Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation GI

Tabel 2.4 Penghitungan Skor Perkembangan pada Evaluasi Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD NO Skor Tes Nilai Perkembangan 1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 2. 10 hingga 1 poin di bawah skor awal 10 3. Skor awal sehingga 10 poin di atasnya 20 4. Lebih dari 20 point di atas skor awal 30 Fase 7 : penghargaan kelompok, berdasarkan skor perhitungan yang diperoleh anggota, dirata-rata, hasilnya disesuaikan dengan predikat tim. Tabel 2. 5 Perolehan skor dan penghargaan tim teknik STAD 29 No Perolehan skor Predikat 1 15 - 19 Good team 2 20 - 24 Great team 3 25 - 30 Super team Fase 8 : evaluasi yang dilakukan guru.

6. Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation GI

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan. Model ini pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. 30 Dalam model pembelajaran teknik GI diketahui kemampuan berpikir siswa tinggi, hal ini sesuai dengan pendapat Slavin yang menyatakan bahwa proses pembelajaran kooperatif teknik GI terjadi peningkatan kemampuan 29 Yatim, Riyanto, 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. h. 27. 30 Trianto, Op. Cit., h. 78. untuk melakukan analisis dan sintesis terhadap segala informasi sehingga penguasaan akan materi lebih baik. Kelebihan model kooperatif teknik GI dalam meningkatkan hasil belajar diutarakan oleh Lord, kooperatif GI dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Hal ini didukung oleh pendapat Lord yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar akademik siswa. 31 Dalam hal ini menurut Muslimin Ibrahim et. al., ada enam tahapan yang menuntut keterlibatan anggota tim, yaitu sebagai berikut: 32 a. Pemilihan topik Sub topik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya diterapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis. b. Perencanaan kooperatif Setelah sub topik ditetapkan, kegiatan kelompok berikutnya adalah melakukan perencanaan tugas belajar. dalam hal ini bisa saja tugas- tugas pembelajaran dibagi-bagi untuk setiap anggota, sesuai dengan topik yang ditetapkan. c. Implementasi Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan. 31 Raharjo, The Effects of Group Investigation and Problem Based Learning Model to The Student Thinking Ability of Junior High School in Sidoarjo: Proceeding The Second International Seminar on Science Education Current Issues on Research and Teaching in Science Education, Surabaya State University, 2008. h. 473. 32 Muslimin Ibrahim, et. al., Op. Cit., h. 129. d. Analisis dan Sintesis Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas. e. Presentasi Hasil Final Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. f. Evaluasi Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Sedangkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation GI menurut Slavin adalah: 33 a. Mengidentifikasi topik dan mengatur ke dalam kelompok- kelompok penelitian.Tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan. Guru mempresentasikan serangkaian permasalahan dan para siswa mengidentifikasikan dan memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari. b. Merencanakan investigasi di dalam kelompok. Pada tahap ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik yang akan mereka investigasi. Sebuah kelompok harus memformulasikan sebuah masalah yang dapat diteliti, memutuskan bagaimana melaksanakannya dan menentukan sumber-sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi tersebut. 33 Robert E. Slavin, Op. Cit., h. 220-226. c. Melaksanakan investigasi. Dalam tahap ini setiap kelompok melaksanakan rencana yang telah diformulasikan sebelumnya. Biasanya ini adalah tahap yang paling banyak memakan waktu. Selama tahap ini para siswa mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan-kesimpulan, dan mengaplikasikan pengetahuan baru yang menjadi bagian mereka yang untuk menciptakan sebuah resolusi atau masalah yang diteliti kelompok. d. Menyiapkan laporan akhir. Pada tahap ini siswa mengintegrasikan semua bagian menjadi satu keseluruhan, dan merencanakan sebuah presentasi yang bersifat instruktif sekaligus menarik. e. Mempresentasikan laporan akhir. Pada tahap ini masing-masing kelompok mempersiapkan diri untuk mempresentasikan laporan akhir kepada kelas. Mereka harus mampu mengatasi bukan hanya tuntutan dari tugas tersebut tetapi juga harus mampu mengatasi masalah-masalah organisasional yang berkaitan dengan koordinasi seluruh pekerjaan dan perencanaan, serta membawakan presentasi. f. Evaluasi pencapaian. Pada tahap ini, guru harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi siswa mengenai subyek yang dipelajari, bagaimana mengaplikasikan pengetahuan terhadap solusi dari masalah-masalah baru, bagaimana menggunakan kesimpulan dari apa yang dipelajari dalam mendiskusikan pertanyaan yang membutuhkan analisis dan penilaian, dan bagaimana sampai pada kesimpulan serangkaian data. Tabel 2.6 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD dan Teknik GI 34 Pendekatan Unsur Teknik STAD Teknik GI Tujuan Kognitif Pengetahuan akademis faktual Pengetahuan konseptual Akademis dan Keterampilan Menyelidiki Tujuan Sosial Kerja kelompok dan kerja sama Kerjasama dalam kelompok kompleks Struktur Tim Kelompok belajar heretogen 4-5 orang anggota Beranggota 5-6 orang, mungkin homogen berdasarkan kesamaan minat Pemilihan Topik Biasanya guru Guru dan siswa Tugas Utama Siswa menggunakan worksheet dan saling membantu dalam menguasai materi belajar siswa menyelesaikan penyelidikan yang kompleks Asesmen Tes mingguan Menyelesaikan proyek dan membuat laporan, dapat menggunakan tes essay Rekognisi Newsletter dan publikasi lain Presentasi lisan dan tertulis 34 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka dan FKIP UNS, 2010. Cet. Ke-II. h. 63-64.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Putu Arnyana dengan judul Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Model belajar berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan model pengajaran langsung 2 Strategi Kooperatif GI dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan strategi kooperatif STAD 3 Interaksi model belajar berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif teknik Group Investigation GI memberikan pengaruh paling baik dalam meningkatkan hasil belajar, diikuti berturut-turut oleh interaksi model belajar berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif teknik Student Team Achievement Divisions STAD, dan interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif GI. 35 Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syahrul dengan judul penelitian Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa antara yang Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dengan Pendekatan STAD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa dengan pendekatan GI lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia siswa dengan pendekatan STAD. 36 Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Santyasa, Nyoman Subratha, I N P Suwindra dengan judul Keefektifan Model Rekonstruksi Kognitif dan Teknik-teknik Kooperatif GI, MURDER, dan STAD dalam pembelajaran Fisika di SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok MRK dan kelompok MPL. MRK terevaluasi lebih efektif dibandingkan dengan MPL dalam pencapaian hasil 35 Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006. h. 710. 36 Muhammad Syahrul, “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa antara yang Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan Metode STAD”, Jakarta: Skripsi: Prodi Pendidikan Kimia Jurusan PIPA FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2007, h. 42.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) MELALUI METODE EKSPERIMEN

0 7 52

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT Perbandingan Pembelajaran Group Investigation (GI) Dan Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kela

0 2 16

Antara Siswa yang Diajarkan Melalui Kooperatif Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Group Investigation (GI) Di SMP Negeri 6 Lilirilau

0 1 178