Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Penelitian yang Relevan

56 agar tujuan organisasi dapat tercapai. Seperti halnya pelaksanaan tugas-tugas, kekuasaan, dan tanggung jawab dalam suatu perputakaan perlu adanya pengawasan agar diperoleh hasil yang diharapkan, di samping peningkatan kualitas. Dengan adanya peningkatan ini diharapkan mampu menjamin bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan itu akan memberikan hasil atau produk seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, pengawasan dapat dilakukan pada kegiatan-kegiatan seperti perencanaan dan pelaksanaan. Evaluasi dan pengawasan perlu dilakukan oleh perpustakaan sebagai lembaga karena adanya faktor-faktor yaitu perubahan lingkungan organisasi, peningkatan kompleksitas organisasi, ataupun kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Perubahan lingkungan besar pengaruhnya terhadap perjalanan perpustakaan yang bahkan mungkin dapat mengancam kelangsungan perpustakaan tersebut.

D. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Rudi Suardi 2003:34 mengungkapkan bahwa perubahan secara signifikan terjadi pada ISO 9001:2000 karena terjadi penggantian 20 elemen standar menjadi 4 elemen standar yaitu tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, manajemen proses dan pengukuran, alabisis dan peningkatan. Terbitnya ISO 9001 versi 2008 tidak memunculkan persyaratan baru dan tidak ada perubahan yang signifikan pada versi ini. Revisi yang dilakukan adalah untuk mempertegas pernyataan-pernyataan dalam standar yang dianggap perlu untuk dijelaskan. ISO 9001:2008 diadopsi oleh BSN Badan Standar Nasional menjadi Standar Nasional Indosesia SNI 19-9000-2009. 57 ISO 9001:2008 adalah Sistem Manajemen Mutu untuk mengarahkan dan mengontrol organisasi berkaitan dengan mutu. Menurut Buntje Harbunangin dan P.R. Harahap 1995:27 bahwa “ISO 9001 merupakan model untuk jaminan mutu dalam desainpengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan”. Seri standar ISO 9001 ini digunakan untuk mendokumentasikan, menerapkan mengimplementasikan, dan mendemonstrasikan sistem jaminan mutu. Menurut Vincent Gaspersz 2001:283 bahwa “Definisi ISO 9000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. Standar ISO 9000 untuk sistem manajemen kualitas adalah struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur- prosedur, proses-proses, dan sumber-sumber daya untuk penerapan manajemen kualitas”. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk barang atau jasa terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan oleh pelanggan dan organisasi.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Winda Safitri, Universitas Indonesia dengan Program Studi Ilmu Perpustakaan dengan judul penelitian yaitu “Manajemen Perpustakaan Sekolah : Studi Kasus di Tiga Perpustakaan Sekolah Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Penelitian ini membahas tentang manajemen perpustakaan di SDN Marunda 02 Pagi, SDN Kalibaru 07 Pagi, dan MI At-Taufiq 58 yang meliputi pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, pendekatan deskriptif, dan pengumpulan data berupa wawancara dan kajian dokumen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa manajemen perpustakaan sekolah belum dilaksanakan dengan baik karena belum maksimal pelaksanaan fungsi manajemen di ketiga perpustakaan sekolah tersebut, akibatnya tujuan perpustakaan pun tidak tercapai. Penulis menyarankan agar kepala sekolah selaku manajer sekolah mambuat standar yang ingin dicapai, perencanaan yang rinci dan sistematis mengenai pengembangan sumber daya perpustakaan sekolah dan kegiatan perpustakaan meliputi pengadaan, pengolahan, pelayanan, dan sosialisasi untuk mencapai tujuan perpustakaan sekolah masing-masing. Hal ini karena perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen dan pelaksanaan fungsi selanjutnya adalah implementasi dan fungsi perencanaan. Penelitian dari Winda Safitri memberikan kontribusi pada kajian teori dan metode penelitian yang dilakukan pada pengelolaan perpustakaan sekolah. Penelitian tersebut juga menjadi referensi dalam penelitian ini. Selain penelitian dari Winda Safitri, penelitian dari Siti Hardyanti Patimah, Universitas Negeri Yogyakarta, FIP dengan jurusanprodi Administrasi PendidikanManajemen Pendidikan yang berjudul “Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo juga berkontribusi pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan perpustakaan sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Nanggulan yang meliputi 59 inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, penyelesaian, penyajian koleksi, faktor- faktor penghambat, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan di perpustakaan sekolah dasar se Kecamatan Nanggulan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Perpustakaan Sekolah Dasar yang berjumlah 28 sekolah, dengan subjek penelitian 28 Tenaga Perpustakaan di SD Negeri se-Kecamatan Nanggulan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Uji validitas instrumen dengan menggunakan uji validitas internal, dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach . Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan presentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1 Pengelolaan perpustakaan sekolah dalam inventarisasi berada pada kategori cuku, yang ditunjukkan dengan rata-rata presentase 67,35, 2 Pengelolaan perpustakaan sekolah dalam hal klasifikasi, berada pada kriteria cukup, yang ditunjukan dengan rata-rata persentase 66,67. 3 Pengelolaan perpustakaan sekolah dalam hal katalogisasi, berada pada kategori cukup, yang ditunjukan dengan rata-rata persentase 55,55. 4 Pengelolaan perpustakaan sekolah dalam hal penyelesaian, berada pada kategori baik, yang ditunjukan dengan rata-rata persentase 80,90. 5 Pengelolaan perpustakaan sekolah dalam hal penyajian koleksi, berada pada kategori cukup, yang ditunjukan dengan rata-rata persentase 54,15. 6 Kendala yang yang ada dalam pengelolaan perpustakaan di Sekolah Dasar se-Kecamatan Nanggulan adalah: Kurangnya tenaga perpustakaan, masih banyak tenaga perpustakaan yang belum memahami tentang pengelolaan perpustakaan, serta 60 adanya keterbatasan fasilitas dari pihak sekolah. 7 Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi kendala tersebut diatas, antara lain: Sekolah berupaya untuk mencari tenaga perpustakaan, bagi tenaga perpustakaan mengikuti pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah, Sekolah mencari sumber dana lain di Dinas Pendidikan, pemerintah desa, dan perorangan dalam bentuk fasilitas Penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Hardyanti Patimah juga memberikan kontribusi pada kajian pustaka tentang pengelolaan perpustakaan. F. Kerangka Pikir Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, Indonesia menerapkan sistem penjaminan mutu pendidikan. Salah satu cara dalam mewujudkan hal tersebut yaitu dengan cara menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Dengan adanya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, seluruh aktivitas yang terdapat di sebuah lembaga pendidikan akan terstruktur dengan baik. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan melalui perpustakaan. Perpustakaan dengan pengelolaannya yang baik maka akan memaksimalkan kegunaan perpustakaan sebagai wadah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal tersebut dikarenakan perpustakaan merupakan sumber ilmu bagi para siswa di sekolah. Pengelolaan perpustakaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengelolaan tersebut harus dilaksanakan dengan baik supaya perpustakaan dapat benar-benar berfungsi secara maksimal. 61 Apabila pengelolaan perpustakaan terlaksana dengan baik, maka tujuan dari perpustakaan itu sendiri akan terwujud dengan baik pula. Sehingga dari adanya pengelolaan yang baik, maka akan menciptakan perpustakaan sekolah yang berkualitas. Dengan adanya perpustakaan sekolah yang berkualitas, akan mengantarkan sekolah menjadi lembaga pendidikan yang unggul. Secara runtut proses kerangka pikir peneliti digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir

G. Pertanyaan Penelitian