a. Pada saat pembelajaran matematika siswa kurang bersemangat dan
kurang termotivasi untuk belajar, hal ini ditunjukan dengan kurangnya antusias siswa dalam menerima pelajaran. di sisi lain terdapat pula siswa
yang cuek dan bercanda pada saat mengikuti pembelajaran matematika b.
Respon siswa dalam proses pembelajaran biasa-biasa saja, tidak ada yang mengemukakan pendapat, bahkan terlihat siswa acuh tak acuh terhadapa
pelajaran matematika c.
Terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru d.
Siswa lebih terbiasa banyak belajar secara konvensional dan tidak sering belajar secara ber kelompok.
e. Kurangnya komunikasi antara siswa dan guru, sehingga siswa enggan
mengemukakan kendalanya dalam pembelajaran matematika. f.
Nilai sebagian siswa masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian kelas V-D lampiran 18 yaitu sebanyak 17
siswa mendapat nilai dibawah keriteria ketuntasan minimal KKM yang ditetapkan guru bidang studi matematika yaitu sebesar 75.
Persentase nilai ulangan harian matematika kelas V-D dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Persentase Nilai Ulangan Harian Sebelum Penelitian
Jumlah siswa di atas KKM
Jumlah seluruh siswa
Persentase siswa di atas KKM 10
27
2. Deskripsi Pembelajaran Siklus I
Siklus I terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan planning, pelaksanaan tindakan acting, pengamatan observation, refleksi reflection.
Adapun tahap-tahap dalam siklus I akan dideskripsikan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan planning
Tahap perencanaan diisi dengan kegiatan membuat rencana pelaksanaan pembalajaran RPP matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation GI, membuat lembar kegiatan kelompok LKK yang disesuaikan dengan tahap-tahap model Pembelajaran kooperatif Tipe Group
Investigation GI, membuatmenyiapkan media pembelajaran, membuat lembar observasi siswa, membuat lembar catatan lapangan, membuat soal tes
akhir siklus I, menetapkan indikator keberhasilan siklus I, menyiapkan alat dokumentasi, serta berdiskusi dengan guru kolaborator tentang RPP yang
akan digunakan pada saat penelitian. Materi yang diajarkan pada siklus I ini
mengenai sifat-sifat bangun datar yang meliputi bangun datar segititiga, persegi, persegi panjang, trapesium dan jajargenjang. Untuk menunjang
pembelajaran, peneliti menyiapkan media pembelajaran bersama guru kolaborator berupa macam-macam bangun datar yang dibuat dari kertas
origami dan beberapa alat lainnya yang dapat mempermudah siswa dalam memahami pelajaran sifat-sifat bangun datar. Selain itu, peneliti juga telah
menyiapkan lembar observasi untuk setiap pertemuan, pedoman wawancara dan angket motivasi yang akan diberikan kepada subyek pada akhir siklus.
Penelitian dilaksanakan di kelas V-D yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 12 perempuan dan 15 laki-laki. Pada pembelajaran GI ini, siswa
pada kelas yang diteliti dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan cara berhitung sesuai dengan no urut yang didapat dan masing-masing kelompok
terdiri dari 5 dan 6 orang. b.
Tahapan Pelaksanaan Tindakan acting dan Observasi Observation Proses pelaksanaan tindakan bersamaan dengan tahapan observasi, pada
siklus I terdiri dari lima pertemuan. Dimulai dari tanggal 21 sampai 28 Maret 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dua jam pelajaran pada masing-
masing pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.
Adapun uraian proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: 1
Pertemuan PertamaKamis 21 Maret 2013 Pertemuan pertama berlangsung selama 2 jam pelajaran. Jumlah siswa
yang hadir 27 orang. Pada awal pembelajaran peneliti membuka dengan mengucap salam dan menanyakan kabar para siswa, menyampaikan tujuan
pelajaran yaitu tentang bangun datar segitiga, bahwa kalau kalian mampu menggambar dan menentukan sifat-sifat bangun datar segitiga dan mengamati
motivasi siswa dengan mengisi lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Guru menentukan kelompok siswa dengan cara berhitung 1
sampai 5, dan tiap siswa berkelompok sesuai dengan nomor urut yang didapatnya.
Pada pembagian kelompok ini terlihat beberapa subyek senang dengan pembagian kelompoknya namun beberapa subyek yang lain
menanggapinya dengan tidak senang dikarenakan tidak mau di gabung dengan laki-laki. Dalam hal ini banyak subyek yang mengkomplain
pembagian kelompok yang telah dibuat, seperti S14, S12 dan S24 merka susah untuk bergabung dikelompoknya.
Guru membagikan
LKK. Setiap
kelompok diminta
untuk menggambarkan bentuk segitiga siku-siku, sama sisi dan sembarang. Guru
menjelaskan perintah yang terdapat di LKK. Kelompok 2 dan kelompok 1 terlihat semangat dan kompak dalam mengerjakan LKK, dari beberapa
anggota kelompok 1 dan 2, S6 dan S9 bertanya, “Bu ini digambar lagi?” “bu
bagaimana buat kesimpulannya?” guru menjawab, “ya digambar kemudian diberi huruf alfabet dan membuat kesimpulannya dari pertanyaan-pertanyaan
yang sudah dijawab ”. S2 menggambar salah satu bentuk segitiga. Sedangkan
kelompok 4 dan 5 mereka mengerjakan tugas kelompoknya dengan santai, salah satu anggota kelompoknya masih bingung dengan cara mengukur besar
s udut, S15 dan S24 bertanya “Bu bagaimana nih cara mengukur sudutnya?”
guru menjawab “ perhatikan caranya seperti ini guru mempraktekkannya”. Sedangkan kelompok 3 anggota kelompok yaitu S13, S12 dan S24 tidak mau
mengerjakan LKK mereka bermain-main, guru selalu memantau dan membujuk mereka supaya tetap berkumpul dan mengerjakan LKK dan
akhirnya mereka mau bergabung dan mengerjakan LKK, 2 anggota dari kelompok 3 yang aktif bertanya hanya siswa perempuan yaitu S26 dan S20.
Disinilah terdeteksi bahwa terdapat beberapa siswa yang semangat dan termotivasi dalam belajar matematika dengan menggunakan metode kerja
kelompok dan ada sebagian siswa yang motivasi belajar matematikanya masih rendah.
Gambar 4.1 Kegiatan Kerja Kelompok Pertemuan Pertama
Kelompok 2 pertama yang menyelesaikan LKK, kelompok 1 yang ke-2, kelompok 5 yang ke-3, kelompok 4 yang ke-4 dan yang terakhir selesai
mengerjakan LKK yaitu kelompok 3. Kemudian perwakilan dari beberapa anggota kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya. Perwakilan dari kelompok 4 yaitu S21 dan S10 maju ke depan kelas sambil membawa hasil LKK yang akan mempresentasikan hasil
kesimpulan yang didapatnya di depan kelas, sedangkan perwakilan dari kelompok 1 yaitu S23 dan S14 S28. Terdapat salah satu siswa yang bertanya
yaitu S9 “Bu apa sih presentasi itu?” guru menjawab “Presentasi sama juga dengan menjelaskan
” Akhirnya semua siswa memperhatikan presentasi perwakilan dari beberapa kelompok akan tetapi dari mereka tidak ada yang
mengajukan pendapat atau pertanyaan.
Gambar 4.2 Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil LKK
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini belum terlaksana dengan baik, masih banyak subyek
yang kurang aktif dalam kerja kelompok dan kurang memperhatikan penjelasan peneliti sehingga peneliti harus menjelaskan secara kelompok
kepada masing-masing subyek. Pembelajaran diakhiri dengan membaca hamdalah bersama.
2 Pertemuan KeduaJum’at 22 Maret 2013
Peneliti memulai pembelajaran dengan memberi salam dan menanyakan keadaan siswa.
Subyek yang hadir pada pertemuan kedua berjumlah 27 orang.
Peneliti sedikit mengulang materi sebelumnya yaitu menentukan sifat- sifat bangun datar segitiga. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memulai dengan mengeluarkan media pembelajaran berupa kertas origami. Siswa sedikit ribut dengan berkata,
“Bu itu buat apa?”. Guru menjawab “kertas ini untuk membuat bangun datar persegi atau persegi panjang”.
Materi yang dibahas pada pertemuan kedua ini adalah menentukan sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang serta membuat bangun datar
tersebut dari kertas origami yang sudah disediakan. Guru menginstruksikan siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok
sebelumnya, sebagian siswa yang susah untuk berkumpul dengan kelompoknya yaitu kelompok 3 S13 dan S12 peneliti harus tetap
membujuknya. Sedangkan kelompok lainnya tetap berkumpul sesuai dengan
kelompoknya masing-masing, dari beberapa kelompok yang terlihat semangat dan kompak yaitu kelompok 5 sehingga LKK dan kertas origami yang
dibagikan pertama adalah kepada kelompok 5 karena termasuk kelompok yang rapi. Setelah peneliti membagikan LKK dan kertas origami dan tiap
kelompok untuk menerjakan dengan waktu yang telah ditentukan dan peneliti berkeliling mengamati tiap kelompok. Terdapat beberapa siswa yang aktif
bertanya ketika belum mengerti yaitu S1, S5, S5, S26, S19, S20, S21, S22, dalam mengerjakan LKK, dan peneliti menjelaskan, sebagian siswa yang
aktif mengerjakan tugas LKK yaitu S1, S2, S3, S9, S6, S10, S19, S21, S26, S15 dan S27.
Kelompok yang telah pertama selesai mengerjakan LKK tepat waktu yaitu kelompok 5, yang kedua kelompok 1, yang ketiga kelompok 3, yang keempat
kelompok 3 dan yang terakhir yaitu kelompok 4. Kelompok 4 anggota laki- lakinya yaitu S3, S2 dan S1 lebih banyak bercanda dan bermain kelereng
dalam mengerjakan LKK sehingga kelompok tersebut paling terakhir mengumpulkan
tugas LKK.
Peneliti mengacak
kelompok untuk
memprentasikan hasil kerja LKKnya didepan kelas yaitu kelompok 3 dan 4 sedangkan kelompok lainnya memperhatikan.
Gambar 4.3 Kelompok 3 dan 4 Sedang Mempresentasikan Hasil LKK
Setelah 2 perwakilan kelompok mempresentasikan dan menyimpulkan hasil kerjanya peneliti memberikan penguatan dan kesimpulan tentang
menentukan sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang dan pembelajaran diakhiri dengan membaca hamdalah dan salam.
3 Pertemuan ketigaSenin 25 Maret 2013
Peneliti memulai pembelajaran dengan memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Subyek yang hadir pada pertemuan ini adalah 27 orang. Materi
yang dibahas pada pertemuan ini adalah bangun datar trapesium sama kaki, siku-siku dan sembarang. Sebelum pembelajaran
dimulai peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan sedikit mengulang pelajaran yang
lalu yaitu menentukan sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang. Saat peneliti bertanya siapa yang masih ingat pembelajaran yang lalu S9
menjawab, “bangun datar persegi dan persegi panjang”.
Ketika siswa mengingat kembali pembelajaran lalu, peneliti menyuruh satu persatu siswa untuk berkumpul dikelompoknya masing-masing,
kemudian peneliti membagikan LKK kepada kelompok yang rapi yaitu kelompok 2 dan 5 sedangkan kelompok lain masing ada yang jalan-jalan.
Setelah semua kelompok mendapatkan LKK yang sudah dibagikan peneliti memberikan waktu untuk mengerjakan LKK selama 20 menit. Pada saat
Group Investigation GI berlangsung, peneliti mengontrol semua kelompok untuk mengamati keadaan subyek. Dari pengamatan yang dilakukan hampir
seluruh subyek mengerjakan LKK dengan rapi terutama kelompok 5, begitu juga kelompok 3 yang sebelumnya subyek laki-laki tidak mau berkumpul dan
tidak mau mengerjakan LKK, namun masih banyak subyek yang terlihat kebingungan saat mengerjakan LKK. Banyak subyek yang aktif bertanya
langsung bertanya kepada peneliti tentang pertanyaan-pertanyaan LKK. Setelah waktu yang diberikan sudah habis, peneliti menyuruh kelompok
untuk mengumpulkan LKK. Pada pengumpulan LKK, kelompok yang pertama selesai yaitu kelompok 4, kedua kelompok 5, ketiga kelompok 2,
keempat kelompok 1 dan yang terakhir adalah kelompok 3 dikarenakan dari rata-rata anggota kelompoknya masih bingung cara mengukur besar sudut.
