Berdasarkan hasil perhitungan uji coba reliabilitas instrumen tes yang dihitung menggunakan perhitungan manual dengan bantuan excel diperoleh hasil
reliabilitas tes sebesar 0,83 dengan kategori sangat tinggi.
3. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran adalah salah satu ciri dari tes yang perlu diperhatikan,
karena tingkat kesukaran tes menunjukkan beberapa sukar atau mudahnya butir- butir tes atau tes secara keseluruhan yang telah dilakukan.
15
Soal yang mudah adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
16
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, dan
soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
Indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus:
17
Keterangan: P
= indeks kesukaran B = banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar
JS = Jumlah skor maksimum suatu item x Jumlah seluruh siswa peserta tes Adapun klasifikasi interpretasi untuk taraf ke\sukaran tiap butir soal yang
digunakan adalah sebagai berikut:
15
Lilik nofianti, dkk. Eveluasi Pembelajaran, Jakarta :Lapis PGMI, 2008, h. 8
16
Opcit, suharsimi, h. 207
17
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 208.
0,21 – 0,40
Rendah 0,00
– 0,20 Sangat rendah
Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
18
Nilai P Kategori
0,00 Sangat Sukar
0,01 – 0,39
Sukar 0,40
– 0,80 Sedangbaik
0,81-0,99 Mudah
1,00 Sangat mudah
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh hasil indeks tingkat kesukaran melalui perhitungan manual dibantu dengan excel, tidak
terdapat soal dengan kriteria sukar hanya terdapat soal dengan kriteria sedang dan mudah. Soal yang termasuk dengan kriteria sedang sebanyak 12 soal dan dan soal
dengan kriteria mudah sebanyak 8 soal.
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang mampu kelompok atas dengan siswa yang kurang mampu kelompok bawah.
19
Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus:
20
Keterangan: D
: Daya pembeda B
A
: Jumlah kelompok atas yang menjawab soal itu benar B
B
: Jumlah kelompok bawah yang menjawab soal itu benar J
A
: Jumlah peserta kelompok atas
18
Lilik nofianti, dkk. Eveluasi Pembelajaran, Jakarta :Lapis PGMI, 2008, h. 9
19
Lilik Nofianti, dkk. Eveluasi Pembelajaran, Jakarta :Lapis PGMI, 2008, h. 10
20
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 213.
J
B
: Jumlah peserta kelompok bawah P
A
: = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
P
B
: = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh hasil indeks daya pembeda melalui perhitungan manual dibantu dengan microsoft excel, yang
termasuk kriteria jelek sebanyak 2 soal, kriteria cukup baik yaitu 7 soal, dan kriteria baik sebanyak 11 soal.
I. Teknik Analisis Data
Terdapat dua macam teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu teknik analisis data instrumen tes. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan
dianalisis kenormalan dan kehomogenannya terlebih dahulu sebagai prasyarat sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Teknik analisis data instrumen tes ini
meliputi uji prasyarat hipotesis dan pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat hipotesis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji normalitas sampel. Untuk uji normalitas
digunakan Uji Lilliefors dengan taraf signifikan α = 0,05. Hipotesis statistik :
H : Data berdistribusi normal
H
1
: Data tidak berdistribusi normal Langkah-langkahnya sebagai berikut
21
: a. Pengamatan x
1
, x
2
,…….,x
n
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
,……..,z
n
dengan menggunakan rumus z
1
= dan s masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku sampel
21
Nana Sudjana, Metodologi Statistika Bandung: Tarsito, 2001, h. 466.
b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F
Zi
= P z ≤ z
i
. c. Selanjutnya dihitung proporsi z
1
, z
2
,….,z
n
yang lebih kecil atau sama dengan z
i
, jika proporsi ini dinyatakan oleh Sz
i
, maka : Sz
i
=
d. Hitung selisih |Fz
i
– Sz
i
| , kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini L
0.
Kriteria pengujian : tolak H , jika L
L
tabel
b Uji Homogenitas Uji Homogenitas adalah pengujian sampel yang dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya kesamaan varians kelompok-kelompok yang membentuk sampel. Dalam penelitian ini, perhitungan homogenitas
menggunakan Uji Fisher, yaitu membandingkan dua varians dengan taraf signifikansi
= 0,05. Apabila hasil perhitungan uji F Fisher F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
, maka data tersebut homogen.
