Literasi Informasi di Perpustakaan Sekolah

D. Kolaborasi Perpustakaan Dengan Sekolah

Menurut Callison Kolaborasi didefinisikan sebagai sistem hubungan yang didasarkan pada tujuan bersama, visi bersama, kepercayaan dan rasa hormat dimana masing-masing pasangan memiliki peran di Sekolah. Para mitra berbagi kepemimpinan, risiko, pengendalian dan sumber daya. Biasanya, hubungan kerja antara mereka berlangsung untuk jangka waktu yang relatif lama. 37 Dalam penerapannya guru atau pustakawan sekolah perlu membuat perencanaan yang matang berkaitan dengan sarana yang berkaitan, penyediaan sumber informasi maupun prosedur penelitiannya. Untuk menjalankan program literasi informasi masing-masing tenaga didik di Sekolah harus berperan aktif. Musyawarah perlu dilakukan dengan melakukan pertemuan-pertemuan maupun formal maupun informal dengan individu-individu terkait. Materi dan metode setiap kegiatan literasi informasi harus dibicarakan secara mendetail. Program literasi informasi di sekolah bisa jadi mengintervensi penerapan program kurikulum, metode belajar dan pengadaan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Maka dari itu perencanaan pustakawan harus ada dukungan dari guru maupun kepala sekolah. Pustakawan sekolah harus bekerjasama dengan guru-guru dan kepala 37 Ruth Ash-Argyle, “Librarian’s Leadership Efficacy, Traning, and School Involvement: Collaboration between Teachers and School Librarians in Israel”, School Libraries Worldwide, Vol 18, No 1, Januari, 2012, h. 3-6. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015 dari http:e- resources.perpusnas.go.idlibrary.php?id=00001 sekolah untuk melakukan program literasi informasi. Hal ini dilakukan dengan keterampilan dasar keperpustakaan. 38 Kepala sekolah mempengaruhi frekuensi penggunaan perpustakaan karena dia memiliki kekuatan untuk mendorong kerja sama antara guru dan pustakawan. Di sekolah kepala sekolah mendorong para guru lebih cenderung berkolaborasi dengan pustakawan. Pengaruh kepala sekolah tercermin dalam penganggaran, dalam kepegawaian, dan keputusan organisasi yang mempengaruhi jadwal kelas dan jam kerja pustakawan. 39 Kepala sekolah dan pemimpin Sekolah dan memberikan kerangka kerja dan kurikulum dan hendaknya mendorong pemanfaatan perpustakaan pada sekolah. Kepala sekolah juga harusnya memastikan adanya kerjasama antara guru dan pustakawan serta melibatkan pustakwan secara langsung dengan program kurikulum maupun program-program Sekolah. 40

E. Definisi Karya Ilmiah

Menurut Brotowidjoya Karya Imiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Sedangkan menurut Menurut Eko Susilo M Karya Ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai 38 Nuryudi, “Mendukung Pendidikan Berbasis Kompetensi Dengan Program Literasi Informasi Dasar dan Information Literacy di Sekolah”, Al-Maktabah, Vol 8, No 2, Oktober, 2006, h. 22. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015 dari http:journal.uinjkt.ac.idindex.phpal- maktabaharticleview16261366 39 Ruth Ash-Argyle, “Librarian’s Leadership Efficacy, Traning, and School Involvement: Collaboration between Teachers and School Librarians in Israel”, School Libraries Worldwide, Vol 18, No 1, Januari, 2012, h. 3-6. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015 dari http:e- resources.perpusnas.go.idlibrary.php?id=00001 40 IFLAUNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah diakses pada 20 Juli 2015 dari http:www.ifla.orgVIIs11pubsschool-guidelines.htm dengan sifat keilmuannya dan didasarkan pada observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau keilmiahannya. 41 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah karangan atau tulisan seseorang yang berisi beberapa tahapan penelitian sesuai fakta yang diambil dari lapangan.

F. Penelitian Relavan

Pada penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang berjudul ”Penerapan Literasi Informasi di Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi”, yang di tulis oleh Nuruls Sofa mahasiswa Program Studi Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2010. Dari kesimpulan penelitian tersebut di simpulkan penelitian membahas tentang penerapan literasi informasi melalui penulisan project penelitian yang dilakukan siswa kelas 6 di Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi dan Guru hanya memberikan fasilitator dalam mengembangkan informasi anak. Perbedaan penelitian dengan penulis yaitu bila penulis memfokus pada kemampuan literasi informasi siswa dan diterapkan pada pembelajaran sekolah yaitu dengan membuat karya ilmiah, sedangkan pada skripsi Nuruls Sofa berfokus pada penerapan project penelitian. Selanjutnya penelitian ini mengacu kepada penelitian sebelumnya yang berjudul ”Literasi Informasi di Kalangan Siswa Sekolah Rumah : 41 Aris Kurniawan, “7 Pengertian, Tujuan Dan Manfaat Karya Ilmiah Menurut Para Ahli” artikel diakses pada 17 Agustus 2015dari http:www.gurupendidikan.com6-pengertian- tujuan-dan-manfaat-karya-ilmiah-menurut-para-ahli Studi Kasus Pada Sandi Kerlip” yang ditulis oleh Michelia Puspaseruni Ramadiati mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2009. Dari kesimuplan penelitian tersebut yaitu keberhasilan siswa SAnDi KerLiP yang telah dicapai dalam proses literasi informasi menggunakan Cara Asyik Cari Tahu CACT untuk membantu seseorang untuk belajar sepajang hayat yang merupakan tujuan literasi informasi. Perbedaan penelitian dengan penulis yaitu bila penulis memfokus pada kemampuan literasi informasi siswa dan diterapkan pada pembelajaran sekolah dengan mengerjakan karya ilmiah, sedangkan pada skipsi Michelia Puspaseruni Ramadiati berfokus pada penerapan, mengidentifikasi dan mengidentifikasi literasi informasi di Sekolah Rumah SAnDi KerLiP. Selanjutnya penelitian ini mengacu kepada penelitian sebelumnya yang berjudul “Penerapan Literasi Informasi di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Selatan” yang ditulis oleh Sigit Arga Saputra mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012. Dari kesimpulan penelitian tersebut menjelaskan bahwa penerapan literasi informasi di SMAN 70 Jakarta Selatan berpengaruh terhadap siswa dalam pencarian sumber yang beraneka ragam dengan metode penelusuran yang paling cepat. Perbedaan penelitian dengan penulis yaitu bila penulis memfokus pada kemampuan literasi informasi siswa dan diterapkan pada pembelajaran sekolah dengan mengerjakan karya ilmiah, sedangkan pada skipsi Sigit Arga Saputra berfokus pada penerapan literasi dalam menambahkan keinginan siswa dalam belajar.