48
H
o
: Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan
strategi PSRT dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa
menggunakan strategi PSRT, ditolak.
H
a
: Ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan
strategi PSRT dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa
menggunakan strategi PSRT, diterima.
b. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah “strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro ”. Hipotesis tersebut adalah
hipotesis alternatif Ha. Keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi dapat diketahui dengan mencari perbedaan skor prates
dan pascates kelas eksperimen. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan gain score setelah pelaksanaan uji-t.
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penghitungan uji-t skor prates dan pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas
kontrol dan kelas eksperimen serta penghitungan gain score untuk menguji keefektifan strategi PSRT.
49
1 Uji-t Skor Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks
Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Uji-t skor prates dan pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan untuk mengetahui
keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang diterapkan pada kelas eksperimen. Berikut ini rangkuman
hasil uji-t skor prates dan pascates kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 14: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Kelas T
df P
Keterangan
Prates-pascates KK 2,385
31 0,023
p 0,05 = Signifikan Prates-pascates KE
5,277 31
0,000 p 0,05 = Signifikan
Berdasarkan hasil penghitungan skor prates dan pascates kelas kontrol, diperoleh t sebesar 2,385 dengan df = 31 pada taraf kesalahan 0,05 5. Selain
itu, diperoleh nilai p sebesar 0,023 0,023 0,05. Sedangkan, hasil uji-t prates dan pascates kelas eksperimen diperoleh t sebesar 5,277 dengan df = 31, dan p
0,000. Nilai p lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. Meskipun kedua kelas mengalami perbedaan yang signifikan, nilai p pada uji-t kelas eksperimen lebih
rendah dari pada nilai p hasil uji-t kelas kontrol 0,000 0,023. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki perbedaan yang lebih signifikan
dari pada kelas kontrol. Perbedaan tersebut juga menunjukkan bahwa strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks
deskripsi.
50
2 Gain Score Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Gain score adalah selisih rata-rata skor prates dan pascates antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Gain score digunakan untuk mengetahui adanya
peningkatan atau penurunan skor. Selain itu, gain score digunakan pula untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran. Penghitungan gain score prates dan
pascates antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15: Penghitungan Gain Score Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Data Rata-Rata
Gain Score
Prates Kelas Kontrol 65,547
67,734 – 65,547 = 2,196
Pascates Kelas Kontrol 67,734
Prates Kelas Eksperimen 70,234
76,797 – 70,234 = 6,563
Pascates Kelas Eksperimen 76,797
Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa hasil selisih skor rata-rata prates dan pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas
kontrol sebesar 2,196. Gain score kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen sebesar 6,563. Hasil penghitungan tersebut
menunjukkan adanya perbedaan kenaikan nilai rata-rata prates dan pascates pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kenaikan rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata- rata nilai kelas kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil pengujian
hipotesis kedua sebagai berikut.
51
Ho : Strategi PSRT tidak efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2
Bambanglipuro, ditolak.
Ha : Strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2
Bambanglipuro, diterima.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini akan membahas tiga aspek yaitu, level pemahaman membaca teks deskripsi, perbedaan kemampuan membaca
pemahaman teks deskripsi siswa, dan keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi. Ketiga aspek tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut.
1. Level Pemahaman Membaca Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Pembahasan level pemahaman ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi siswa kelas VII SMP N 2
Bambanglipuro sampai pada tingkat komprehensi apa. Data yang digunakan dalam mengukur level kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi ini
diambil dari hasil skor prates dan pascates. Materi soal prates dan pascates yang digunakan
dibuat berdasarkan
Taksonomi Ruddell.
Ruddell 1978
mengklasifikasikan tujuh subketerampilan utama dari keterampilan komprehensi yang dapat digolongkan dalam tingkat komprehensi faktual, interpretif, dan
aplikatif Zuchdi, 2012: 78. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya
52
mengambil 6 subketerampilan Taksonomi Ruddell yaitu 1 menemukan ide-ide penjelas, 2 menemukan urutan, 3 menemukan hubungan sebab dan akibat, 4
menemukan ide-ide pokok, 5 memprediksi, 6 pemecahan masalah. Berikut adalah contoh soal berdasarkan tingkatkan levelnya.