Gambar 4.4 Kelompok yang Rapi dan Kompak dalam Mengerjakan LKK
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKK peneliti menyuruh beberapa kelompok untuk maju dan memprentasikan hasil LKKnya
diantaranya kelompok 5 yang rapi dalam mengerjakan tugas kelompoknya, dan yang kedua yaitu kelompok 2 yang subyek laki-lakinya selalu gaduh
yaitu S2, S7, S11 dan S17 dan mereka tidak mau gabung dengan subyek perempuan. Dari beberapa perwakilan kelompok yang mempresentasikan
hasil LKK masing-masing dan kegiatan tanya jawab, mereka menyimpulkan materi hari ini yaitu tentang sifat-sifat bangun datar trapesium siku-siku,sama
kaki dan sembarang. Peneliti memberikan PR yaitu untuk mengerjakan soal yang terdapat di buku paket, Pembelajaran didtutup dengan mengucap
hamdalah. 4
Pertemuan keempatRabu, 27 Maret 2013 Semua siswa yang berjumlah 27 orang hadir pada hari ini. Peneliti
memulai pembelajaran dengan mengucap salam dan bertanya tentang pembelajaran yang lalu dan PR masing-
masing. S16, S1, S14 berkata “Belum mengerjakan bu, lupa, mati lampu bu
”, peneliti memberikan pengingat tentang pembelajaran yang lalu, akhirnya S3 mengatakan,
“Tentang bangun datar trapesium bu
”. Setelah siswa mengingat pembelajaran yang lalu peneliti menghubungkan dengan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini
yaitu tentang menentukan sifat-sifat jajargenjang. Pada pertemuan hari ini siswa sedikit gaduh meminta untuk pergantian kelompok dan peneliti
berusaha untuk menenangkan mereka. Setelah mereka tenang peneliti mengintruksi untuk berkumpul dikelompoknya masing-masing dengan
menyebutkan anggota kelompok dan menentukan tempat kelompok masing- masing. Sebelum peneliti membagikan LKK kemasing-masing kelompok,
peneliti terlebih dahulu menjelaskan petunjuk LKK, karena LKK 1 praktek menggambar jajargenjang dengan kertas origami, sedangkan LKK 2 praktek
menggambar jajargenjang di LKK yang sudah disediakan sehingga S6 bertanya “bu kok kelompok saya tidak pake origami?” guru menjawab “ya
karena LKK kelompok kamu hanya menggambar di LKK saja”. Semua
kelompok dibagikan LKK dan mengerjakannya, ketika mengerjakan LKK berlangsung mereka sedikit gaduh dan tidak tertib dikelompoknya masing-
masing diantaranya kelompok 2 dari beberapa anggotanya yaitu S2, S7, S17 selalu berisik dan berebut dengan S6 dan S3 dalam mengerjakan LKK dan
S11 selalu berkeliaran dan bermain kelereng. Kelompok 3 salah satu dari anggotanya S13 dan S24 apabila bertanya kepada peneliti tentang LKK selalu
mendatangi peneliti berbeda dengan kelompok lainnya yang cukup hanya dengan memanggil peneliti, sedangkan kelompok 4 lumayan rapi walaupun
S1, S18 selalu berkeliaran tetapi kelompok ini pertama menyelesaikan LKK. Peneliti selalu berkeliling mengamati tiap-tiap kelompok dalam
mengerjakan LKK. Dari hasil pengamatan, kelompok 1 dan 5 yang mendapatkan LKK 1 yaitu praktek menggambar jajargenjang dengan kertas
origami mereka merasa kesulitan akan tetapi mereka aktif bertanya dan tidak menyerah sehingga mereka bisa mengerjakannya. Begitu juga kelompok yang
lainnya yang mendapatkan LKK 2 yaitu praktek menggambar jajargenjang tanpa menggunakan kertas origami mereka tetap aktif bertanya.
Gambar 4.5 Kerja Kelompok Sedang Menggambar Jajargenjang dengan Kertas
Origami.
Semua kelompok berlomba untuk menyelesaikan LKK masing-masing tentang menetukan sifat-sifat jajargenjang yang mereka selidiki. Kelompok 4
adalah kelompok pertama yang berhasil mengerjakan LKK, Disusul oleh kelompok 2, kelompok 3, kelompok 5 dan yang terakhir adalah kelompok 1.
Perwakilan 3 kelompok diminta ke depan untuk mempresentasikan hasil LKK yaitu kelompok 1 yang mempresentasikan hasil praktek menggambar
jajargenjang dengan kertas origami, kelompok 5 yang mempersentasikan hasil praktek menggambar jajargenjang di LKK dan kelompok 4 yang
mempresentasikan kesimpulan dari sifat-sifat jajar genjang dan tanya jawab. Pembelajaran diakhiri dengan memberi kesimpulan dan membaca
Hamdalah.
Gambar 4.6 Kelompok 1 Menggambar Jajargenjang dengan Kertas Origami,
Kelompok 5 Menggambar Jajargenjang di Papan Tulis dan Kelompok 4 Membacakan Hasil Kesimpulan Sifat-Sifat Jajargenjang
.
5 Pertemuan kelima Tes Akhir Siklus IKamis, 28 Maret 2013
Peneliti memberi tes akhir siklus I setelah pembelajaran pertemuan keempat. Tes hasil belajar matematik siswa terdiri dari 10 soal essayy dan
menyebarkan skala angket motivasi belajar siswa yang terdiri 13 pernyataan.
Gambar 4.7 Suasana Tes Akhir Siklus I
Setelah tes selesai, peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui
gambaran umum
mengenai pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation GI selama siklus I, selain itu juga untuk mengungkap pendapat
mereka tentang
pembelajaran bersama
peneliti dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran.
Data hasil motivasi belajar matematik siswa dapat dilihat dari hasil penyebaran angket motivasi belajar kesetiap siswa pada akhir siklus I. Dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Kategorisasi Skala Motivasi Siklus I
Kategori Motivasi Interval Skor
Frekuensi Persentase
Tinggi 39-52
3 11,11
Sedang 26-38
19 70,37
Rendah 13-25
5 18,52
Berdasarkan kategori tersebut, terdapat 3 subyek yang menempati kategori motivasi tinggi. Ketiga subyek S17, S26 dan S27. Kondisi ini tidak
jauh berbeda dengan keadaan sehari-hari ketiga subyek. Berdasarkan kategori tersebut, terdapat 19 subyek masih menempati
kategori sedang. Subyek-subyek tersebut adalah S1, S2, S3, S4, S5, S6, S10, S11, S12, S14, S15, S16, S18, S19, S21, S22, S23, S24, dan S25. Pada
subyek yang berkategori sedang, sebagian besar subyek masih menunjukan motivasi yang sedang dalam belajar matematika terutama dalam mengerjakan
LKK. Dari 27 subyek, 5 subyek menempati kategori rendah. Subyek-subyek
tersebut adalah S8, S9, S10, S13, dan S20. Beberapa dari subyek tersebut merupakan subyek yang memiliki motivasi yang rendah pada pelajaran
matematika terutama dalam kerja kelompok. Dengan data tersebut, pembelajaran yang dilakukan masih harus terus diperbaiki sehingga subyek
menjadi lebih tertarik terhadap pelajaran matematika. Sehingga dari ketertarikan tersebut diharapkan motivasi siswa akan meningkat.
Selain dengan membagikan lembar angket motivasi belajar, peneliti mengamati subyek dengan lembar panduan observasi motivasi belajar
matematika ketika pembelajaran Group investigation berlangsung. Hasil pengamatan subyek melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Persentase Lembar Observasi Motivasi Belajar Matematika Siswa
dengan Tipe Group Investigation GI Siklus I
No Aspek yang diamati
Pertemuan ke- Rata
-rata
1 2
3 4
JS JS
JS JS
1 Hadir pada saat pelajaran
Matematika
27 100
27 100
27 100
27 100
100
2 Memperhatikan penjelasan
guru
12 44
13 48
13 48
10 37
44
3 Konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran matematika
12 44
13 48
13 48
10 37
44
4 Menyiapkan perlengkapan alat
tulis
27 100
27 100
25 100
26 100
100
5 Berani mengemukakan
3 11
4 14
5 18
7 25
17
pendapat 6
Aktif dalam kerja kelompok
15 55
15 55
16 59
17 62
57
7 Mencatat materi pelajaran
27 100
27 100
27 100
27 100
100
8 Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
3 11
3 11
4 14
7 25
15
9 Mengajukan pertanyaan
kepada guru
4 14
6 22
5 18
6 59
28
10 Mengerjakan tugas kelompok
tepat waktu
22 81
22 81
21 77
21 77
79
11 Mempresentasikan hasil kerja
kelompok
2 7
10 37
11 40
16 59
35
12 Berani bertanya ketika belum
mengerti
4 14
6 22
6 22
8 29
21
13 Mengerjakan tugas kelompok
13 48
15 55
14 51
16 59
53
Rata-rata 53
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa rata-rata persentase lembar panduan observasi motivasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation GI pada siklus I sebesar 53. Pada siklus pertama ini persentase hasil lembar observasi motivasi matematika
siswa yang tertinggi yaitu pada aspek kehadiran siswa, menyiapkan alat tulis dan mencatat materi. Sedangkan aspek yang lain masih rendah.
Motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe group Investigation GI perlu
ditingkatkan lagi karena belum mencapai hasil intervensi yang diharapkan yaitu rata-rata skor motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran
matematika pada akhir siklus mencapai 65 dan peningkatan skor motivasi belajar matematika siswa ini akan dijadikan bahan refleksi untuk tindakan
pembelajaran selanjutnya. Selain untuk meningkatkan motivasi belajar matematik siswa pada
penelitian ini terdapat tujuan lain yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI. Berikut
nilai hasil tes matematika akhir siklus I pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Persentase Nilai Hasil Belajar Matematika Siklus 1
Tuntas Tidak tuntas
Persentase ketuntasan siswa 20
7
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh sebanyak 20 siswa atau 74,07 dari seluruh siswa berada di atas kriteria ketuntasan minimum KKM yang
ditentukan oleh guru bidang studi sebesar 75 lampiran 19 dan sebanyak 7 siswa belum mencapai KKM. Hasil yang diperoleh sudah memenuhi hasil
intervensi tindakan yang diharapkan yaitu tes hasil belajar matematika yang diberikan setiap siklus menunjukan bahwa 75 dari jumlah siswa berhasil
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Peneliti pun melakukan wawancara dengan obyek penelitian yaitu siswa
pada akhir siklus I guna mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika selama penelitian dan kendala yang dihadapi
selama proses pembelajaran. Berikut ini adalah hasil wawancara yang dilakukan pada siklus I
1 Siswa menuturkan bahwa pembelajaran matematik yang dilaksanakan
bersama peneliti dengan group investigation menyenangkan. 2
Sebagian siswa merasakan ada kesulitan pada pembelajaran matematika apabila teman kelompoknya bercanda dan berisik
3 Siswa menyatakan perasaan yakin dapat mengerjakan soal-soal dalam
kerja kelompok. 4
Soal dalam LKK mudah dan memberi kemudahan untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan.
5 Siswa memberi saran kepada peneliti untuk lebih teliti dalam meriksa
tiap kelompok. c.
Refleksi reflection Tahap refleksi ini dilakukan setelah analisis data pada siklus I.
Berdasarkan hasil analisis data observasi, tes skala motivasi dan tes soal
matematika akhir siklus I, wawancara dan catatan lapangan ditemukan beberapa kekurangan atau kendala selama proses pembelajaran
1 Pada pembelajaran ini siswa kurang tertib, masih banyak siswa yang
berisik dan bercanda setelah mempresentasikan hasil kerjanya. Hal ini karena peneliti kurang memberikan instruksi kepada siswa tentang apa
yang harus dilakukan siswa setelah kegiatan selesai. Peneliti lebih memantau dan membimbing lebih pada tiap-tiap kelompok.
2 Siswa merasa bosan karena pada pertemuan 4 siswa mengerjakan LKK
secara kelompok dan siswa kurang aktif dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan guru hal ini dilihat dari lembar observasi
motivasi sehingga peneliti memberi ice breaking dan media bangun ruang.
3 Motivasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI masih termasuk kategori sedang hal ini telihat dari hasil nilai rata-rata kategori sedang
yang tertinggi sebesar 70,37 Sedangkan persentase hasil dari lembar observasi motivasi belum mencapai hasil intervensi yang diharapkan
yaitu rata-rata persentase motivasi siswa dalam pembelajaran matematika pada akhir siklus mencapai 53. Test matematika pada akhir siklus 1
diperoleh sebanyak 20 siswa yang mencapai nilai KKM dan 7 siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini nilai rata-rata matematika pada siklus 1
sudah mencapai KKM yang diharapkan. Hal ini peneliti merubah anggota kelompok baru sesuai dengan jenis kelamin.
3. Deskripsi Pembelajaran Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus kedua ini merupakan hasil refleksi dari siklus pertama. Tahapan yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan planning
Kegiatan yang dilakukan selama perencanaan model tindakan siklus II diantaranya,
membuat Rencana
Pelaksanaan Pembalajaran
RPP matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
GI dengan melihat hasil refleksi dari siklus I berupa pergantian kelompok berdasarkan jenis kelamin, menyiapkan lembar kerja kelompok, media
pembelajaran dan mempersiapkan icebreaking dan hadiah, membuat lembar observasi, panduan wawancara siswa siklus II, lembar catatan lapangan,
membuat soal tes akhir siklus II, menyiapkan alat dokumentasi. Penelitipun lebih lebih tegas dalam mengkondisikan kelas,
memberikan pengarahan secara detail dan memberikan suasana pembelajaran yang santai tapi serius. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar belah ketupat, layang-layang, bangun ruang kerucut, tabung, prisma dan limas.
b. Tahapan Pelaksanan Tindakan acting dan Observasi Observation
Tahap Tindakan Siklus II dilaksanakan bersamaan dengan tahap Observasi. Tindakan pembelajaran siklus II di laksanakan dalam lima
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dua jam pelajaran dalam tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dalam siklus II
dapat dilihat pada lampiran sedangkan pada pertemuan ke lima dilaksanakan tes akhir siklus dan pengisian angket motivasi. Pada pertemuan di siklus II ini
materi sub pokok sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang. 1
Pertemuan keenamSenin, 1 April 2013 Pertemuan kelima ini berlangsung selama 2 jam pelajaran. Materi
yang disampaikan yaitu menentukan sifat-sifat bangun datar belah ketupat, layang-layang dan lingkaran. Semua siswa hadir pada pertemuan
ini. Peneliti memulai dengan mengucap salam, mengkondisikan siswa
dan memberi ice breaking konsentrasi. Peneliti membagi kelompok baru berdasarkan jenis kelamin dan menentukan tempat kelompok masing-
masing, mereka pun senang dengan kelompok barunya . Peneliti membagikan LKK pada tiap kelompok, masing- masing
kelompok mengerjakan LKK yang berbeda. Kelompok 1 dan 4 mendapatkan LKK tentang mengidentifikasi sifat-sifat belah ketupat,
kelompok 3 dan 5 mendapatkan LKK tentang mengidentifikasi sifat-sifat
lingkaran dan kelompok 1 mendapatkan LKK tentang layang-layang. Diskusi kelompok berlangsung lebih baik daripada sebelumnya.
Kelompok 2 dan 4 sudah mulai terlihat adanya pembagian tugas yang merata pada setiap anggota kelompok. Selain itu sudah terlihat adanya
aktivitas tutor sebaya yang dilakukan kepada anggota kelompok yang belum mengerti. Sedangkan kelompok 1 terlihat masih berisik yaitu S2
dan S12 dan masih mengandalkan temanya yang mengerjakan. Pada kelompok 3 dan 5 mereka merasa kesulitan ketika mengerjakan LKK
yang bagian praktikum lingkaran sehingga mereka aktif bertanya. Kondisi yang demikian membuat peneliti harus memberikan penjelasan
ulang kepada masing-masing kelompok sehingga banyak menghabiskan waktu
.
Gambar 4. 8 Peneliti Membimbing Kelompok 3 dan 5 yang Kesulitan dalam
Mengerjakan LKK
Pada pertemuan ini, tugas yang diberikan pada masing-masing kelompok yang selesai pertama adalah kelompok 4, yang kedua kelompok
2, ketiga kelompok 3, keempat kelompok 5 dan yang terakhir kelompok 1 dikarenakan kelompok ini ketika mengerjakan LKK berisik, mengobrol dan
tidak konsentrasi. Waktu pembelajaran kali ini tinggal beberapa menit dan hanya cukup untuk 1 kelompok yang mempresentasikan LKK nya yaitu
kelompok 4 yang terlihat rapi dan kompak dalam mengerjakan LKK.
Gambar 4.9 Kelompok 4 Mempresentasikan Hasil Lembar Kerja Kelompok
Waktu jam pelajaran pun habis dan belum semua kelompok mempresentasikan hasil LKK nya, dan akan dilanjutkan pada pertemuan
berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan hamdalah dan salam kemudian mengumumkan bahwasannya materi hari akan dilanjutkan besok.
2 Pertemuan ketujuhRabu, 3 April 2013
Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam mata pelajaran, siswa yang hadir berjumlah 27 orang. Materi pokok masih tentang menentukan
sifat-sifat bangun datar belah ketupat, layang-layang dan lingkaran yaitu melanjutkan materi sebelumnya.
Peneliti mengkondisikan kelas, mengucap salam dan memberi motivasi.
Peneliti melakukan
appersepsi dengan
menanyakan pembelajaran yang lalu. Semua siswa menjawab menngidentifikasi
bangun datar belah ketupat, layang-layang dan lingkaran, semua siswa ingat pembelajran yang lalu karena dilakukan sehari sebelumnya. Peneliti
menyampaikan pembelajaran hari ini yaitu melanjutkan materi kemarin yaitu beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil LKKnya.
Peneliti bertanya kepada semua siswa “kelompok berapakah yang belum mempresentasikan hasil LKKnya
?” semua siswa menjawab “kelompok 1, 2, 3 dan 5 bu”, karena yang baru mempresentasikan hasil
LKKnya hanya kelompok 4 yaitu tentang sifat-sifat belah ketupat, dan peneliti bertanya lagi “kelompok berapa yang mengidentifikasi sifat-sifat
lingkaran? ” siswa menjawab “kelompok 3 dan 5 bu” peneliti pun
menyuruh kelompok 3 dan 5 untuk mempresentasikan LKKnya secara bergabung di depan kelas dan peneliti memberikan LKKnya. Ketika
mempresentasikan LKKnya masih ada beberapa kelompok yang cuek dan bercanda dalam mempresentasikan, sehingga terlihat tidak
konsentrasi dan memberikan kesimpulan tentang sifat-sifat bangun datar lingkaran, dikarenakan kelompok ini terdiri dari laki-laki semua.
Kemudian peneliti memberikan ice breaking hello-hai. Setelah mempresentasikan diajukannya pertanyaan, ada salah satu siswa bertanya
tentang titik pusat, kemudian salah satu anggota yang memprentasikan menjelaskan tentang titik pusat yang sudah dipraktekan sebelumnya.
Gambar 4.10 Kelompok 3 dan 5 Mempresentasikan Hasil LKK secara
Bergabung.
Penelti menyuruh 1 kelompok lagi untuk mempresentasikan LKK yang berbeda materi yaitu tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun
datar layang-layang, adapun kelompok yang mengerjakan bangun datar tersebut yaitu kelompok 2, peneliti menyuruh kelompok 2 untuk
mempresentasikan LKKnya ditempat duduknya, sedangkan siswa yang lain memperhatikan. Setelah beberapa kelompok mempresentasikan
semua materi yang dibahas, peneliti dan siswa memberikan kesimpulan
dan menjelaskan sifat-sifat bangun datar belah ketupat, layang-layang dan lingkaran. Semua siswa pun disuruh untuk memperhatikan
penjelasan dan mencatat. Pembelajaran hari ini pun selesai guru memberikan PR yang terdapat dibuku paket kemudian diakhiri dengan
mengucapkan hamdalah. 3
Pertemuan kedelapanKamis, 4 April 2013 Materi pelajaran hari ini adalah tentang menentukan sifat-sifat
bangun ruang. Siswa yang hadir 26 orang, 1 orang tidak masuk sekolah yaitu S2 dikarenakan sedang mudik. Media yang gunakan adalah bentuk
bangun ruang dari kertas karton yang dibuat oleh peneliti. Guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam dan
menanyakan kabar. Terlebih dahulu guru mengingatkan siswa tentang pembelajaran yang lalu. Siswa menjawab tentang menentukan sifat-sifat
bangun datar belah ketupat, layang-layang dan lingkaran. Sebelum peneliti membagikan kelompok, peneliti mengadakan
apersepsi tentang bangun ruang yaitu bertanya nama-nama bangun ruang yang ditunjukan oleh peneliti. Rata-rata siswapun menjawab dan
mengetahui nama bangun ruang tersebut. Setelah semua siswa mengetahui nama dan bentuk bangun ruang
peneliti menyuruh siswa untuk berkumpul dikelompoknya masing- masing yang sudah ditentukan sebelumnya, penelitipun membagikan
LKK pada tiap kelompok. Kerja kelompokpun berlangsung peneliti mengamati tiap kelompok, dari hasil pengamatan ada beberapa kelompok
yang rapi dan kompak dalam mengerjakan LKK yaitu kelompok 2, 3 dan 1 yang sebelumnya kelompok 1 ketika mengerjakan LKK kelompok
tersebut selalu berisik, dikarenakan salah satu anggotanya tidak masuk yaitu S2 kelompok tersebut terlihatrapi dan kompak dalam mengerjakan
LKK, ada pula kelompok yang terlihat cuek dan mengandalkan temannya dalam mengerjakan LKK yaitu kelompok 5 diantaranya S7 dan S18.
Gambar 4.11 Kelompok 3, 2 dan 1 yang Rapi dalam Mengerjakan LKK
Waktu untuk mengerjakan LKKpun habis, peneliti memberi intruksi untuk mengumpulkan LKK. Ada pun kelompok yang pertama
mengumpulkan yaitu kelompok 3 yang mana kelompok 3 ini pada awal mengerjakan LKK terlihat rapi dan kompak , akan tetapi ketika mereka
selesai mengerjakan LKK dua anggotanya selalu berkeliaran dan jalan- jalan yaitu S15 dan S17 dan ketika mempresentasikan LKK dua anggota
tersebut tidak ikut serta. Kelompok 2 yang mengumpulkan urut kedua, kelompok 3 yang ketiga, kelompok 4 yang keempat dan yang terakhir
mengumpulkan yaitu kelompok 5 yang mana ketika mengerjakan LKK selalu mengandalkan temannya yang pintar.
Gambar 4.12 Kelompok 3 Sedang Memprsentasikan LKK dan Kelompok 5
Sedang Mengerjakan LKK .
Setelah beberapa kelompok mempresentasikan LKK siswa dan penelitipun memberikan kesimpulan dari hasil investigasi bangun ruang
yaitu menentukan sifat-sifat bangun ruang tabung dan kerucut dan diadakan tanya jawab. Pembelajaranpun dikhiri dengan membaca
hamdalah.
