Kerjasama Sekolah dengan Perpustakaan

dengan baik, cepat dan efisien. Cuma hanya pada sebagian kelompok dia kesulitan pada saat pembuatan rumusan masalah berfikir alatnya tidak tersedia dan harus jelas klimaksnya akhirnya mengganti judul dengan persetujuan pembimbing. Tetapi sebagian juga menguasai membuat rumusan masalah dari sesuatu yang memang lagi trend atau booming. Bila dilihat dari teori dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pada tahap menentukan tema penelitian dan pembuatan rumusan masalah sudah sesuai dengan teori model literasi informasi. Hampir semua siswa menyelesaikan tahap ini, tetapi masih ada sebagian siswa yang masih sedikit kesulitan dalam menentukan karya ilmiah. Penyelesaiannya lebih teliti terlebih dahulu dan difirkan bila memulai hal.

b. Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi Potensial

Setelah mengetahui dengan pasti rumusan masalah yang ingin dibuat penelitian karya ilmiah, kemudian langkah selanjutnya adalah mencari tahu informasi apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah sedalam dalamnya. 53 Selanjutya mencari terlebih dahulu informasi pengetahuan awal tentang tema penelitian. Siswa mencari terlebih dahulu pengantar keilmuan melalui internet, buku penunjang yang diberikan guru pembimbing dan hal yang sedang booming saat ini. Dengan menggali lebih dalam informasi awal kedepannya dalam 53 Ibid, h. 22. menyelesaikan tidak binggung dan kesulihan, intinya mengerti diawal lebih baik dan jelas. Bila dikaitkan dengan teori siswa SMAIT Nurul Fikri Depok sudah bisa mencari pengantar awal dalam memecahkan masalah sebelum mendapatkan dan mencari informasi yang akurat. Terkadang masih sedikit kesulitan tetapi dalam tahai ini sudah sesuai.

c. Kemampuan Mengidentifikasi Berbagai Macam Sumber

Informasi Potensial Langkah kedua, setelah mengetahui masalah dan informasi yang diperlukan, memilih terlebih dahulu ingin menggunakan sumber apa untuk penyusunan penelitian. 54 Dalam pencarian bahwa siswa sudah bisa mengetahui mana yang baik untuk dijadikan sumber. Siswa memakai sumber dari internet, buku di perpustakaan, observasi dan eksperimen penelitian, youtube, berita online dan acara televisi. Dan ada sedikit siswa ke perpustakaan hanya melihat KI tahun lalu untuk dijadikan pedoman penyusunan. Bila dikaitkan dengan teori dengan hasil wawancara belum sesuai. Karena ada siswa SMAIT Nurul Fikri Depok sudah bisa memilih sumber yang terbaik pada penyusunan karya ilmiah dan ada juga yang tidak memilih. Tetapi sumber yang ingin dicari oleh siswa terlalu ingin cepat saja. Internet bukan segalanya tetapi cari informasi yang benar tepat. 54 Ibid, h. 22.

d. Mengembangkan dan Menerapkan Stategi yang Baik untuk

Pencarian Sumber Informasi Tahap selanjutnya adalah mengatur stategi pencarian terhadap informasi tersebut. Menggunakan pencarian bagaimana bila mendapatkan hasil yang sesuai. 55 Dapat disimpulkan bahwa pernyataan informan bahwa sebagian siswa mengerti tentang literasi dapat dilihat dari pencarian keyword. Contohnya pada Informan G menyebutkan bahwa dalam mencari apa yang diinginkan harus menggunakan tanda koma , atau tanda kutip “” pengetahuan tentang literasi G dapatkan melalui presentasi tentang literasi yang disampaikan oleh mahasiswa UI jurusan Ilmu Perpustakaan saat ke SMAIT Nurul Fikri Depok tandanya G menyimak apa yang disampaikan mahasiswa UI. Dan ada sebagian siswa yang menggunakan pencarian menggunakan sistem pencarian tersendiri menggunakan perkata walaupun hasilnya tidak terlalu efisien dan pada bagian ini siswa kesulitan dalam mendapatkan studi pustakanya. Bila dilihat dengan teori pada tahap ini masih belum sesuai dengan metode karena masih banyak siswa yang belum mengetahui walaupun hanya dua kelompok yang mengetahui tentang pencarian spesifik. Mereka hanya mengetahui saja cara pencarian spesifik di internet tetapi tidak diaplikasikan dalam pengerjaan tugas-tugas mereka dikarya ilmiah maupun tugas lain di sekolah. 55 Ibid, h. 22.