajaran,  Mengembangkan  Profesionalisme  Guru, Jakarta,: Raja Grafindo Persada, 2011, h.187
Belajar  dalam  konteks  metode  pembelajaran  eksperimen  bukan  hanya sekedar  mendengarkan  dan  mencatat,  tapi  belajar  dengan  mengalami  secara
langsung.  Artinya guru dan siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran, seperti  melakukan  tanya  jawab  dan  bekerja  sama  dalam  kelompok.  Melalui
pertanyaan-pertanyaan,  guru  dapat  membimbing  dan  mengarahkan  siswa  untuk menemukan  sendiri  materi  yang  dipelajari.  Melalui  kerja  kelompok  siswa  dapat
berbagi pengetahan berdasarkan pengalaman mereka sehari-hari. Inquiry  merupakan  bagian  dalam  metode  eksperimen.  Inquiry  dapat
terbentuk  melalui  diskusi  dan  praktikum.  Dalam  konsep  Ciri-ciri  Benda  dan Perubahannya banyak hal yang dapat menjadi bahan diskusi dan praktikum, serta
melakukan  pemodelan.  Siswa  dibimbing  untuk  menemukan  dan  mengkonstruksi sendiri  pengetahuannya.  Pengetahuan  dan  keterampilan  yang  diperoleh  peserta
didik  diharapkan  bukan  hasil  mengingat  seperangkat  fakta-fakta,  tetapi  hasil menemukan sendiri, sehingga belajar lebih efektif dan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa. Setelah  tindakan  perbaikan  yang  dilakukan  pada  siklus  II,  ternyata  hasil
belajar  siswa  meningkat.  Pada  siklus  II  hanya  3  siswa  yang  belum  mencapai KKM, sehingga hasil belajar sudah mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan,
yaitu  90.  Hal  ini  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Desi  Eka Setiawati  bahwa  terdapat  pengaruh  positif  metode  eksperimen  terhadap  hasil
belajar siswa. Berdasarkan  hasil  observasi  guru  menunjukkan  bahwa  terdapat  peningkatan
dalam pengelolaan kelas dan penerapan asas-asas metode eksperimen dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase rata-rata tiap siklus,
yaitu  69,33  meningkat  menjadi  90,6.  Artinya  terdapat  peningkatan  dari kategori  cukup  ke  kategori  sangat  baik.  Peningkatan  juga  terjadi  pada  kegiatan
siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan  hasil  observasi  kegiatan  siswa  terlihat  peningkatan  dari  siklus  I
ke  siklus  II  yaitu  dari  63,75  menjadi  90  atau  dari  kategori  cukup  meningkat pada  kategori  sangat  baik.  Dengan  demikian,  siswa  membangun  pengetahuan