PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 degan Angka Perbandingan
untuk 2010 Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Indonesian language.
PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Year Ended December 31, 2011
With Comparative Figures for 2010
Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
107
44. JAMINAN PEMERINTAH
TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
44. GOVERNMENT GUARANTEE ON PAYMENT OF COMMERCIAL BANKS’ OBLIGATIONS
Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito
berjangka dan deposito on call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang
diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata uang dan liabilitas kontinjensi lainnya seperti bank
garansi, standby letters of credit, performance bonds, dan kewajiban sejenis selain yang
dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi
dan kewajiban
kepada direktur,
komisaris dan pihak terkait dengan Bank. Since 1998, the Government guarantees the
obligations of commercial banks including demand deposits, saving deposits, time deposits and call
deposits, bonds, marketable securities, interbank borrowings, loans received, letters of credit,
acceptances, currency swap and other contingent liabilities such as bank guarantees, standby letters
of credit, performance bonds, and other kinds of liabilities other than those excluded in this
regulation such as subordinated loans and liabilities to directors, commissioners and related
parties of the Bank.
Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik
Indonesia menetapkan
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran
Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan Peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijamin
untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004
ditetapkan maksimum Rp 100.000.000, diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000.000.
On October 13, 2008, the President of the Republic of Indonesia approved Government
Regulation No. 66 Year 2008 regarding the amount of guarantee on deposits guaranteed by
LPS. Based on such Regulation, the guaranteed
customer‟s deposits amount in a bank which previously according to Law No. 24 Year 2004
amounted to Rp 100,000,000 amended to the maximum amount of Rp 2,000,000,000.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang
tentang Lembaga
Penjaminan Simpnanan telah ditetapkan menjadi Undang-undang sejak tanggal 13 Januari 2009.
Based on the Law of the Republic of Indonesia No. 7 year 2009, Government Regulation in Lieu
of Law on Lembaga Penjaminan Simpanan LPS has been set into law since January 13, 2009.
Beban premi penjaminan yang dibayar selama tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar
Rp 29.090.324.556 dan Rp 27.112.370.925. Guarantee premium paid in 2011 and 2010
amounted to
Rp 29,090,324,556
and Rp 27,112,370,925, respectively.
45. MANAJEMEN MODAL 45. CAPITAL MANAGEMENT
Tujuan utama dari kebijakan Bank atas kebijakan pengelolaan modal adalah untuk memastikan
bahwa Bank memiliki modal yang kuat untuk mendukung strategi pengembangan ekspansi
usaha Bank saat ini dan mempertahankan kelangsungan pengembangan di masa mendatang,
dan
untuk memenuhi
ketentuan kecukupan
permodalan yang ditetapkan oleh regulator serta memastikan agar struktur permodalan Bank telah
efisien. The primary objectives of the Bank‟s capital
management policy are to ensure that the Bank has a strong capital to support the Bank‟s
business expansion strategy currently to sustain future development of the business, to meet
regulator capital adequacy requirements and also
to ensure the efficiency of Bank‟s capital structure.
PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 degan Angka Perbandingan
untuk 2010 Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Indonesian language.
PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Year Ended December 31, 2011
With Comparative Figures for 2010
Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
108
45. MANAJEMEN MODAL lanjutan 45. CAPITAL MANAGEMENT continued
Bank menyusun Rencana Permodalan berdasarkan penilaian
dan penelaahan
atas kebutuhan
kecukupan permodalan yang dipersyaratkan dan mengkombinasikannya
dengan tinjauan
perkembangan ekonomi terkini dan hasil dari metode stress test. Bank senantiasa akan
menghubungkan tujuan keuangan dan kecukupan modal terhadap risiko melalui proses perencanaan
modal dan stress test, begitupula dengan bisnis yang didasarkan pada permodalan dan persyaratan
likuiditas Bank. Bank undertakes Capital Planning based on
assessment and review of the capital situation in terms of the legal capital adequacy requirement,
combined with assessment of economic outlooks and stress test result. Bank will continue to link
financial and capital adequacy goals to risk appetite through the capital planning process and
stress testing method as well as assess the
businesses based on Bank‟s capital and liquidity requirements.
Kebutuhan permodalan Bank juga direncanakan dan didiskusikan secara rutin yang didukung
dengan data-data analisis. The capital needs of the Bank are also discussed
and planned on a routine basis supported by data analysis.
Rencana Permodalan disusun oleh Dewan Direksi sebagai bagian dan Rencana Bisnis Bank dan
disetujui oleh Dewan Komisaris. Perencanaan ini diharapkan akan memastikan tersedianya modal
yang cukup dan terciptanya struktur permodalan yang optimal.
Capital Planning is prepared by Board of Directors as part of Bank‟s business plan and is approved
by the Board of Commissioners. Capital Planning ensures that adequate levels of capital and an
optimum mix of the different components of capital
are maintained to support Bank‟s strategy. Bank telah melakukan perhitungan kecukupan
modal berdasarkan ketentuan BI yang berlaku, dimana modal yang dimiliki diklasifikasikan dalam 2
Tier yaitu Modal Tier 1 dan Modal Tier 2. Bank calculated its capital adequacy requirements
using the prevailing BI regulation, where the regulatory capital is classified into tow tier: Tier 1
Capital and Tier 2 Capital.
Bank mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan oleh pihak eksternal sepanjang periode
pelaporan, khususnya
berkenaan dengan
perhitungan Kewajiban
Penyediaan Modal
Minimum KPMM dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR.
Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the reporting
period, particullary regarding Capital Adequacy Ration CAR and calculation of Risk Weighted
Assets RWA.
Kewajiban penyediaan modal
Bank dengan
memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar:
The Bank‟s capital adequacy ratio with consideration for credit, operational and market
risk:
dalam jutaan Rupiah
2011 2010
in millions of Rupiah
Modal Capital
Tier I 1.027.131
989.327 Tier I
Tier II 624.484
617.962 Tier II
Jumlah Modal 1.651.615
1.607.289 Total Capital
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Risk Weighted Assets
untuk Risiko Kredit 11.978.123
11.067.937 for Credit Risk
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Risk Weighted Assets
untuk Risiko Operasional 1.053.164
628.898 for Operational Risk
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Risk Weighted Assets
untuk Risiko Pasar 128.044
306.987 for Market Risk
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum untuk risiko kredit dan risiko
Capital Adequacy Ratio CAR with
operasional
12,67 13,74
credit and operational risk