Saran Cara Penggunaan Modul

8 hanya oleh sifat permukaan logam, tetapi juga oleh sifat lingkungan serta evolusi keduanya. Gambar 1.2. Korosi: Logam kembali ke bentuk oksidanya Sumber: The Electrochemical Society Interface • Spring 2006

1.2. Proses Terjadinya Korosi

Proses korosi dapat melalui proses kimia maupun proses fisika serta kombinasi dari keduanya.

1.2.1. Proses Korosi Secara Kimia

Proses korosi secara kimia yang paling sering dan perlu untuk diketahui adalah proses kimia yang melibatkan perpindahan elektron elektroda terkorosi, katoda elektroda yang tidak terkorosi, penghantar yang menghubungkan antara katoda dan anoda dan yang terakhir adalah elektrolit lingkungan yang bisa menghantarkan arus listrik seperti tanah, air laut, dan sebagainya. Bila salah satu dari unsur tersebut tidak ada maka korosi tidak akan terjadi, misalnya secara teori diruang hampa vakum tidak akan terjadi korosi.

1.2.2. Proses Korosi Secara Fisika

Proses korosi secara fisika terjadi karena abrasi gesekan dengan benda padat, adanya beban ditarik atau ditekan, pengaruh kecepatan aliran atau lainnya yang mempercepat terjadinya korosi. Korosi dapat terjadi pada bahan logam besi atau bukan besi. Logam besi adalah suatu logam yang komponen utamanya adalah besi, seperti besi cor, baja karbon atau 9 tahan karat stainless steel sedangkan logam bukan besi contohnya adalah tembaga, perunggu atau yang lainnya. Semua logam kecuali logam mulia pada dasarnya bisa berkarat, hanya saja prosesnya ada yang cepat dan ada yang lambat. Sebagai contoh, dari bahan yang sama, ditempatkan pada lingkungan yang sama tetapi umur pakaiannya beda atau tergantung pada lapisan yang diberikan terhadap logam tersebut. Telah kita ketahui bahwa di alam, kebanyakan logam ditemukan tidak dalam keadaan murni atau dalam bentuk ikatan senyawa kimia gabungan yang dikenal sebagai bijih. Semua logam kecuali emas, platinum dan perak di alam antara lain berada dalam bentuk oksida, karbonat, sulfida, sulfatnya. Bentuk-bentuk gabungan dari logam mewakili termodinamika mereka dalam keadaan stabil keadaan energi rendah. Logam murni dihasilkan dari ekstraksi bijihnya setelah memasoknya dengan sejumlah besar energi. Logam dalam kondisi murni tidak berikatanbersenyawa memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dan berada pada keadaan yang tidak stabil. Ketidakstabilan ini menyebabkan kecenderungan alami logam-logam tersebut untuk kembali ke keadaan energi rendah, yaitu, keadaan gabunganbersenyawa dengan dengan unsur-unsur yang ada dalam lingkungan. Kecenderungan untuk kembali ke kadaan stabil ini menjadi alasan utamater jadinya korosi. Kita semua mengetahui bahwa korosi menghasilkan suatu zat baru yang kurang diminati dibandingkan dengan bahan asal logam aslinya. Korosi juga dapat menurunkan fungsi suatu komponen dan bahkan merusak sebuah sistem. Korosi menghasilkan materi baru yang kita kenal dengan istilah karat yang terbentuk di bagian permukaan dan awam tidak paham mengenai bagaimana hal tersebut terjadi. Secara sederhana proses korosi dapat dituliskan sebagai berikut. Karat Baja  Agar proses perkaratan terjadi maka pada permukaan komponen utama dari baja, yakni besi Fe mengalami sejumlah perubahan sederhana. Pertama, atom besi kehilangan beberapa elektron dan menjadi ion bermuatan positif. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut. 10 n Fe Fe n    elektron Keadaan ini memungkinkan terjadinya ikatan dengan kelompok lain dari atom yang bermuatan negatif. Kita tahu bahwa agar karat baja basah dapat memberikan varian oksida besi terdapat suatu bagian lain dari reaksi yang harus melibatkan air H 2 O dan oksigen O 2 dengan persamaan seperti berikut ini.      OH e O H O 4 4 2 2 2 Reaksi pertama yakni ion positif besi yang telah melepaskan elektronnya dapat digabungkan dengan reaksi kedua yang membutuhkan elektron. Jika elektron habis digunakan untuk reaksi maka gabungan kedua reaksi di atas dapat dituliskan seperti di bawah ini. 2 2 2 2 2 2 OH Fe O H O Fe    Dari persamaan reaksi di atas dapat dinyatakan bahwa besi jika bereaksi dengan air yang mengandung oksigen terlarut akan menghasilkan besi hidroksida. Oksigen larut cukup mudah dalam air dan karena itu biasanya akan ada kelebihan oksigen yang akan bereaksi dengan hidroksida besi. Reaksi yang terjadi dapat dilihat pada persamaan di bawah ini. O H O Fe O H O OH Fe 2 3 2 2 2 2 . 2 2 4    Persamaan di atas menunjukkan bahwa hidroksida besi bereaksi dengan oksigen menghasilkan air dan hidrat dari oksida besi yang berwarna kecoklatan dan kita kenal dengan karat besi.