212
kepala sekolah dan waka kurikulum
mbak
, dibantu petugas perpustakaan untuk analisisnya.
3. Perencanaan Sarana Prasarana
Informan Hasil wawancara
Kesimpulan KS
sama juga dengan perencanaan yang lain, kami melakukan perencanaan sebelum tahun ajaran baru dengan melihat evaluasi yang sudah kami
lakukan. Perencanaan sarana dan prasarana pada perpustakaan
sekolah di SMK Ma’arif 2 Gombong disesuaikan dengan kebutuhan dan melihat kemampuan ruangan yang
tersedia, sehingga tidak ada penumpukkan perabotan yang dapat mengganggu aktifitas perpustakaan. Perencanaan
sarana prasarana tidak lepas dari alur pengadaan sarana dan prasarana, adapun alurnya yaitu sebagai berikut :
pendataan pesanan
Koordinator perpustakaan Waka Kurikulum
Waka Sarpras Kepala Sekolah Bendahara Tim belanja Tim penerima kembali
pada koordinator perpustakaan. Dokumentasi perencanaan sarpras perpustakaan masuk dalam perencanaan sarpras
sekolah. analisis kebutuhan dilakukan dari pendataan di ruang perpustakaan
mbak
, hasil pendataan tersebut disampaikan di rapat itu, kemudian nanti akan
dipilah mana yang masuk dalam anggaran khusus perpustakaan dan mana yang masuk dalam anggaran sekolah. Tapi untuk sarana prasarana
perpustakaan menggunakan anggaran khusus semua
mbak
. pertimbangannya yaitu manfaatnya
mbak
dan juga keefisienannya barang tersebut. Kami menyesuaikan ruang perpustakaan yang kecil dan sederhana
itu
mbak
. sebagai contohnya kami tidak melakukan pengadaan kursi, alasannya supaya ruangan lebih terlihat luas
mbak
, dan kami menggantinya dengan meja yang pendek serta lebar supaya pengguna perpustakaan
merasakan nyaman. karena di dalam perpustakaan memiliki banyak barang, jadi spesifikasi
khusus untuk keseluruhan barang yaitu nyaman digunakan, tidak menyebabkan ruangan terlihat sempit dan berantakan, mendukung kegiatan
perpustakaan, awet, mudah dalam perawatan dan perbaikan, serta untuk barang elektronik mudah dalam suku cadangnya.
WK Untuk pengadaan sarpras itu sama dengan pengadaan bahan pustaka
mbak
, jadi dianalisis dulu apa yang dibutuhin di perpustakaan.
213
sudah pasti kalau pengadaan barang mempertimbangkan seberapa penting barang itu
mbak
, dan juga manfaatnya. Selain itu juga kami melihat kapasitas ruang perpustakaan yang kecil
mbak
, jadi beli barang yang tidak membuat ruang perpustakaan menjadi tidak nyaman dipakai.
jelas ada
mbak
, memilih yang bagus, terjamin keawetannya, terjamin suku cadangnya kalau barang itu berupa alat elektronik
mbak
. pembelian dilakukan oleh tim belanja
mbak
, salah satu anggota tim belanja biasanya diambil dari pengurus perpustakaan, saya biasanya menunjuk
petugas perpustakaan
mbak
, supaya saat melakukan pembelian barang hasilnya pas. Setelah itu, barang yang sudah dibeli dicek oleh tim penerima
mbak
, salah satunya juga dari petugas perpustakaan, kalau barang sudah sesuai kemudian diinvetaris oleh waka sarpras, baru kemudian diserahkan
ke koordinator perpustakaan untuk ditindak lanjuti. KA
untuk perencanaan sarana prasarana hampir sama dengan perencanaan bahan pustaka
mbak
. analisis kebutuhan sarpras dilakukan dengan pendataan terlebih dahulu
dengan mengisi formulir pengajuan pengadaan barang
mbak
, jadi mendata sarpras yang sekiranya sudah tidak dapat dipakai lagi. Apabila sudah
memiliki daftar tersebut, kemudian saya menyampaikan hal tersebut pada saat rapat sebelum tahun ajaran baru, untuk meminta persetujuan waka
kurikulum, waka sarpras dan kepala sekolah
mbak
. dilihat dari evaluasi juga
mbak
, jadi kami membeli yang benar-benar kami butuhkan
mbak
. untuk spesifikasinya sendiri kami mempertimbangan keawetan barang
mbak
dan juga kenyamanan saat dipakai. Selain itu, kami juga mempertimbangkan kapasitas ruang perpustakaan kami, supaya ruang
214
perpustakaan tetap terlihat luas dan kegiatan di perpustakaan berjalan lancar.
ST melalui analisis juga
mbak
seperti yang lain. mendata sarana prasarana
mbak
, diseleksi mana yang masih baik dan yang sudah tidak bisa dipakai lagi.
karena kebutuhan
mbak
karena ruang perpustakaan kecil, jadi dalam membeli barang harus menyesuaikan ruang sehingga rasa nyaman masih terjaga.
4. Perencanaan Layanan