32 500 jam benda tersebut mengalami pengurangan massa sebesar 0,0284 g.
Hitunglah laju korosi yang terjadi pada benda tersebut
F. Rangkuman
1. Korosi dapat didefinisikan sebagai degradasi sifat-sifat bahan selama berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, dan korosi merupakan hal yang
tak terelakkan bagi sebagian besar jenis logam. 2. Proses korosi dapat melalui proses kimia maupun proses fisika serta
kombinasi dari keduanya. Korosi melalui proses kimia melibatkan perpindahan elektron elektroda terkorosi, katoda elektroda yang tidak
terkorosi, penghantar yang menghubungkan antara katoda dan anoda dan elektrolit lingkungan yang bisa menghantarkan arus listrik seperti tanah, air
laut, dan sebagainya. Korosi melalui proses fisika terjadi karena abrasi gesekan dengan benda padat, adanya beban ditarik atau ditekan,
pengaruh kecepatan aliran atau lainnya yang mempercepat terjadinya korosi.
3. Tipe korosi berdasarkan penampilan dapat digolongkan menjadi korosi: merata, galvanik, celah, sumuran, arus liar, regangan, serangan selektif,
batas butir, dan erosi. Masing-masing memiliki tampilan yang berbeda sehingga perbedaan yang terlihat dapat dijadikan kunci dalam penggolongan
korosi. 4. Berdasarkan keberadaan atau keterlibatan elektrolit, korosi juga dapat
dibedakan menjadi korosi kering korosi kimia dan korosi basah elektrokimia.
5. Berdasarkan teori Galvani, jika suatu logam yang tidak murni terpapar udaraatmosfer maka akan terbentuk sebuah sel Galvani mini. Logam
dengan atmosfer akan membentuk anoda, sementara kandungan logam lain sebagai wujud ketidakmurnian logam dengan atmosfer membentuk katoda.
Sedangkan menurut teori aerasi diferensial sel konsentrasi korosi terjadi selama proses perkembangan pembentukan sel dengan berbagai variasi
konsentrasi oksigen atau berbagai elektrolit yang ada di permukaan logam, dengan area yang kekurangan oksigen akan bertindak sebagai anoda dan
mengalami korosi. Sementara area yang kelebihan oksigen akan bertindak sebagai katoda dan terlindungi dari korosi.
33 6. Faktor-faktor yang memengaruhi laju korosi dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu: a. Faktor yang berhubungan dengan logam dan permukaannya.
b. Faktor yang berhubungan dengan atmosfer. c. Faktor yang berhubungan dengan produk hasil korosi.
7. Jika diketahui penurunan masa dari suatu material yang terkorosi maka laju korosi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
. .
. mmpy
mpy t
A m
K CR
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara
mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80. Setelah menuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti
uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.
34
35
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KOROSI
A. Tujuan
Setelah menelaah kegiatan pembelajaran 2 ini, Saudara diharapkan dapat:
1.
Menjelaskan kaitan antara tingkat kemuliaan atau reaktivitas logam dengan kemudahan mengalami korosi.
2.
Membedakan pengendalian korosi dengan cara modifikasi lingkungan deaerasi dan dehumidifikasi.
3.
Menjelaskan mekanisme kerja inhibitor korosi.
4.
Menjelaskan cara kerja paduan dalam pengendalian korosi dengan contoh.
5.
Memberikan contoh pelapisan permukaan organik dan anorganik.
6.
Menjelaskan mekanisme pengendalian korosi dengan pelapisan logam.
7.
Menyebutkan metode pengendalian korosi dengan pelapisan logam.
8.
Menjelaskan pengertian elektroplating.
9.
Menjelaskan prinsip pengendalian korosi dengan cara anodising.
10.
Melaksanakan praktik anodising secara benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menyajikan penjelasan mengenai cara-cara umum yang digunakan untuk mencegah atau mengendalikan korosi.
2. Menjelaskan aplikasi kimia dalam teknologi tepat guna bidang teknologi dan rekayasa terkait pengendalian korosi.
3. Terampil menggunakan peralatan laboratorium kimia dalam percobaan pengendalian korosi secara anodising.
C. Uraian Materi
Setelah kita memahami apa itu korosi, bentuk-bentuk korosi dan bagaimana proses korosi terjadi serta faktor apa yang menyebabkan korosi, selanjutnya
36 kita akan melihat dan mendalami materi tentang pencegahan dan
pengendalian korosi. Pencegahan dan pengendalian terjadinya korosi ini tentunya berkaitan
dengan adanya tingkat katahanan logam terhadap korosi yang berbeda- beda. Ketahanan terhadap korosi ini dipengaruhi oleh sifat reaktif tidaknya
suatu logam atau mulia tidaknya suatu logam. Makin reaktif suatu logam makin mudah bereaksi dengan oksigen atau zat lain pemicu korosi.
Sebaliknya makin mulia suatu logam, makin sulit berekasi dengan oksigen maupun zat lain pemicu terjadinya korosi. Sehingga makin reaktif suatu
logam, akan semakin mudah terkorosi dan sebaliknya semakin mulia suatu logam, makin sulit mengalami korosi. Berikut dapat dilihat tingkat kereaktifan
atau kemuliaan logam secara berurut.
Gambar 2.1. Urutan Reaktivitas Logam
Sumber: Industrial Coating of Metal Surface
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan terjadinya korosi. Metode yang umum digunakan untuk
mencegah dan mengendalikan korosi adalah: Modifikasi kondisi lingkungan
Paduan Pelapisan permukaan
Pelapisan logam Elektroplating dan