3 Prosedur pelaksanaan tes Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan sumatif.
Penilaian formatif dilakukan pada setiap pengajaran berlangsung, yakni pada akhir pengajaran. Hasilnya dicatat untuk bahan penilaian dan untuk
menentukan derajat keberhasilan peserta didik seperti untuk kenaikan tingkat. Penilaian sumatif biasanya dilakukan pada akhir suatu program
atau pertengahan program. Hasilnya digunakan untuk mengetahui program mana yang belum dikuasai oleh peserta didik.
13
4. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian pembelajaran kooperatif
Cooperative Learning menurut Johnson Johnson dikutip oleh Tonih Feronika adalah cara belajar yang menggunakan kelompok kecil
sehingga siswa bekerja dan belajar satu sama lain untuk mencapai tujuan kelompok di dalam belajar kooperatif siswa berdiskusi dan saling
membantu serta mengajak satu sama lain untuk memahami isi materi.
14
Menurut Davidson dan Warsham yang dikutip oleh Isjoni mengemukakan bahwa Cooperative Learning adalah kegiatan belajar
mengajar secara kelompok-kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik
pengamalan individu maupun pengalaman kelompok. Sehingga dapat tercipta pembelajaran yang bersifat student center dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling menghargai satu sama lain.
15
Dalam upaya peningkatan hasil belajar peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif mengingat model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok- kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda, sehingga
13
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, Cet. Ke-II. h. 179.
14
Tonih Feronika, Strategi Pembelajaran Kimia, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 56.
15
Isjoni, Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta, 2007, h. 29.
siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran model
kooperatif dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan-temuan dalam bentuk
tulisan. Para siswa secara individu lebih percaya diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah biologi.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran bersama-sama dalam suatu kelompok dengan jumlah anggota antara tiga
sampai lima orang siswa. Para anggota bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru.
Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional.
16
Kelompok belajar kooperatif Kelompok belajar konvensional
Adanya saling ketergantungan positif, saling
membantu, dan
saling memberikan motivasi sehingga ada
motivasi promotif Guru sering membiarkan adanya siswa
yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur
penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang
hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering
diborong oleh salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota
kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan
“pemborong”.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis
Kelompok belajar biasanya homogen
16
Trianto, Model-model Pembelajaran Invovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. Ke-I, h.
43.
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman pemimpin bagi para anggota kelompok.
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memilih pimpinannya dengan caranya masing-masing
Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti
kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang
lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan
Keterampilan sosial
sering tidak
secara langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan
pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi
masalah antar anggota kelompok. Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok
sedang berlangsung.
Guru memperhatikan secara proses kelompok
yang terjadi
dalam kelompok-kelompok belajar .
Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar . Penekanan
tidak hanya
pada penyelesaian
tugas tetapi
juga hubungan interpersonal hubungan
antar pribadi yang saling menghargai Penekanan
sering hanya
pada penyelesaian tugas
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif