8 beban materi dan waktu maka kehadiran TIK justru tidak ada gunanya. Namun
rasanya hal ini tidak akan terjadi di era informasi ini. Di mana perangkat komunikasi nirkabel sudah merambah sampai ke pelosok pedesaan. Kehadiran
teknologi ini harus digunakan sebaik-baiknya dengan pengelolaan yang tepat.
2. Prinsip Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Prinsip umum penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, adalah sebagai berikut:
a. Efektif dan efisien. Penggunaan ICT harus memperhatikan manfaat dari teknologi ini dalam hal mengefektifkan belajar, meliputi pemerolehan
ilmu, kemudahan dan keterjangkauan, baik waktu maupun biaya.
b. Optimal. Dengan menggunakan ICT, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai “lebih” daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang
diberikan ICT adalah keluasan cakupan, kekinian up to date,
kemodernan dan keterbukaan. c. Menarik. Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran dikelas akan lebih
menarik dan memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan memancing keingintahuan yang lebih akan berjalan
membosankan dan kontra produktif untuk pembelajaran. d. Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar. Dengan menggunakan ICT
tentu saja diharapkan pelajar mampu menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat didalam diri mereka. Seorang anak
yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya berbeda dengan pelajar yang mempunyai kreativitas rendah. Pelajar yang mempunyai kreativitas
tinggi tentunya akan mampumenyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Begitu pula
sebaliknya dengan pelajar yang berkreativitas rendah. Dengan demikian, tujuan teknologi informasi dan komunikasi TIK akan sejalan
dengan tujuan pendidikan itu sendiri ketika digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan TIK tidak justru menjadi penghambat dalam pembelajaran namun
akan memberi manfaat yang lebih dalam pembelajaran. Perlu ditegaskan bahwa peran TIK adalah sebagai enabler atau alat untuk memungkinkan terjadinya
9 proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK merupakan sarana untuk
mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
3. Peran Strategis TIK untuk Pendidikan
Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi terciptanya generasi bangsa yang memiliki kompetensi, dedikasi dan kepribadian luhur berkarakter.
Berbagai cara dan upaya dapat dilakukan agar proses belajar mengajar menjadi efektif, efisien dan mampu merambah keseluruh pelosok penjuru tanah air. Apa
yang disampaikan di sekolah-sekolah Ibu Kota Jakarta baik sekolah Unggulan maupun Non Unggulan juga disampaikan di sekolah-sekolah terpencil dengan
tidak mengurangi makna dan kualitas. Semua generasi bangsa diharapkan tidak merasakan diskriminasi pendidikan dikarenakan jauh dari perkotaan, sulitnya
transportasi dan minimnya kompetensi tenaga pendidik. Sejak dekade 90-an telah dilakukan berbagai macam uji coba pendidikan
berbasis TIK terutama pada jenjang pendidikan tinggi dikti dan Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Sudirman: 2008. Lebih jauh beliau menyampaikan
bahwa pada tahun 2008 lebih dari sepuluh ribu sekolah terutama SMA dan SMK bahkan SD dan SMP sudah mulai online.
Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadinya perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Keberadaannya
membuka batas-batas wilayah suatu negara. Tiap-tiap Negara telah terhubung satu sama lain menjadi satu kesatuan yang disebut global village atau desa
dunia. Melalui pemanfaatan TI siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan dari institusi pendidikan mana saja dan di mana saja dikehendaki. Secara khusus
pemanfaatan TI dalam pembelajaran dipercaya dapat : a. Meningkatkan kualitas pembelajaran
b. Mengembangkan keterampilan TI IT Skill c. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran
d. Menjawab the technological imperative keharusan berpartisipasi dalam TI
e. Mengurangi biaya pendidikan f. Meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan Sudirman: 2008