22
[ ]
Keterangan : V
1
= varians besar V
2
= varians kecil S
1
= deviasi standar data varians besar S
2
= deviasi standar data varians kecil Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:
22
Ibid., hal. 119 – 120
a Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen.
b Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis Setelah uji prasyarat analisis data statisik dilakukan dan data dinyatakan
berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis. Uji-t pada data pretest digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen, sedangkan Uji-t atau uji hipotesis pada data postest digunakan untuk megetahui ada tidaknya pengaruh media kontekstual
terhadap hasil belajar siswa. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan taraf signifikansi
= 0,05 yang dilakukan dengan menggunakan uji-t. Apabila hasil yang diperoleh dari t
hitung
lebih besar dari t
tabel
maka signifikan. Rumus yang digunakan yaitu uji-t t-test sebagai berikut :
t =
̅ ̅ √
,
dimana :
S =
√
–
, dengan :
Keterangan:
̅
= rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberi pengajaran menggunakan media kontekstual kelas eksperimen.
̅
= rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberi pengajaran tanpa menggunakan media kelas kontrol.
= jumlah siswa yang diberiskan pengajaran menggunakan pendekatan media kontekstual.
= jumlah siswa yang diberikan pengajaran tanpa menggunakan media.
= varians siswa yang diberikan pengajaran menggunakan media kontekstual. = varians siswa yang diberikan pengajaran menggunakan media.
S = simpangan baku gabungan.
Ratio t yang diperoleh dari hasil perhitungan, selanjutnya dikonfirmasikan dengan nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 = 0,05 dengan derajat kebebasan
n
1
+ n
2
– 2. Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika t
hitung
t
tabel
Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
3. Hipotesis Statistik Hipotesisi statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang
telah dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H
: µA = µB H
a
: µA µB Keterangan :
H = Tidak ada perbedaan rata-rata skor hasil belajar IPA siswa antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol H
1
= Terdapat perbedaan rata-rata skor hasil belajar IPA siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
µ
1
= Rata-rata skor hasil belajar siswa setelah diajar dengan media kontekstual
µ
2
= rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajar dengan tanpa media
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Penelitian ini dilakukan d i MI Jam’iyatul Khoir di kelas III. Penulis
menggunakan dua kelas untuk dijadikan sebagai kelas penelitian. Kelas III-A sebagai kelas kontrol dan kelas B sebagai kelas eksperimen. Sampel yang
digunakan sebanyak 60 siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol terdiri dari 30 siswa dan kelas eksperimen terdiri dari 30 siswa.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode CTL Contextual
Teaching and Learning. Data diambil dengan menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda yang
diberikan setelah dua kelas tersebut mempelajari materi pelajaran yang sama. Sebelum soal-soal tersebut digunakan, soal-soal tersebut diuji cobakan
di kelas yang lebih tinggi yaitu di kelas 4. Tujuannya untuk memenuhi persyaratan tes yaitu uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya
pembeda soal. Dari hasil uji coba menunjukkan bahwa soal-soal tersebut mempunyai tingkat reliabilitas yang sangat tinggi yaitu K-20 = 0,83 yang
berarti instrumen tes hasil belajar tersebut dapat dijadikan tolak ukur hasil belajar.
Proses penelitian ini dilakukan selama lima kali pertemuan, baik kelas ekperimen maupun kelas kontrol. Materi yang diajarkan pada penelitian ini
adalah materi tenntang Gerak Benda dan Energi. Proses pembelajaran kedua kelompok tersebut mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen
melakukan proses pemebelajaran dengan menggunakan metode CTL Contextual Teaching and Learning dengan bantuan media, sedangkan kelas
kontrol melakukan proses pemebelajaran dengan menggunakan metode ceramah.
Hasil dari penelitian ini diambil dari data pretest dan posttes dari kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum proses
pembelajaran, kedua kelas masing-masing diberikan pretest. Pretes ini bertujuan mengukur pengetahuan awal siswa tentang konsep gerak benda dan
energi. Setelah masing-masing kelas melakukan proses belajar dengan perlakuan yang berbeda selanjutnya dilakukan posttest yang bertujuan untuk
mengukur sejauh mana kemampuan dan hasil belajar siswa. Berdasarkan nilai pretest kelas kesperimen dan kelas kontrol diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskripsi Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Nilai minimum
40 30
Nilai maksimum 80
80 Range
40 50
Rata-rata 68,2
68,7 Standar deviasi
10,33 11,62
Berdasarkan rekapitulasi perbandingan hasil pretest siswa, nilai minimum pada kelas eksperimen 40, nilai maksimum 80, rentang 40 nilai
