sesuatu benda, peralatan atau hal, yang didasari dengan prinsip fisika. Tekanan model ini adalah siswa dibiasakan dengan aktif membuat atau
menciptakan sesuatu peralatan yang menggunakan prinsip fisika.
22
Melalui pembelajaran hands-on siswa akan dilibatkan dalam pengalaman belajar yang
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, memberikan keterampilan kepada siswa menggunakan alat, merancang percobaan, berkomunikasi,
bertanya, berhipotesis, observasi, dan berpendapat. Peran guru dalam pembelajaran hands-on difokuskan dalam
memotivasi dan melibatkan siswa pada pengalaman belajar yang dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konten sains
dalam proses belajar. Peran guru tidak hanya sebagai pemberi ilmu pengetahuan sebagaimana pembelajaran tradisional, tetapi juga harus
membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri. Guru yang menerapkan pembelajaran hands-on dalam kegiatan proses belajar harus
mempertimbangkan juga bagaimana cara yang harus ditempuh umtuk mengevaluasi siswanya. Siswa tidak hanya diuji mengenai penugasan spesifik
isi pengetahuannya, akan tetapi kinerjanya pun penting juga untuk dievaluasi. Pembelajaran hands-on terdiri dari 3 teknik yaitu Guided Worksheet
Activity, Challenge Exploration Activity dan Open Exploration Activity. Adapun perbedaan ke-3 teknik tersebut adalah :
1. Teknik Guided Worksheet Activity kegiatan lembar tugas panduan. Pada teknik ini siswa diberikan LKS yang lengkap yang berisis alat, bahan, tujuan,
dan prosedur kegiatan praktikum tetapi tidak memberi tahukan hasil. Siswa diharapkan menemukan sendiri
hubungan antar variabel ataupun menggenaralisasikan data. Teknik ini menggunakan LKS yang bersifat resep
cook book tetapi tidak selengkap LKS cook book. 2. Teknik Challenge Exploration Activity kegiatan eksplorasi tantangan. Pada
teknik ini LKS yang diberikan kepada siswa berisi alat, bahan, dan tujuan praktikum serta permasalahan yang akan diteliti siswa. Siswa ditantang untuk
22
Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007 h. 123.
dapat merumuskan sendiri prosedur kegiatan praktikum berdasarkan permasalahan yang telah diberikan.
3. Teknik Open Exploration Activity kegiatan eksplorasi terbuka. Pada teknik ini LKS yang diberikan kepada siswa hanya berisi alat dan bahan praktikum.
Sedangkan untuk tujuan, permasalahan yang akan diteliti, dan prosedur kegiatan praktikumnya siswa ditugaskan untuk merumuskannya sendiri.
23
Perbedaan ketiga teknik diatas adalah pada lengkap tidaknya petunjuk yang diberikan dalam LKS. Adanya LKS yang membantu siswa untuk
mengembangkan alur berpikir untuk mendapatkan suatu konsep. LKS yang dikembangkan dalam model pembelajaran hands-on dilengkapi dengan
menggunakan pertanyaan produktif. Dengan pertanyaan produktif siswa harus melakukan sesuatu terlebih dahulu sebelum menjawab. Sementara
dalam LKS yang selama ini dipergunakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat lebih menitik beratkan pada pemahaman konsep belaka tidak menuntut siswa
untuk melakukan sesuatu. Tanggapan siswa terhadap LKS yang dibuat dapat membantu memahami suatu konsep.
Ketiga teknik tesebut juga dapat digunakan secara bersama-sama kombinasi, akan tetapi tidak ada aturan yang mengikat mengenai urutan
yang tepat dalam mengkombinasikan ketiga teknik tersebut. Pada kondisi tertentu, kegiatan belajar bisa dimulai dengan teknik Open Exploration
Activity untuk mengenal dan mengetahui bahan-bahan praktikum terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan teknik Challenge Exploration Activity
sehingga siswa fokus pada suatu konsep. Di lain hal, teknik Guided Worksheet Activity bisa digunakan sebagai dasar dari kegiatan teknik Open
Exploration Activity dan kemudian dilanjutkan dengan memahami penaksiran melalui kegiatan pada teknik Challenge Exploration Activity. Meskipun
demikian, memadukan karakter setiap pengalaman yang didapat para siswa merupakan hal yang terpenting dari semua itu.
23
Tonih Feronika, Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam Pembelajaran Hands On Dengan Teknik Challenge Exploration Activity. EDUSAINS vol. 1 No. 2 Desember 2008.
Teknik challenge exploration activity, siswa diberi kesempatan untuk membuat
hipotesis dan
prosedur kerja.
