36
bahwa skor kemampuan berpikir kritis matematis setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization TAI lebih
bervariasi dan menyebar pada rata-rata kelas. Sedangkan simpangan baku skor posttest kelas kontrol lebih kecil daripada skor pretest, ini menunjukan bahwa
skor kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebelum diterapkan pembelajaran konvensional lebih menyebar terhadap rata-rata kelas.
1. Kemampuan Awal Berpikir Kritis Matematis
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa skor maksimum kelas kontrol yaitu 14 lebih tinggi satu angka daripada kelas eksperimen yaitu 13. Hal
tersebut berarti siswa yang memiliki skor tertinggi terdapat pada kelas kontrol. Skor minimum pada kelas kontrol maupun eksperimen sama yaitu sebesar 1.
Selisih rata-rata kedua kelas tersebut adalah 0,24. Jika dilihat dari simpangan baku, simpangan baku kelas kontrol lebih
besar daripada kelas eksperimen, ini menunjukan bahwa skor kemampuan berpikir kritis matematis pada kelas kontrol lebih bervariasi dan menyebar
terhadap rata-rata kelas, sedangkan skor kelas eksperimen lebih mengelompok. Secara visual perbandingan penyebaran data hasil pretest di kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Nilai
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
2 4
6 8
10 12
14 16
5 10
15 20
KELAS EKSPERIMEN
KELAS KONTROL
F re
kue nsi N
37
Sebelum menguji perbedaan rata-rata kedua kelompok tersebut dengan menggunakana analisis Independent Samples T Test, diperlukan uji normalitas dan
homogenitas terlebih dahulu.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pre.Kontrol Pre.Eksperimen Chi-Square
16.356
a
14.261
b
Df 10
10 Asymp. Sig. .090
.161 Hasil uji normalitas dengan analisis Chi-
Square pada taraf signifikasi α = 0,05 menunjukan data skor hasil pretest kemampuan berpikir kritis matematis
siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, hal ini didapat dengan membandingkan nilai signi
fikansi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi pretest kemampuan berpikir kritis matematis siswa
pada kedua kelas tersebut kontrol = 0,09 dan eksperimen 0,16 lebih besar dari pada α = 0,05
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas
Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Levenes Test for Equality of Variances
F Sig.
Pretest Equal variances
assumed .619
.433
Hasil uji homogenitas menggunakan uji Levene pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukan data skor pretest kemampuan berpikir kritis matematis
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen, hal ini didapat dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan α yang telah ditetapkan. Nilai
signifikansi yang tertera pada hasil pengujian homogenitas tersebut signifikansi = 0,433 lebih besar daripada harga α = 0,05.
Pengujian normalitas dan homogenitas telah menunjukan bahwa hasil pretest kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kedua kelompok
berdistribusi normal dan varian kedua kelompok juga sama atau homogen, oleh
38
karena itu pengujian perbedaan dua rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Independent Samples t Test. Hasil pengolahan data tersebut
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata
Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil uji perbedaan rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol untuk kemampuan berpikir kritis menunjukan untuk menerima H
, artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal berpikir kritis matematis siswa
pada kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini didapat berdasarkan nilai sig. 2-tailed = 0,697
yang lebih besar dari nilai α = 0,05.
2. Kemampuan Akhir Berpikir Kritis Matematis
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa skor maksimum kedua kelas adalah sama yaitu 17. Skor minimum pada kelas kontrol yaitu sebesar 6
sedangkan skor terendah kelas eksperimen lebih besar 1 angka yaitu 7 hal tersebut berarti siswa yang memiliki skor terendah terdapat pada kelas kontrol. Skor rata-
rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Selisih rata-rata kedua kelas tersebut adalah 1,86.
Jika dilihat dari simpangan baku, simpangan baku kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen, ini menunjukan bahwa skor kemampuan
berpikir kritis matematis pada kelas kontrol lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata kelas, sedangkan skor kelas eksperimen lebih mengelompok.
Secara visual perbandingan penyebaran data hasil posttest di kelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
t-test for Equality of Means t
Df Sig. 2-tailed
-.390 89
.697