rata-rata 68,2 dan standar deviasinya 10,33 dengan jumlah sampel n 30 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol, nilai minimum 30, nilai maksimum 80,
rentang 50, nilai rata-rata 68,7 dan standar deviasinya 11,62 dengan jumlah sampel n 30 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan nilai pretest
kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan kelas yang akan diajarkan tentanng materi
gerak benda dan energi dengan menggunakan metode CTL Contextual Teaching and Learningyaitu untuk kelas eksperimen sama dengan kelas
yang akan diajarakan tentang materi gerak benda dan energi dengan menggunakan metode ceramah.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Sesuai Indikator
Pencapaian Hasil belajar
INDIKATOR Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1. Menjelaskan macam-macam
gerak benda
64,8 56,6
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda
67,6 63,3
3. Memberikan contoh
faktor- faktor
yang mempengaruhi
gerak benda
36,7 30
4. Mengamati gerak benda yang dipengaruhi oleh bentuk
73,3 73,3
5. Mengamati gerak benda yang yang dipengaruhi oleh ukuran
43,4 41,7
6. Mengidentifikasi tentang
pengaruh energi panas dalam kehidupan sehari-hari melalui
pengamatan
64,2 56, 7
7. Mengidentifikasi tentang
pengaruh energi gerak dalam kehidupan sehari-hari melalui
pengamatan
60 56,7
8. Mengidentifikasi tentang
pengaruh getaran
dalam kehidupan sehari-hari melalui
pengamatan
68,4 65
9. Menyebutkan macam-macam
sumber energy 10. Menjelaskan
macam-macam kegunaan sumber energy
80 61, 7
Nilai rata-rata
55,8 48,3
Pada tabel 4.2 dapat diketahui nilai rata-rata tertinggi kelompok eksperimen adalah ada indikator ke 10 yaitu menjelaskan macam-macam
sumber energi sebesar 80 dan nilai rata-rata tertiggi kelompok kontrol adalah pada indikator ke 4 yaitu mengamati gerak benda yang dipengaruhi
oleh bentuk sebesar 73,3. Nilai rata-rata indikator pencapaian hasil belajar terendah kelompok eksperimen dan kontrol sama-sama ada pada indikator ke
9 yaitu menyebutkan macam-macam sumber energi sebesar 0. Pada indikator tersebut hanya terdapat satu soal dimana siswa dituntut untuk dapat
memberikan jawaban yang paling benar diantara jawaban yang lain, karena ada 2 jawaban yang benar namun siswa dituntut untuk menjawab 2 jawaban
tersebut yang tercantum pada point C. Ini menyebabkan siswa kesulitan dalam memberi jawaban pada point soal tersebut. Rata-rata keseluruhan
kelompok eksperimen adalah 55,8 dan kelompok kontrol adalah 48,3.
2. Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Setelah masing-masing kelas melakukan proses belajar dengan perlakuan yang berbeda selanjutnya dilakukan posttest yang bertujuan untuk
mengukur sejauh mana kemampuan dan hasil belajar siswa. Berdasarkan nilai pretest kelas kesperimen dan kelas kontrol
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.3 Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskripsi Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Nilai minimum
60 45
Nilai maksimum 95
90 Rentang
35 45
Rata-rata 80,5
73,4 Standar deviasi
8,53 11,69
Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode CTL Contextual Teaching and Learning, maka hasil
belajar siswa diambil dengan cara memberikan postest pada kelas eksperimen dengan skor maksimum 95 dan skor minimum 65, rentang 35, nilai rata-rata
80,5 dan standar deviasinya 8,53. Sedangakan pada kelas kontrol nilai maksimumnya 90 dan nilai minimum 45, rentang 45, nilai rata-rata 73,4 dan
tandar deviasinya 11,69.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Sesuai Indikator
Pencapaian Hasil belajar
INDIKATOR Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1. Menjelaskan macam-macam
gerak benda
81,7 78,4
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda
80 64,5
3. Memberikan contoh
faktor- faktor
yang mempengaruhi
gerak benda
58,4 33,3
4. Mengamati gerak benda yang dipengaruhi oleh bentuk
90 73,3
5. Mengamati gerak benda yang yang dipengaruhi oleh ukuran
83,4 66,7
6. Mengidentifikasi tentang
pengaruh energi panas dalam kehidupan sehari-hari melalui
pengamatan
80 61,7
7. Mengidentifikasi tentang
pengaruh energi gerak dalam kehidupan sehari-hari melalui
pengamatan
80 63,3
8. Mengidentifikasi tentang
pengaruh getaran
dalam kehidupan sehari-hari melalui
pengamatan
76,7 66,7
9. Menyebutkan macam-macam
sumber energy
16,6 3,3
10. Menjelaskan macam-macam
kegunaan sumber energy
96,7 83,3
Nilai rata-rata
74,3 59,4
Pada tabel 4.4 dapat diketahui nilai rata-rata tertinggi kelompok eksperimen dan kontrol sama-sama ada pada indikator ke 10 yaitu
menjelaskan macam-macam sumber energi, pada kelompok eksperimen sebesar 96,7 dan kelompok kontrol sebesat 83,3. Nilai rata-rata indikator
pencapaian hasil belajar terendah kelompok eksperimen dan kontrol juga sama-sama ada pada indikator ke 9 yaitu menyebutkan macam-macam
sumber energi, pada kelompok eksperimen sebesar 16,6 dan kelompok kontrol sebesar 3,3. Pada indikator tersebut hanya terdapat satu soal dan