Ciri-ciri Model pembelajaran kooperatif

Ketergantungan yang positif, adalah perasaan di antara anggota kelompok di mana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut, struktur kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami bahan pelajaran. 2 Akunbilitas individu Pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan akademik bertujuan agar setiap anggota kelompok lebih berhasil dalam belajardibandingkan dengan belajar sendiri. Sebagai kosekuensinya, setiap anggota kelompok harus diberi tanggung jawab secara individual untuk mengerjakan bagian tugasnya sendiri dan mengetahui apa yang telah ditargetkan dan apa yang harus dipelajari. 3 Interaksi tatap muka Ketergantungan yang positif dalam pembelajaran kooperatif akan memotivasi para siswa untuk bertanggung jawab terhadap keberhasilan temannya. Kemampuan untuk saling mempengaruhi dalam membuat alas an dan kesimpulan antar siswa dengan siswa lainnya atau social modeling, dan dukungan social dari guru dapat diciptakan melalui pembentukan struktur kelompok dalam tatap muka. Interaksi tatap muka selain memberikan informasi yang penting bagi performansi setiap siswa juga akan meningkatkan saling mengetahui keberhasilannya dalam bidang akademik, masing-masing siswa. Cara ini mendukung dan memperkuat makna ketergantungan yang positif dan mempermudah siswa untuk mempromosikan keberhasilan siswa lainnya sebagai keberhasilan kelompoknya. 4 Keterampilan sosial Penguasaan dalam pembelajaran kooperatif perlu dimiliki oleh para siswa terutama pada waktu menyelesaikan tugas-tugas kelompok. Juga dalam pembelajaran kooperatif para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan interaksi, seperti: mengajukan pendapat, mendengarkan opini teman, menampilkan kepemimpinan, kompromi, negosiasi, dan klarifikasi secara teratur untuk menyelesaikan tuga-tugasnya. Kemampuan tersebut tentunya memerlukan proses karena siswa baru saja ditempatkan dalam kelompok yang bersifat heterogen. Oleh karena itu untuk memenuhi persyaratan tersebut guru perlu menjelaskan dan mempraktekan tingkah laku dan sikap-sikap yang diharapkan untuk dilakukan. 5 Proses kelompok Proses kelompok dalam pembelajaran kooperatif akan terjadi ketika anggota kelompok mendiskusikan seberapa baik mereka mencapai tujuan dan memelihara kerja sama yang efektif. Dalam proses kelompok, para siswa perlu mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dan efektifitas kerja sama yang telah dilakukan. Untuk memperoleh hal tersebut, para siswa perlu mengadakan refleksi secara sistematis tentang bagaimana mereka telah bekerja sama sebagai satu tim, terutama dalam hal : seberapa baik tingkat pencapaian tujuan kelompok, bagaimana mereka saling membatu satu sam lain, bagaimana mereka bersikap dan bertingkah laku positif untuk memungkinkan setiap individu dan kelompok secara keseluruhan menjadi berhasil, dan apa yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas-tugas mendatang supaya lebih berhasil. Pencapaian hal tersebut, guru harus mengevaluasi dan memberikan masukan terhadap hasil pekerjaan siswa dan aktifitas mereka pada waktu bekerja. Selanjutnya, Slavin 1995:78, mengemukakan aturan yang harus diperhatikan oleh setiap kelompok demi keberhasilan kelompok adalah: 1 Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi ajar. 2 Tidak seorangpun dari anggota kelompok yang berhenti dalam kegiatan belajar sebelum anggota kelompok menguasai materi ajar 3 Jika ada anggota kelompok yang belum mengerti tentang materi ajar, ia harus meminta anggota lainnya untuk member penjelasan sebelum bertanya kepada guru, jika teman sekelompok sudah tidak mampu menjelaskan barulah ia dapat bertanya kepada guru. 4 Anggota kelompok berbicara secara wajar dan tidak dengan suara keras.

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran Cooperatif Learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim. dalam Suyitno.2009:9, yaitu: 18 1 Hasil belajar akademik Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan social, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas hasil belajar akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu sisiwa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah meningkatkan nilai atau hasil belajar akademik siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. 2 Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai terhadap perbedaan individu satu sama lain. 3 Pengembangan ketrampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan- 18 Amri Ahmadi, op. cit., h, 93. keerampilan social, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih dalam pengembangan keterampilan social.

c. Kelemahan dan Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah: 19 1 Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan 2 Optimalisasi partisipasi siswa 3 Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan dengan sesame siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi 4 Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagai dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur 5 Meningkatkan penerimaan 6 Meningkatkan hubungan positif 7 Motivasi instrinsik makin besar 8 Percaya diri yang tinggi 9 Prilaku dalam tugas lebih 10 Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah 11 Siswa bertanggung jawab dengan belajar 12 Siswa mengartikan “apanya kognitif” kepada “yang dikatakan siswa” untuk peer mereka 13 S iswa meningkat dalam “kolaborasi kognitif” mereka mengorganisasi pikirannya untuk dijelaskan ide pada teman-teman sekelas mereka. Sedangkan kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah: 1 Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah 1 Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai 19 Masitoh Dewi, op. cit., h. 248-249.