Advanced clarification mengklarifikasi suatu pernyataan
53
Rata-rata denyut nadi orang sehat 72 denyutan per menit. Risma memeriksa denyut nadi sendiri selama 1 menit 30 detik, ia memperoleh hasil denyutan
sebanyak 108 kali. Berdasarkan hasil tersebut apa yang dapat anda simpulkan mengenai kondisi Risma?
Jawaban:
a
b Gambar 4.6
Jawaban Nomor 6 a Siswa Kelas Kontrol, b Siswa Kelas Eksperimen
54
Gambar 4.6 merupakan jawaban siswa kelas eksperimen maupun kontrol yang mendapatkan nilai maksimum pada indikator ini. Pada jawaban
kedua siswa tersebut sudah mampu membuat kesimpulan dengan menggunakan aturan perbandingan senilai. Tidak banyak perbedaan pada jawaban siswa kedua
kelas tersebut, hanya saja siswa kelas eksperimen membuat tabel informasi dari permasalah
tersebut sedangkan
kelas kontrol
langsung membuat
perbandingannya. Secara keseluruhan skor yang paling banyak didapat pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada indikator ini sama yaitu 2. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang membuat kesimpulan dengan benar namun memberikan alasan
kurang lengkap. Rata-rata gain pada indikator ini pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan pada saat
proses diskusi di kelas eksperimen pembuatan kesimpulan didominasi oleh satu orang sehingga menyebabkan siswa yang lain menjadi pasif. Pada proses saling
memeriksa, siswa membuat kesimpulan hanya terbatas pada memberi kesimpulan mengenai jawaban teman benar atau salah sehingga yang lebih ditingkatkan
adalah kemampuan analisisnya. Pada tahap individu siswa tidak dituntut untuk membuat kesimpulan, sehingga siswa kurang mampu meningkatkan kemampuan
membuat kesimpulannya. Akan tetapi, persentase rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam indikator membuat kesimpulan secara generalisasi
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu sebesar 56,52, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 51,11.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization terhadapa cara menjawab siswa
terutama pada tahap diskusi, siswa dapat berdiskusi dengan teman sekelompok saling memeriksa, mengoreksi dan memberi masukan. Pada tahap ini siswa
dituntut untuk mampu menganalisis jawaban temannya untuk menarik kesimpulan mana yang benar dan yang salah serta mampu mengklarifikasi jawaban yang
salah, sehingga siswa mampu menerapkan kemampuan-kemampuan tersebut dalam menyelesaikan posttest yang diberikan.
55
Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa pada kelas kontrol. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization pada materi Perbandingan yang diterapkan
pada proses pembelajaran dalam penelitian di salah satu SMP Negeri Tangerang Selatan memberikan dampak positif pada kemampuan berpikir kritis matematis
siswa, karena terlihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu nilai rata- rata skor 12,37 untuk kelas eksperimen dan 10,51 untuk kelas kontrol. Kemudian
dari hasil pengujian hipotesis juga diperoleh bahwa H ditolak dan H
1
diterima yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah
diajarkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization lebih tinggi daripada yang diajarkan melalui pembelajran konvensional, hal ini
senada pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Sartika Universitas Negeri Medan UNIMED dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”.
1
penelitian tersebut menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan
pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
juga lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini sejalan dengan Tritanto dalam bukunya juga menyatakan
para ahli menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
2
Dengan demikian terbukti bahwa pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga hasil akhir siswa pada kelas
1
Ika Sartika, “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa”,
Vol 4,
No.1, 2011,
http:junal.unimed.ac.id2012index.phpparadikmaarticleview749
2
Trianto, MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF
BERORIENTASI KONTRUKTIVISTIK Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007 h.44