Kegiatan Awal Kegiatan Akhir
TRANSKIP WAWANCARA
Pewawancara P : Widiyowati Tria Rani Astuti
Narasmber N : Asma Nadia, Penulis Novel Pesantren Impian
P : Apakah latar belakang Bunda Asma menciptakan novel Pesantren
Impian ?
N : Latar belakang penulisan novel Pesantren Impian saya terinspirasi sama
salah satu novel karya Agata Christy 10 Orang Negro, secara cerita berbeda cuma inspirasi awalnya dari buku itu. Dan saya pikir saya ingin
menulis sebuah buku dengan setting pesantren, dan saya kira belum banyak yang menulis tentang itu dan saya maunya pesantren impian juga
merupakan bentuk yang ketika itu kan marak pesantren yang kalau misalnya teknologinya bagus tapi keislamannya kurang kuat. Tapi ada
juga yang keislamannya sangat baik dan hafalan bagus tapi teknologinya kurang. Pesantren Impian mudah-mudahan bisa menginspirasi mereka
yang barangkali mempunyai proyek kesana atau sedang membangun pesantren untuk membuat pesantren yang mudah-mudahan lebih
mencangkup semua hal artinya keimanannya baik gitu kan ya tapi juga teknologi dan perkembangan keilmuan juga ter-cover dengan baik.
P : Ketika menulis novel Pesantren Impian adakah sesuatu yang menjadi
inspirasi sehingga Bunda menulis novel Pesantren Impian dan mencetuskan “Pesantren Impian” sebagai judul novel ?
N : Pertanyaan nomor 2 saya pikir sudah terjawab di no 1 yaa. Terus kenapa
judulnya pesantren impian bahwa itu mungkin bagi saya pribadi menjadi suatu proyek impian, ya mudah-mudahan juga menginspirasi banyak
orang.
P : Bagaimana tahap-tahap penulisan novel Pesantren Impian dari riset,
menulis, hingga editing ? dan berapa lama waktunya ?
N : Awalnya Pesantren Impian saya tulis sebagai cerita bersambung di salah
satu majalah Islam. Jadi hanya ya sebulan sekali kalau nggak salah waktu itu atau dua pekan sekali. Kalau nggak salah sebulan sekali saya harus
nyetor 1 nomor gitu kan. Jadi, sudah dimuat bersambung kemudian di edit ulang, kalau nggak salah sampe sekitar 22 nomor ya. Jadi kalau 22 nomor
perbulan jadi ya hampir dua tahun. Saya lupa perdua minggu atau perbulan gitu dimuatnya. Tapi cukup lama prosesnya kemudian editing
lagi sampai kemudian diterbitkan. Proses terbitnya si nggak lama ya sekitar dua bulanan tapi harus menunggu cerita bersambungnya selesai
dulu baru bisa diterbitkan.
P : Apakah yang menjadi alasan Bunda Asma meng-edit novel Pesantren
Impian yang terbit tahun 2000 dan diterbitkan ulang pada tahun 2014 ?
N
: Naskah-naskah saya yang lama karena diterbitkan tahun 2000-an bagaimana pun harus edit ya, harus diedit berat tidak secara alur. Ini sekalian
menjawab pertanyaan berikutnya, tidak secara alur, ini sekalian menjawab pertanyaan berikutnya. Tidak secara alur secara garis besar cerita sama
gitu tapi penceritaannya kemudian deskripsinya kemudian konflik batin itu ditambahkan sehingga juga diupdate hal-hal yang seperti, nggak mungkin
cerita sekarang tanpa membahas tentang sosial media atau gadget gitu kan, yang tahun 2000 tidak terlalu marak. Tapi kalau sekarang dan bahkan
sosial media tidak seperti sekarang, baru maen ngeblog. Jadi saya pikir ya tetep harus diedit kesana sehingga kekiniannya dapet gitu.
P : Apakah ada perubahan yang signifikan pada novel Pesantren Impian tahun
2000 dengan novel Pesantren Impian tahun 2014 baik dari cerita, alur, penokohan ataupun unsur lainnya ?
N : terjawab pada pertanyaan sebelumnya