Menyediakan Bahan Pustaka dan Layanan Perpustakaan

Bila ingin menjalankan project penelitian haruskah membicarakan antar individu dari lembaga sekolah independent apa saja elemen penting yang terlibat dalam karya ilmiah dan membicarakan bagaimana kedepannya agar tidak ada hambatan. Pernyataan dalam wawancara dari informan S sebagai berikut: Kalau kita di NF ada SOP-nya masing-masing, semua kegiatan di sekolah kepala sekolah pasti tahu dan kalau guru pembimbing pasti tahu sehingga perpustakaan menyimpan koleksi referensi dan hasil karya ilmiah yang lumayan. Di yayasan itu kaya ada semacam lomba karya ilmiah perunit SD, SMP dan SMA itu lima judul diujikan oleh orang luar kaya dosen-dosen UI, UNJ dan lain sebagainya dan hasilnya yang terbaik di simpen di Perpustakaan. Karena sebenarnya kerjasama kepala sekolah, guru dan pustakawan tetap terjadi. Sebenarnya memang guru pembimbingpun ada surat pembimbingnya untuk sebatas prosedur. Tapi sebelumnya ada rapat, ketika membuat judul langsung dibawah PJ pengembangan riset. PJ pengembangan riset langsung rapat dengan kami, guru dan saya bidang kurikulum berkoordinasi duduk bersama membicarakan karya ilmiah. Biasanya kita rapat koordinasi pada hari jumat pada pukul setengah dua sampai setengah tiga karena kita ada tema di pekan ketiga untuk menyelesaikan nilai anak dan membicarakan hal tentang karya ilmiah. Dan kita memberikan modul yang disampaikan oleh guru bidang study agar tidak banyak mata pelajaran. Jadwal masuk di perpustakaan ada biasanya ada faktor tugas maupun penyelipan bidang study tang ke perpustakaan. Cuma kita tidak ada jadwal yang secara khusus tergantung gurunya. Kan kita ada dua belas kelas paralel berarti ada dua belas mata pelajaran setiap hari. Jadi kita perinsipnya perpustakaan itu standbay jadi fungsinya ketika guru datang atau siswa datang pasti ada. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa informan mengetahui adanya project penelitian karya ilmiah tetapi pada pengerjaannya kolaborasi antara semua bagian baik guru, kepala sekolah dan jajarannya maupun pustakawan tidak berjalan secara benar. Sekolah menjalankan rapat untuk membahas anak pada tugas karya ilmiah dari penentuan tema hingga presentasi melalui kerja sama dibawah penanggung jawab riset sekolah maka sudah bagus awalnya. Hanya saja dalam kegiatan karya ilmiah, Sekolah tidak membuat jadwal berkunjung dan bertanya ke Perpustakaan walaupun disela kosong istirahat, kecuali yang datang siswa yang mengharuskan guru yang datang ke Perpustakaan.

C. Pembahasan

1. Kemampuan Literasi Informasi Siswa Kelas XI SMAIT Nurul

Fikri Depok dalam Mengerjakan Tugas Karya Ilmiah a. Menentukan Tema Penelitian Tugas Karya Ilmiah Tahap awal pada stategi literasi informasi adalah memperjelas dan memahami persyaratan permasalahan atau suatu tugas. Yaitu dengan menetapkan terlebih dahulu tema penelitian terhadap suatu project. seseorang perlu mengetahui lebih dulu dengan pasti permasalahan apa yang harus dipecahkan 52 Dalam memulai awal tahap karya ilmiah semua siswa kelas XI SMAIT Nurul Fikri dapat memilih tema penelitian dengan sistem diacak yang diberikan oleh guru bidang study bahasa Indonesia sesuai dengan jurusan kelas masing-masing yaitu IPA dan IPS. Tetapi masih saja sedikit siswa yaitu RA dan AF yang tidak cocok dengan pilihannya dan akhirnya mengganti tema penelitian dari persetujuan guru pembimbing. Sebenarnya siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tidak kesulitan dan dapat membuat rumusan masalah 52 Blasius Sudarsono, Literasi Informasi information literacy: pengantar untuk perpustakaan sekolah Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007, h. 22.