Tabel 16: Contoh Soal Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Tingkat
Komprehensi Contoh Soal
Faktual Fakta yang terdapat pada paragraf I adalah . . .
Intrepretif Kata berikut yang memiliki persamaan makna dengan
kata “tokoh” adalah . . .
Aplikatif
Pada teks “Tari Saman” dijelaskan bahwa penggunaan warna pada kostum penari sangat penting, karena warna
mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan dll paragraf IV. Akan tetapi di era
modernisasi seperti sekarang ini penggunaan warna kostum pada Tari Saman sudah mengalami perubahan.
Apakah perubahan warna pada kostum Tari Saman akan mempengaruhi nilai yang terkandung dalam kostum
tersebut?
Kemudian, berdasarkan hasil dari skor siswa prates dan pascates kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 17: Level Pemahaman Membaca Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data Prates
Pascates Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen
Tingkat Faktual 23,5
24, 62 24, 75
27, 75 Tingkat Interpretif
18, 53 21, 69
22,38 23, 69
Tingkat Aplikatif 21, 63
21,74 19, 05
21, 31 Berdasarkan data prates kemampuan membaca pemahaman teks
deskripsi siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam pemahaman membaca teks deskripsi sama-sama dominan
53
pada tingkat faktual yaitu dengan hasil sebesar 18,53 kelas kontrol dan 21,69 kelas eksperimen.
Setelah diadakan prates kedua kelas diberi pembelajaran tentang teks deskripsi. Namun, pada kelas eksperimen pembelajarannya menggunakan strategi
PSRT. Kemudian kedua kelas tersebut diberikan pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi. Dari hasil data pascates kemampuan membaca
pemahaman teks deskripsi kelas kontrol diperoleh simpulan bahwa tingkat faktual 23,5
– 24,75 dan tingkat interpretif 18,53 – 22,38 mengalami kenaikan sedangkan tingkat aplikatif 21,63
– 19, 05 mengalami penurunan. Hasil pada kelas eksperimen didapat simpulan tingkat faktual 24,62
– 27,75 dan interpretif 21,69
– 23,69 mengalami kenaikan, sedangkan tingkat aplikatif 21,74 – 21,31 mengalami penurunan. Baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen, berdasarkan
skor pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kedua kelas tersebut dominan pada tingkat fatual. Data ini dapat dilihat pada lampiran 11.
2. Perbedaan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas
Kontrol dengan Kelas Eksperimen
Pada awal pertemuan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan prates berupa tes objektif sejumlah 40 butir soal. Prates ini diberikan
untuk mengetahui kondisi awal kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum mendapat pembelajaran. Berdasarkan hasil uji-t prates kelas kontrol dan kelas
eksperimen diperoleh t sebesar 1,968 dengan df = 62 dan p sebesar 0,054 dengan taraf signifikasi 5 atau 0,05. Nilai p lebih besar dari taraf signifikasi 5 atau
0,05. Dari hasil uji-t prates tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi antara kelas kontrol dengan
54
kelas eksperimen. Dengan demikian, kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi awal kedua kelas tersebut setara.
Setelah dilakukan prates antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dan didapat kesimpulan bahwa kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi
kelas eskperimen dan kelas kontrol sama, kemudian kedua kelas tersebut diberikan pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi. Kelas kontrol
mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi tanpa menggunakan strategi PSRT, sedangkan kelas eksperimen mendapat pembelajaran membaca
pemahaman menggunakan strategi PSRT. Masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen mendapat pembelajaran sebanyak empat kali. Berdasarkan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan, terdapat perbedaan aktivitas antara siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Pembelajaran pada siswa kelas eksperimen
diberikan dengan menggunakan langkah-langkah strategi PSRT. Simons 1989: 424-425 menyatakan bahwa dalam strategi PSRT
terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu P Prepare, S Structure, R Read, T Think. Strategi PSRT dalam penggunaannya pada proses
pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi membuat siswa menjadi lebih aktif dibandingkan dengan pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi
tanpa menggunakan strategi PSRT. Hal ini berhubungan, karena strategi yang dikembangkan oleh Sandra McCandless Simons tahun 1989, menuntut guru dan
siswa untuk saling berinterksi dengan teks sehingga dengan interaksi tersebut siswa lebih mampu memahami isi teks yang dibacanya Simons, 1989: 420.