Daya Beda Taraf Kesukaran Uji Normalitas

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes biologi menggunakan Ana-test, diperoleh informasi bahwa untuk n=40 reliabilitas dari 25 soal yang telah diuji cobakan tergolong memiliki reliabilitas tinggi 0,75.

3. Daya Beda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai berikut: 8 D = − = − Keterangan: J : jumlah peserta tes J A : banyaknya peserta kelompok atas J B : banyaknya peserta kelompok bawah B A : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B : banyaknya peserta kelmpok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar P b = : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar Klasifikasi harga daya pembeda DP D : 0,00-0,20 = jelek poor D : 0,20-0,40 = cukup satisfactory D : 0,40-0,70 = baik good D : 0,70-1,00 = baik sekali excellent Berdasarkan hasil perhitungan daya beda instrumen tes biologi menggunakan Ana-test, diperoleh informasi bahwa untuk n = 40 daya beda 8 Suharsimi Arikunto, Ibid., h. 211-218. dari 25 soal yang telah diuji cobakan tergolong memiliki daya beda baik sekali 72,73.

4. Taraf Kesukaran

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal itu apakah sukar, sedang, atau mudah maka soal-soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih dahulu. Rumus dari uji ini yaitu: 9 = Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal yang benar N = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut : P = 0,00 - 0,25 = soal sukar P = 0,26 - 0,75 = soal sedang P = 0,76 - 1,00 = soal mudah

I. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan 2 analisis data yaitu analisis data awal untuk memadankan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian analisis tahap akhir untuk menguji hipotesis dengan rumus uji t, Penjelasan untuk uji normalitas dan uji homogenitas serta uji hipotesis dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan langkah sebagai berikut: a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar. b. Hitung nilai Z i dari masing-masing data dengan rumus: 9 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Op. Cit., h. 103-104. Zi = Xi -X Keterangan: Zi : Skor baku Xi : Skor data X : Nilai rata-rata S : Simpangan baku c. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi dengan mengacu pada tabel berdistribusi normal baku dan disebut dengan Fi Zi dengan aturan: Jika Zi 0 maka F Zi = 0,5 + nilai tabel Jika Zi 0 maka F Zi = 1 – 0,5 + nilai tabel d. Hitung proporsi Z 1 ,Z 2 ,…,Z n yang kecil atau sama dengan Zi jika proporsinya dinyatakan oleh SZi, maka: SZi = , …, e. Hitung selisih F Zi- SZi, kemudian tentukan harga mutlaknya. f. Tentukan statistik liliefors dengan cara memilih nilai maksimum dari nilai-nilai point 5 yang dinotasiakan dengan L. 1 g. Tentukan kriteria pengujian: Jika L ≤ L tabel maka H diterima, yang berarti data sampel dari populasi berdistribusi normal. Jika L ≤ L tabel maka H ditolak, yang berarti data sampel dari populasi tidak normal.

2. Uji Kesamaan Dua Varians Uji Homogenitas

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) MELALUI METODE EKSPERIMEN

0 7 52

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT Perbandingan Pembelajaran Group Investigation (GI) Dan Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kela

0 2 16

Antara Siswa yang Diajarkan Melalui Kooperatif Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Group Investigation (GI) Di SMP Negeri 6 Lilirilau

0 1 178