4 Pertemuan kesembilanJum’at, 05 April 2012
Pembelajaran kali ini berlangsung selama dua jam pelajaran dengan materi pokok yaitu menentukan sifat-sifat bangun ruang limas segitiga
dan prisma. Siswa yang hadir 26 orang dari 27 orang 1 subyek tidak hadir yaitu S2 dikarenakan sedang mudik. Guru memulai pembelajaran
dengan mengucap salam dan menanyakan kabar siswa. Menanyakan pembelajaran yang lalu tentang sifat-sifat bangun ruang tabung dan
kerucut dan mengaitkannya dengan pembelajaran hari ini. Sebelum peneliti menyuruh anggota kelompok berkumpul di
kelompoknya masing-masing peneliti memberikan apersepsi yaitu menunjukkan bangun ruang berbentuk limas dan prisma yang terbuat dari
kertas karto n dan bertanya “manakah bangun ruang limas dan mana
bangun ruang prisma?” dan “berikan contoh lain yang berbentuk limas dan prisma?” rata-rata siswapun menjawab pertanyaan yang diberikan
peneliti. Setelah siswa mengetahui dan bisa membedakan mana bangun ruang limas dan bangun ruang prisma peneliti menyuruh semua siswa
untuk berkumpul dikelompoknya masing-masing dan siswapun terlihat semangat
dan berkumpul
dikelompoknya, kemudian
peneliti membagikan LKKnya pada tiap-tiap kelompok. Pada pertemuan hari ini
ketika kerja kelompok berlangsung peneliti mengamati dan memantau tiap-tiap kelompok dalam mengerjakan LKK, dan dari hasil pengamatan
peneliti semua kelompok terlihat kompak dan rapi dalam mengerjakan LKK.
Gambar 4.13 Suasana Kelompok Sedang Mengerjakan LKK
Peneliti selalu memantau dan memfasilitasi kelompok yang merasa kesulitan ketika mengerjakan LKK. Kerja kelompok berlangsung lebih
cepat kerja kelompok sebelumnya, beberapa kelompok mampu menyelesaikan soal-soal turnamen sebelum waktu yang ditentukan
selesai yaitu kelompok 1 dan 3 kemudian disusul oleh kelompok 2, yang ketiga kelompok 4 dan terakhir adalah kelompok 5. Setelah semua
kelompok menyelesaikan hasil LKK peneliti menyuruh beberapa kelompok yaitu kelompok 5 dan 1untuk mempresentasikan hasil LKK
serta memberikan kesimpulan.
Gambar 4.14 Kelompok 5 dan 1 Sedang Mempresentasikan Hasil LKK
Seteleh kelompok 5 dan 1 mempresentasikan hasil LKK dan kegiatan tanya jawab, peneliti dan siswa menyimpulkan materi hari ini, peneliti
memberikan PR dan memberi tahu akan diadakannya ulangan harian. Pembelajaranpun diakhiri dengan membacakan hamdalah bersama.
5 Pertemuan kesepuluh Rabu, 10 April 2013
Pertemuan kesepuluh ini berlangsung selama 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Pada pertemuan terakhir ini dilakukan tes akhir siklus II yaitu
membagikan lembar soal matematika dan lembar angket motivasi. Peneliti mengkondisikan siswa lalu membagikan lembar tes kepada seluruh siswa.
Sebelum mengerjakan soal siswa dipimpin untuk berdoa. Instrumen tes berisi sepuluh butir soal tentang sifat-sifat bangun datar
belah ketupat, layang-layang, lingkaran dan bangun ruang tabung, kerucut, prisma dan limas. Tes siklus II berlangsung tertib walaupun tes akhir
siklus ini dilaksanakan setelah jam istirahat tidak seperti tes siklus I di jam pertama, salah satu faktornya karena waktu yang sudah siang berbeda
dengan siklus I tes dilaksanakan pada jam pertama. Data hasil angket motivasi belajar matematika siswa siklus II dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5 Kategorisasi Skala Motivasi Siklus II
Kategori Motivasi Interval Skor
Frekuensi Persentase
Tinggi 39-52
18 66,67
Sedang 26-38
9 33,33
Rendah 13-25
Dari kategorisasi tersebut, tidak ada subyek yang menempati kategori kmotivasi rendah. 9 subyek menempati kategori sedang. Subyek-subyek
tersebut adalah S6, S7, S12, S13, S14, S15, S17, S24, dan S27. 18 subyek menempati kategori tinggi. Subyek-subyek tersebut adalah S1, S2, S3, S4,
S5, S8, S9, S10, S11, S16, S18, S19, S20, S21, S22, S23, S25, dan S26.
Pada siklus II, skala motivasi menunjukkan bahwa motivasi belajar matematika siswa semakin meningkat setelah melakukan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI. Pada siklus pertama subyek masih menempati tiga
kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah sedangkan pada siklus II subyek hanya menempati dua kategori yaitu sedang dan tinggi.
Selain dengan membagikan lembar tes skala motivasi, peneliti mengamati subyek dengan lembar observasi motivasi belajar matematika ketika
pembelajaran Group investigation GI berlangsung. Hasil pengamatan subyek melalui lembar observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.6 Persentase Lembar Observasi Motivasi Belajar Matematika Siswa
dengan Tipe Group Investigation GI Siklus II
No Aspek yang diamati
Pertemuan ke- Rata
-rata
6 7
8 9
JS JS
JS JS
1 Hadir pada saat pelajaran
Matematika
27 100
27 100
26 100
26 100
100
2 Memperhatikan penjelasan
guru
18 66
20 74
21 80
22 84
76
3 Konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran matematika
18 66
18 66
17 65
18 69
66
4 Menyiapkan perlengkapan alat
tulis
27 100
27 100
26 100
26 100
100
5 Berani mengemukakan
pendapat
10 37
13 48
12 46
14 53
46
6 Aktif dalam kerja kelompok
23 85
20 74
24 92
25 96
86
7 Mencatat materi pelajaran
27 100
27 100
26 100
26 100
100
8 Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
10 37
13 48
15 57
16 61
50
9 Mengajukan pertanyaan
kepada guru
15 55
17 62
18 69
18 69
63
10 Mengerjakan tugas kelompok
tepat waktu
22 81
22 81
21 80
21 80
80
11 Mempresentasikan hasil kerja
kelompok
6 22
10 37
10 38
10 38
33
12 Berani bertanya ketika belum
mengerti
19 70
20 74
19 73
20 76
73
13 Mengerjakan tugas kelompok
23 85
23 85
25 96
26 100
91
Rata-rata 74
Keterangan : Adapun disiklus II pada pertemuan 8 dan 9 terdapat 1 siswa yang tidak masuk dikarenakan izin, sehingga pembagi
jumlah siswanya sebanyak 26 siswa. Dari tabel 4.6 terlihat bahwa rata-rata persentase hasil panduan observasi
motivasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran Kooperatif tipe group investigation GI siklus II sebesar 74. Bila dibandingkan
dengan siklus I yaitu rata-rata persentase hasil observasi motivasi belajar matematika siswa sebesar 53, motivasi siswa pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 20. Pada siklus kedua ini persentase motivasi belajar matematika siswa rata-rata mengalami peningkatan. Sedangkan aspek
motivasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI pada siklus II telah melampaui hasil intervensi
yang diharapkan yaitu rata-rata persentase motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran matematika pada akhir siklus sudah mencapai 65.
