respon diantaranya respon terhadap stimulus, motivasi dan proses penalaran.
5
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:
6
a. Faktor internal dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
c. Faktor approach to learning pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Untuk memperjelas uraian mengenai faktor-faktor mempengaruhi belajar
tersebut di atas, berikut ini penyusun sajikan sebuah tabel.
Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
7
Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya Internal Siswa
Eksternal Siswa Pendekatan
1. Aspek Fisiologis: Tonus Jasmani
Mata dan
telinga
2. Aspek Psikologis intelegensi
sikap minat
1. Lingkungan Sosial: keluarga
guru dan staf masyarakat
staf
2. Lingkungan Nonsosial: rumah
sekolah peralatan
1. Pendekatan Tinggi: speculative
achieving
2. Pendekatan Menengah:
analytical deep
5
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Press, 2008, h 21.
6
Muhibbin Syah, Op. Cit., h.130.
7
Muhibbin Syah, Op.Cit., h. 141.
bakat motivasi
alam 3. Pendekatan Rendah:
reproductive surface
3. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala
saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, maupun yang menyangkut nilai sikap.
8
Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai.
Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. Perubahan dalam menunjukkan kinerja perilaku
berarti belajar menentukan semua keterampilan, pengetahuan dan sikap yang juga didapat oleh setiap siswa dari proses belajarnya.
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga
aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yaitu penilaian terhadap:
9
a. Hasil belajar penguasaan materi akademik Kognitif Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau
prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual, seperti mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi. Sebagian besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam domain kognitif. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir,
mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni:Pengetahuaningatan
8
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran, Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UN-Padang, 2001, h. 82.
9
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h.13-24.
knowledge, Pemahaman comprehension, Penerapan aplication, Analisis analysis, Sintesis synthesis, dan Evaluasi evaluation.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk. Dikategorikan lebih rinci ke dalam enam jenjang kemampuan, yaitu:
1 Hafalan C1 Jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya. 2 Pemahaman C2
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram,
atau grafik. 3 Penerapan C3
Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau
situasi konkrit. 4 Analisis C4
Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur
informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.
5 Sintesis C5 Yang
termasuk jenjang
sintesis ialah
kemampuan untuk
mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan
merencanakan eksperimen,
menyusun cara
baru untuk
mengklasifikasikan obyek-obyek, peristiwa dan informasi lainnya. 6 Evaluasi C6
Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjan,
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.
b. Hasil belajar yang bersifat proses normatif Afektif Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai yang
ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan
kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap
pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif dirinci oleh Kratwohl dkk., menjadi lima jenjang,
yakni: Perhatian, Tanggapan, Penilaian, Pengorganisasian, dan Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai. Untuk menilai hasil belajar dapat
digunakan instrumen evaluasi yang bersifat non tes, misalnya kuesioner dan observasi.
c. Hasil belajar aplikatif Psikomotor Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkatian dengan keterampilan
skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua
ranah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ranah ini diklasifikasikan ke dalam tujuh kategori yakni: Persepsi perception, Kesiapan set, Gerakan
terbimbing guided response, Gerakan terbiasa mechanism, Gerakan kompleks complex overt response, Penyesuaian pola gerakan adaptation,
Kreatifitaskeaslian Creativityorigination. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan
menjadi sopan, dan sebagainya.
10
10
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 155.
Menurut Sudjana perbedaan hasil belajar di kalangan para siswa disebabkan oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga
ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat, dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
11
Sedangkan menurut Oemar Hamalik hasil belajar dikalangan siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor kematangan akibat dari
kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap, dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan.
12
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai
dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 1 Sasaran penilaian
Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah aspek. Aspek-aspek tersebut sebaiknya dapat diungkapkan melalui penilaian tersebut. Dengan
demikian dapat diketahui tingkah laku mana yang sudah dikuasainya oleh peserta didik dan mana yang belum sebagai bahan bagi perbaikan dan
penyempurnaan program pengajaran selanjutnya. 2 Alat penilaian
Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang objektif.
Penilaian hasil belajar sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan peserta didik
yang sebenarnya.
11
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002, Cet. Ke-VI. h. 39.
12
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 183.
3 Prosedur pelaksanaan tes Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan sumatif.
Penilaian formatif dilakukan pada setiap pengajaran berlangsung, yakni pada akhir pengajaran. Hasilnya dicatat untuk bahan penilaian dan untuk
menentukan derajat keberhasilan peserta didik seperti untuk kenaikan tingkat. Penilaian sumatif biasanya dilakukan pada akhir suatu program
atau pertengahan program. Hasilnya digunakan untuk mengetahui program mana yang belum dikuasai oleh peserta didik.
13
4. Pembelajaran Kooperatif