Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

f. Menganalisis data, g. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan, h. Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah, i. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, j. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil, k. Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas; dan l. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. 10 Sedangkan Ennis mengelompokkan berpikir kritis dalam 5 kelompok keterampilan berpikir, yaitu : 11 a. Memberi penjelasan sederhana b. Membangun keterampilan dasar c. Menyimpulkan d. Memberikan penjelasan lanjut e. Mengatur strategi dan taktik Adapun penjelasannya lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis Keterampilan berpikir kritis Sub keterampilan berpikir kritis Penjelasan 1. Elementary clarification memberikan penjelasan sederhana 1. Memfokuskan pertanyaan a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan b. Mengidentifikasi kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin 10 Alec Fisher, op.cit., h.7 11 Dina Mayadiana Suwarma, op.cit., h.13 Keterampilan berpikir kritis Sub keterampilan berpikir kritis Penjelasan 2. Menganalisis argumen a. Mengidentifikasi alasan sebab yang dinyatakan secara eksplisit b. Mengidentifikasi sebab yang dinyatakan secara implisit c. Mengidentifikasi ketidak relevanan dan kerelevanan d. Mencari persamaan dan perbedaan 3. bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang a. mengapa b. apa intinya, apa artinya c. apa contohnya, apa yang bukkan contohnya d. bagaimana menerapkannya dalam kasus tersebut 2. Basic Support membangun keterampilan dasar 1. Mempertimbangkan kredibilitas kriteria sumber a. Kesepakatan antar sumber b. Menggunakan prosedur yang ada c. Kemampuan memberi alasan 2. Menggunakan dan mempertimbangkan hasil observasi a. Dilaporkan oleh pengamat sendiri b. Mencatat hal-hal yang diinginkan c. Penguatan colaboration dan kemungkinan penguatan 3. Inference menyimpulkan 1. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi a. Kelompok yang logis b. Kondisi yang logis c. Interpretasi pertanyaan 2. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi a. Membuat generalisasi b. Membuat kesimpulan dan hipotesis 3. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan a. Latar belakang fakta dan Konsekuensi b. Penerapan prinsip c. Menyeimbangkan dan memutuskan 4. Advanced clerivication membuat penjelasan lebih lanjut 1. Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan definisi a. Bentuk sinonim, klasifikasi, rentang, ekspresi yang sama, oprasional, contoh dan non- contoh b. Tindakan, mengidentifikasi persamaan 2. Mengidentifikasi asumsi Asumsi yang diperlukan, rekonstruksi, argumen 5. Strategies and tactics strategi dan taktik Memutuskan suatu tindakan a. Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi b. Memutuskan alternatif yang mungkin c. Mereview Berdasarkan pendapat para ahli dapat dirumuskan definisi operasional berpikir kritis matematis yaitu suatu proses berpikir yang melibatkan analisis informasi, evaluasi informasi dan membuat kesimpulan untuk menyelesaikan masalah matematis. Adapun indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis No Keterampilan Berpikir Kritis Penjelasan 1. Elementary clarification memberikan penjelasan sederhana  Mengidentifikasi permasalahan 2. Strategies and tactics membuat strategi dan taktik  Membuat langkah penyelesaian masalah 3. Advanced clarification membuat penjelasan lebih lanjut  Mengklarifikasi suatu pernyataan 4. Inference menyimpulkan  Membuat kesimpulan secara generalisasi

2. Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization TAI

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Teori kontruktivisme yang mendukung dalam pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme sosial Vygotsky, Vygotsky menekankan bahwa siswa mengkontruksi pengetahuan melalui interaksi dengan orang lain. 12 Keterlibatan orang lain membuka kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Pembelajaran kooperatif menurut Slavin adalah pembelajaran yang menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok yang didalamnya terdapat pertukaran ide dan pemeriksaan ide itu sendiri. 13 Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk berdiskusi dalam kelompok secara aktif dan positif serta tetap menghargai ide-ide yang 12 Agus Suprijono, Cooperative learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009, h.55 13 Rusman, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013, h.201 dikemukakan oleh teman satu kelompoknya. Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif guru lebih berperan sebagai fasilitator. Guru hanya memfasilitasi siswa dan bukan menjadi satu-satunya sumber belajar siswa. Dalam pembelajaran ini akan tercipta interaksi yang lebih luas, seperti guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Rusman mengutip bahwa Nurulhayati mengemukakan lima unsur dasar model pembelajaran kooperatif, yaitu : a. ketergantungan yang positif, b. pertanggungjawaban individual, c. kemampuan bersosialisasi, d. tatap muka, e. evaluasi proses kelompok. 14 Ketergantungan yang positif adalah kerja sama yang terbentuk dalam kelompok. Siswa mengetahui bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan anggotanya. Maksud dari pertanggungjawaban individual adalah setiap kelompok harus memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mampu memahami konsep dengan baik dan jika diberikan permasalahan dapat menyelesaikan tanpa bantuan dari kelompoknya. Kemampuan bersosialisasi adalah kemampuan berkerjasama dalam kelompok. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka untuk berdiskusi, kegiatan interaksi ini akan memberikan dampak positif untuk menguntungkan semua anggota. Guru memberikan waktu untuk mengevaluasi hasil kerja sama mereka agar nantinya mampu berkerja sama lebih baik lagi. Pembelajaran kooperatif banyak menjadi perhatian serta dianjurkan olehpara ahli. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin yang dikutip oleh Rusman dinyatakan bahwa : a. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menamkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain; 14 ibid h. 204 b. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. 15 Tritanto dalam bukunya juga menyatakan para ahli menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. 16 Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif efektif dan berdampak positif dalam proses pembelajaran. Ada beberapa variasi dan jenis model pembelajaran kooperatif, namun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah. Salah satunya adalah Team Assisted Individualization TAI. Tipe ini dikembangkan oleh Slavin, Leavy dan Madden khusus untuk pembelajaran matematika. 17 TAI merupakan pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. 18 Setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan, diperiksa oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban. Dengan perpaduan pembelajaran tersebut siswa didorong untuk berpikir baik secara individu maupun dalam kelompok. Unsur-unsur utama dari TAI adalah sebagai berikut 19 : a. Kelompok Siswa dimasukan ke dalam kelompok yang berisi empat sampai lima siswa. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang pintar, sedang dan kurang pintar dibentuk heterogen. 15 Ibid h.205-206 16 Trianto, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF BERORIENTASI KONTRUKTIVISTIK Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007 h.44 17 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif , Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012 h.198-199 18 Widiyantini, “Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif”, Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika, 2006, h.8 19 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media,2005 h. 195-200 b. Ujian Penempatan Ujian penempatan adalah ujian yang dilakukan untuk membentuk kelompok belajar siswa yang heterogen. c. Materi Kurikulum Siswa mempelajari materi pelajaran yang akan didiskusikan. Materi tersebut terdapat halaman panduan untuk menuntun siswa mengerjakan sendiri. Beberapa halaman untuk latihan kemampuan serta halaman untuk jawaban latihan. d. Metode Belajar Kelompok Tiap-tiap siswa pertama-tama mengerjakan masalah yang ada pada lembar latihan keterampilan mereka secara individu dan kemudian meminta teman sekelompoknya untuk mengecek jawabannya. Para siswa yang menghadapi masalah pada tahap ini didorong untuk meminta bantuan dari teman satu kelompoknya sebelum meminta bantuan dari guru. Setelah itu siswa mengerjakan latihan kemampuan dengan tingkat yang lebih sukar. e. Skor Kelompok dan Penghargaan Kelompok Pada akhir tiap minggu, guru menghitung skor kelompok. Skor ini didasarkan pada rata-rata satuan yang berhasil diselesaikan oleh tiap-tiap anggota kelompok. Kemudian dibuat kriteria prestasi “kelompok super”, “kelompok hebat”, dan “kelompok bagus”. f. Kelompok Pengajaran Setiap hari guru memberikan pengajaran untuk mengenalkan konsep- konsep utama kepada para siswa. Proses pengajaran ini dirancang untuk membantu para siswa memahami hubungan antara soal-soal matematika yang mereka kerjakan dengan kehidupan sehari-hari. g. Test Fakta Dua kali dalam setiap minggunya, siswa diberikan ujian tertentu selama tiga menit.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP.

0 5 57

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN PENDEKATANOPENENDED.

17 35 70

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 1 17