Selain untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI. Berikut nilai hasil tes matematika pada akhir siklus II pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Persentase Nilai Hasil belajar matematika Siklus II
Tuntas Tidak tuntas
Persentase ketuntasan siswa 25
2
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh sebanyak 25 siswa atau 92,59 dari seluruh siswa berada di atas KKM yang ditentukan oleh guru bidang studi
sebesar 75 lampiran 20 dan sebanyak 2 siswa belum mencapai KKM. Hal ini terdapat peningkatan hasil belajar matematika sebesar 18,52 antara hasil
belajar matematika siklus I dan siklus II. Hasil yang diperoleh pada siklus II ini masih tetap memenuhi hasil intervensi tindakan yang diharapkan yaitu tes
hasil belajar yang diberikan setiap siklus menunjukan bahwa 75 dari jumlah siswa berhasil mencapai KKM.
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan obyek penelitian pada akhir siklus II sebagai berikut:
1 Proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation GI menurut siswa enak, seru dan asyik karena tiap kelompok tidak digabung antara siswa putra dan putri.
2 Sebagian siswa menyukai semua bagian dalam proses pembelajaran.
3 Siswa merasakan ada kemajuan pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan kerja kelompok selama siklus II yaitu nilainya meningkat, lebih tahu arti kerja sama dan bisa memberi kesimpulan.
4 Terdapat siswa yang merasa senang, malu, berani saat mempresentasikan
LKK kepada teman di depan kelas. 5
Siswa memberikan pernyataan tentang kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran matematika yang menggunakan kerja kelompok.
6 Siswa memberikan saran terhadap pembelajaran matematika yang
menggunakan kerja kelompok agar lebih baik yaitu agar materinya dijelaskan terlebih dahulu.
c. Refleksi reflection
Kegiatan yang lebih diperhatikan pada siklus II adalah motivasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation GI dimana pada siklus I hasil observasi motivasi belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu 53. Pada siklus II ini skor rata-rata
hasil observasi siswa sebesar 74 sudah mencapai hasil intervensi yang diharapkan. Dalam belajar secara kelompok semua kelompok dapat mmengisi
LKK dengan baik. Siswa terlihat sangat antusias dengan media yang disajikan. Siswa lebih dapat mengemukakan pemikirannya dan bertanya
dengan teman maupun guru. Hasil tes akhir matematika siswa pada siklus II menunjukan rata-rata
persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 92,59.
B. Analisis Data
Tahap interpretasi hasil analisis data dilakukan setelah pengumpulan data pada siklus I dan II. Data tersebut berupa data kuantitatif dan data kualitatif. data
dianalisis guna mengetahui perkembangan penelitian. Kategori motivasi belajar matematika siswa juga mengalami peningkatan. Berikut adalah perbandingan
motivasi belajar matematika siswa pada siklus I dan II. data tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel. 4.8 Persentase Hasil Skala Motivasi Siswa
Dalam Belajar Matematika Pada Siklus I Dan II Kategori
Motivasi Siklus I
Siklus II Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah Siswa
Persentase
Tinggi 3
11,11 18
66,67 Sedang
19 70,37
9 33,33
Rendah 5
18,52
Berdasarkan grafik tabel 4.8 dapat diketahui pada siklus I motivasi belajar matematika siswa yang termasuk kategori tinggi sebesar 11,11 sedangkan
pada siklus II sebesar 66,67. Hal tersebut mengalami peningkatan 55,56. Sedangkan motivasi belajar matematika siswa kategori sedang dan rendah
mengalami penurunan pada siklus I kategori sedang sebesar 70,37 pada Siklus II sebesar 33,33, pada siklus I kategori rendah sebesar 18,52 pada siklus II
kategori rendah 0. Hasil observasi motivasi belajar matematika siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI pada siklus I dan II disajikan pada Tabel berikut ini:
Tabel. 4.9 Hasil Analisis Lembar Observasi Motivasi Belajar Matematika Siswa
Pada Siklus I Dan II
No Aspek yang
Siklus I Siklus II
Persentse Persentase
1
Hadir pada saat pelajaran matematika
100 100
2 Memperhatikan penjelasan guru
44 76
3
Konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran matematika
44 66
4 Menyiapkan perlengkapan alat tulis
100 100
5 Berani mengemukakan pendapat
17 46
6 Aktif dalam kerja kelompok
57 86
7 Mencatat materi pelajaran
100 100
8 Menjawab pertanyaan yang diberikan guru
15 50
9
Mengajukan pertanyaan kepada guru
28 63
10 Mengerjakan tugas kelompok tepat waktu
79 80
11
Mempresentasikan hasil kerja kelompok
35 33
12 Berani bertanya ketika belum mengerti
21 73
13
Mengerjakan tugas kelompok
53 91
Rata-rata 53
74
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa persentase seluruh aspek pada siklus I rata-rata meningkat. Terjadi peningkatan sebesar 25 antara rata-rata
keseluruhan siklus I dan II. Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI pada pelajaran matematika berjalan
dengan baik, berdasrkan hasil wawancara dengan siswa juga menunjukan kesenangan siswa dengan proses pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI. Setelah dilakukan
pembelajaran matematika dengan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI diperoleh perkembangan
persentase siswa yang mencapai KKM dari hasil ujian harian sebelum penelitian hingga hasil tes matematika siklus I dan siklus II. Berikut peneliti sajikan dalam
tabel dibawah ini.