5. Layanan Perpustakaan Sekolah
Jenis layanan perpustakaan ada beberapa macam, Menurut Darmono dalam bukunya berjudul
Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja j
enis layanan perpustakaan adalah sebagai berikut :
a. Layanan Sirkulasi
Layanan Sirkulasi atau layanan peminjaman bahan pustaka adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman
bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam layanan ini biasanya menggunakan layanan peminjaman tergantung kebijakan
perpustakaan. b.
Layanan Referensi Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh
perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi
informasi singkat. Koleksi ini tidak boleh dipinjam dan dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya dibaca ditempat.
c. Layanan Ruang Baca
Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat yang berisikan meja baca untuk
melakaukan kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ruang baca diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang
tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di wilayah perpustakaan.
22
Dari paparan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan perpustakaan dibutuhkan dalam pegembangan perpustakaan
sekolah. Perpustakaan yang baik harus menempatkan pada tugasnya masing masing dengan menggunakan fasilitasnya guna tercapai tujuan
perpustakaan yaitu melayani pemustaka dengan baik.
B. Literasi Informasi
1. Definisi Literasi Informasi
Literasi informasi atau melek informasi menurut Paul Zurkowski adalah orang-orang yang terbiasa dan terlatih dalam mengaplikasikan
sember-sumber informasi terhadap tugas mereka. Mereka belajar dari teknik keterampilan literasi informasi untuk memanfaatkan informasi
yang diambil dari sumber data dalam memecahkan masalah mereka dalam menyelesaikan tugas.
The Southern Association of Colleges and Schools mendefinisikan bahawa literasi informasi atau information literacy sebagai
kemampuan menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi untuk menjadi pelajar yang mandiri.
23
Menurut American Library Association ALA pada Tahun 1989 mendefinisikan literasi informasi ialah:
22
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007, h. 171-172.
23
Ida Farida, dkk.,Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 23-31.
“information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate,
evaluate, and use effectively the needed information.”
24
Yaitu proses dimana kemampuan literasi yang membutuhkan individu untuk mengenali kapan informasi dibutuhkan dan memiliki
kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan efektif dalam menggunakan informasi yang dibutuhkan.
American Association of School Librarians AASL pada Tahun 1998 menyatakan bahwa literasi informasi adalah melek Informasi
dalam kemampuan untuk menemukan dan menggunakan informasi adalah kata kunci dari belajar sepanjang hayat. Membuat dasar untuk
belajar sepanjang hayat adalah jantung dari program media perpustakaan sekolah.
25
Menurut IFLA International Federation of Library Associations and Institutions menyatakan bahwa literasi informasi yaitu
kemampuan untuk
memecahkan masalah,
menyeleksi, mengorganisasikan, mengevaluasi informasi dengan baik dan serta
bisa bekerja baik pribadi maupun kelompok.
26
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan literasi informasi adalah kegiatan melek informasi dalam memiliki
kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, mengembangkan dan
24
American Library Association ALA, “InformationLiteracy” diakses pada 16 Agustus
2015 dari http:www.ala.orgadvocacyliteracy-clearinghouse
25
Ann Marlow Riedling, Information literacy: What does it look like in the school library media center? United State of America: Libraries Unlimited, 2004, h. 2.
26
IFLAUNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah diakses pada 20 Juli 2015 dari http:www.ifla.orgVIIs11pubsschool-guidelines.htm
menggunakan informasi yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan tugas.
2. Model Literasi Informasi
Model literasi informasi pertama kali dimunculkan oleh Paul Zurkowski pada tahun 1974, President of The International Industry
Association, selanjutnya banyak bermunculan model-model literasi informasi yang bisa dipergunakan untuk perkembangan pendidikan
diantaranya The Big6 Einsenberg and Berkowitz 1990, Empowering 8 2006, Pathways to Knowledge Model Marjorie Pappas and Ann
Tepe 1997, INFOhio DIALOGUE Model INFOhio model DIALOGUE, 1998
27
a. The Big6
The Big6
adalah model
literasi informasi
yang dikembangkan oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E.
Berkowitz pada tahun 1987. Literasi Informasi terdiri atas enam keterampilan dan dua belas indikator. Model information literacy
The Big6 membuat lebih mudah untuk melihat hubungan antara proses resesrch dan menggunakan sumber-sumber informasi
internet secara efektif. Pendekatan ini berfokus pada proses pemecahan masalah informasi.
28
Ini adalah pendekatan sistematis untuk mengatur masalah informasi dan untuk mengorganisir
informasi dari berbagai sumber.
27
Ida Farida, dkk., Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005,h. 23-36.
28
James Carey, “Michael Einsbreng and Robert Berkowitz’s Big6 information problem
solving- model” Librraries Unlimited, Vol 19, No 5 Januari 2003, h. 1-2. Diakses pada tanggal 2
Januari 2015 dari http:e-resources.perpusnas.go.idlibrary.php?id=00001