berarti H diterima. Dengan demikian dua kelompok siswa yakni kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada posttest adalah homogen.
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Setelah data postets hasil belajar IPA
baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianggap berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka dilakukan uji hipotesis.
Uji-t pada data postest bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengeruh dari metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar atau tidak.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t
hitung
untuk nilai posttest sebesar 9,34. Pada taraf signifikan
= 0,05 dan dk = 58, diperoleh nilai t
tabel
= 2,00. Maka dapat dikatakan bahwa data postest atau tes akhir menunjukkan adanya pengaruh pada metode yang digunakan dalam penelitian ini.
Berbeda dengan hasil uji hipotesis pada pretest, pada uji hipotesis posttest tampak bahwa pada nilai kedua kelompok setelah diberi perlakuan
berbeda menghasilkan t
hitung
t
tabel
yaitu 9,34 2,00, sehingga hipotesis H ditolak dan H
1
diterima. Hal tersebut menunjukkan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil belajar IPA kelas
kontrol. Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada konsep energi dan penggunaannya antara siswa yang
mendapat pembelajaran dengan media kontekstual. Perbedaan hasil belajar IPA tersebut bukan terjadi secara kebetulan, akan tetapi karena perbedaan
metode pembelajaran yang digunakan terbukti memberikan pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap hasil belajar IPA.
B. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis dari nilai posttest dengan menggunakan uji-t, diperoleh t
hitung
lebih besar dari t
tabel
, yaitu 9,34 2,00, sehingga hipotesis nol H
ditolak dan hippotesis alternatif H
a
diterima. Perolehan nilai t
hitung
yang lebih besar daripada nilai t
tabel
mengindikasikan
adanya perbedaan yang cukup signifikan antara kedua kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode CTL Contextual Teaching and
Learning berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 80,5 lebih tinggi daripada
rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol 73,4. Berdasarkan hasil analisis terhadap perolehan persentase postest tiap
indikator pencapaian hasil belajar, didapatkan bahwa untuk persentase rata- rata pada kelompok eksperimen adalah 74,3 dan kelompok kontrol adalah
59,4. Persentase tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol yang artinya hasil belajar
siswa pada kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol setelah diterapkan media kontekstual.
Hasil dari analisis yang dilakukan secara parsial menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari variabel metode CTL Contextual
Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi Gerak Benda dan Energi
di Madrasah Ibtidaiyah Jam’iyatul Khoir Ciputat. Proses belajar siswa dengan menggunakan metode CTL Contextual Teaching and
Learning lebih bebas dan aktif dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan metode ceramah.
Dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode CTL Contextual Teaching and Learning tersebut, siswa mampu belajar dengan
lebih konkrit dan nyata sesuai pengamatannya terhadap lingkungannya. Sehingga siswa belajar dengan pengalaman dan dunianya yang baru
Temuan penelitian sejalan dengan temuan penelitian yang telah dilakukan oleh Made Arsana1, A.A.I.N. Marhaeni2, I Wayan Suastra
1
dan Khoironi
2
yang menyatakan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
1
Made Arsana1, A.A.I.N. Marhaeni2,
1
I Wayan Suastra dan Khoironi Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Lingkungan Sekitar Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA.
2
Khoironi di MIN ciputat yang berjudul “Penerapan Pendekatan CTL Contextual Teching
And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Lingkungan”.