b. Ujian Penempatan Ujian penempatan adalah ujian yang dilakukan untuk membentuk
kelompok belajar siswa yang heterogen. c. Materi Kurikulum
Siswa mempelajari materi pelajaran yang akan didiskusikan. Materi tersebut terdapat halaman panduan untuk menuntun siswa mengerjakan sendiri.
Beberapa halaman untuk latihan kemampuan serta halaman untuk jawaban latihan.
d. Metode Belajar Kelompok Tiap-tiap siswa pertama-tama mengerjakan masalah yang ada pada
lembar latihan keterampilan mereka secara individu dan kemudian meminta teman sekelompoknya untuk mengecek jawabannya. Para siswa yang menghadapi
masalah pada tahap ini didorong untuk meminta bantuan dari teman satu kelompoknya sebelum meminta bantuan dari guru. Setelah itu siswa mengerjakan
latihan kemampuan dengan tingkat yang lebih sukar. e. Skor Kelompok dan Penghargaan Kelompok
Pada akhir tiap minggu, guru menghitung skor kelompok. Skor ini didasarkan pada rata-rata satuan yang berhasil diselesaikan oleh tiap-tiap anggota
kelompok. Kemudian dibuat kriteria prestasi “kelompok super”, “kelompok hebat”, dan “kelompok bagus”.
f. Kelompok Pengajaran Setiap hari guru memberikan pengajaran untuk mengenalkan konsep-
konsep utama kepada para siswa. Proses pengajaran ini dirancang untuk membantu para siswa memahami hubungan antara soal-soal matematika yang
mereka kerjakan dengan kehidupan sehari-hari. g. Test Fakta
Dua kali dalam setiap minggunya, siswa diberikan ujian tertentu selama tiga menit.
Berdasarkan unsur-unsur TAI tersebut penulis merumuskan langkah- langkah pembelajaran TAI dalam penelitian ini
a. Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa berdasarkan ujian penempatan.
b. Guru menyampaikan ilustrasi awal kepada siswa, indikator apa saja yang harus dicapai oleh siswa
c. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari dan menyelesaikan bahan ajar yang sudah dipersiapkan oleh guru secara individual.
d. Hasil penyelesaian siswa secara individual tersebut dibawa siswa kedalam kelompok.
e. Dalam kelompok, siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan cara saling memeriksa, mengkoreksi, dan memberikan masukan. Guru mengamati dan
memberikan bantuan seperlunya f. Guru dan siswa membahas penyelesaian tugas individu
g. Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas kelompok dengan cara berdiskusi.
h. Lembar jawaban kelompok dikoreksi oleh tim kelompok lain dan dibahas bersama guru
i. Guru memberikan kuis yang dikerjakan secara individu. j. Hasil kuis akan dimasukan kedalam Lembar Rekapitulasi Kelompok siswa.
Kemudian dibuat kriteria prestasi “kelompok super”, “kelompok hebat”, dan “kelompok bagus” .
3. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah strategi pembelajaran yang biasa diterapkan guru di sekolah. Strategi pembelajaran konvensional yang biasa
diterapkan guru disekolah adalah strategi ekspositori. Strategi ekspositori adalah strategi yang menekankan proses penyampaian materi secara verbal kepada
sekelompok siswa dengan tujuan siswa dapat menguasai materi secara optimal.
20
Strategi ekspositori lebih menekankan penyampaian secara lisan sering
20
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013 h.216
diidentikan dengan ceramah. Beberapa langkah-langkah penerapan strategi ekspositori yaitu sebagai berikut:
21
a. Persiapan preparation Langkah persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran. b. Penyajian presentation
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Pada tahap ini guru harus
memperhatikan penggunaan bahasa, intonasi suara, menjaga kontak mata dengan siswa dan menggunakan joke-joke yang menyegarkan suasana.
c. Korelasi correlation Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi dengan
pengalaman siswa atau dengan pengetahuan yang dimilikinya. Langkah ini dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran.
d. Menyimpulkan generalization Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti materi. Melalui
langkah kesimpulan siswa dapat mengambil inti sari dari proses penyajian e. Mengaplikasikan application
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah menyimak penjelasan guru. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini adalah
membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan dan memberikan tes yang sesuai dengan materi yang telah disajikan.
B. Kerangka Berpikir
Berpikir kritis matematis adalah suatu proses berpikir yang melibatkan analisis informasi, evaluasi informasi dan membuat kesimpulan untuk
menyelesaikan masalah matematis. Siswa dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika memenuhi indikator berikut, elementary clarification yaitu
mengidentifikasi permasalahan, strategy and tactics yaitu kemampuan membuat langkah penyelesaian masalah, advance clarification yaitu mengklarifikasi suatu
21
Ibid. h.219
pernyataan, dan inference yaitu kemampuan membuat kesimpulan secara generalisasi. Indikator-indikator tersebut diharapkan dapat terpenuhi dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualizatian TAI. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualizatian
TAI adalah tipe pembelajaran yang mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Ciri khas pada tipe Team
Assisted Individualizatian TAI ini adalah setiap siswa secara individual mengerjakan soal yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual
dibawa ke kelompok-kelompok untuk saling memeriksa dan mengoreksi. Pada tahap individual siswa dilatih untuk mengidentifikasi dan membuat langkah
penyelesaian dari soal yang diberikan. Pada tahap berdiskusi dengan teman sekelompok siswa dilatih untuk mengidentifikasi suatu pernyataan, membuat
langkah penyelesaian, dan membuat kesimpulan. Pada tahap mengkoreksi jawaban teman, siswa dituntut mampu menganalisis jawaban temannya untuk
menarik kesimpulan mana yang benar dan mampu mengklarifikasi jawaban yang salah. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization TAI secara teoretik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Dapat dibuat bagan seperti berikut:
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Rendah Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization TAI
2. Tahap Diskusi Kelompok 1. Tahap Individu
Mengidentifikasi permasalahan
Membuat langkah penyelesaian
Berdiskusi menyelesaikan bahan ajar
Membuat kesimpulan secara generalisasi
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Mempelajari dan menyelesaiakan bahan ajar
Mengklarifikasi suatu pernyataan
saling memeriksa, mengoreksi dan
memberi masukan.
C. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Ika Sartika Universitas Negeri Medan UNIMED dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
22
Penelitian yang dilakukan oleh Bakhrodin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization TAI dengan Pendekatan
Contextual Teaching And Learning CTL terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII MTs Mu’allimin Muhammadiyah
Yogyakar ta Tahun Ajaran 20112012”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan pendekatan CTL lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
23
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, maka hipotesis dalam penelitian ini diantaranya:
1. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization TAI sama
dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diterapkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization TAI lebih
22
Ika Sartika, “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa”,
Vol 4,
No.1, 2011,
http:junal.unimed.ac.id2012index.phpparadikmaarticleview749
23
Bakhrodin, “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization TAI dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning CTL terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII MTs Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Ajaran 20112012
”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta 2013, h.78, tidak dipublikasikan.