Sehingga siswa
dapat mengekplorasimerancang daya pikirnya dalam membuat hipotesis dan
prosedur kerja. Dalam hal ini siswa mendapatkan tantangan, karena jika prosedurnya kurang tepat dengan permasalahan yang ada. Maka hasilnya pun
dapat berakibat tidak baik terhadap percobaan yang diteliti. Teknik challenge exploration activity adalah teknik pembelajaran
yang memberikan banyak kegiatan pemebelajaran melalui tantangan kepada siswa. Teknik challenge exploration activity banyak memunculkan
kemampuan yang dominan jika diterapkan dalam mempelajari konsep yang termasuk jenis konsep yang berdasarkan prinsip. Kelebihan pada teknik ini
adalah: a. Dalam pembelajaran ada iklim kompetisi
b. Terdapat sikap kreatif dan inventif c. Semua siswa terlibat kerja
d. Aktivitas percobaan sebagai hal yang menuntut berpikir.
24
Penerapan teknik Challence Exploration Activity memberikan hal yang positif bagi siswa seperti, muncul sikap kreatif dan inventif dalam diri
siswa, semua siswa dalam kelompok terlibat kerja bahkan terjadi iklim kompetisi, dan siswa merasa terangsang dengan dengan teknik ini. Bila
dilihat dari segi kreativitas, keterlibatan siswa dalam kelompok, kemampuan memechkan masalah Problem Solving, motivasi belajar, kemampuan
berhipotesis, dan penggunaan pengetahuan awal teknik Challence Exploration Activity merupakan teknik yang dapat memfasilitasi hal-hal
tersebut.
24
Ridwan Efendi, Kajian Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Inkuiri Siswa Pada Konsep Hukum Newton Tentang Gerak Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan
Tiga Teknik Hands On. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011
E. Aspek-Aspek Psikomotor Dalam Pembelajaran IPA
Menurut Mills pembelajaran keterampilan akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan learning by
doing
25
. Trowbridge dan Bybe menekankan bahwa domain psikomotor mencakup aspek-aspek perkembangan motorik, koordinasi otot dan
keterampilan-ketrampilan fisik.
26
Mills menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah a menentukan tujuan dalam bentuk
perbuatan, b menganalisis keterampilan secara rinci dan berurutan, c mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan
memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang
sukar, d memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan bimbingan, e memberikan
penilaian terhadap usaha peserta didik.
27
Stiggins menjelaskan bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan penegmbangan motorik, koordinasi otot, dan keterampilan-keterampilan fisik.
Trowbridge dan Bybe juga sepaham dengan Stiggins mengenai ruang lingkup ranah psikomotor, namun selanjutnya mereka mengemukakan kekhasan
dalam mata pelajaran sains bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil-hasil yang melibatkan cara-cara memanipulasi alat-alat instrument.
Keduanya mengklasifikasikan ranah psikomotor ke dalam empat kategori, yaitu: a moving bergerak, b manipulating memanipulasi, c
communicating berkomunukasi, d creating menciptakan
28
.
F. Penilaian Ranah Psikomotor
Bloom berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang
25
Depdiknas 2008, loc.cit.
26
Drs. Ahmad Sofyan, loc.cit. h. 24
27
Depdiknas 2008, loc.cit. h. 4
28
Dra. Elly Herliani dkk. Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. PPPTK IPA. Bandung. 2009. Hal.70.
melibatkan otot dan kekuatan fisik.
29
Singer menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang
berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian
seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
30
Menurut Setyosari aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan
koordinasi antara syaraf dan otot. Tujuan yang bersifat psikomotor berkaitan dengan pencapaian
keterampilan motorik gerakan, memanipulasi
bendaobjek atau kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi otot-otot syaraf dan anggota badan. Menurut Wartono keterampilan-keterampilan
motorik tersebut dalam pembelajaran sains disebut dengan keterampilan proses sains, yang meliputi mengamati, menafsirkan, meramalkan,
menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan percobaan dan mengkomunikasikan percobaan.
31
Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu mengandung tiga ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran
yang menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih
menitik beratkan pada ranah kognitif, dan keduanya selalu mengandung ranah afektif.
32
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu.
33
Simpson menyatakan bahwa hasil
29
Depdiknas 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
30
Ibid.
31
Nani Dahniar, Pertumbuhan Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Observasi Gejala Fisis pada Siswa SMP, Jurnal pendidikan Inovatif, Vol 1, No. 2,
32
Op.cit
33
Dr. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2010
belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua
ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari.
34
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotor siswa. Kecakapan
psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka. Namun,
disamping kecakapan psikomotor itu tidak terlepas dari kecakapan kognitif ia juga banyak terikat oleh kecakapan afektif. Jadi, kecakapan psikomotor siswa
merupakan manifestasi wawasan pengetahuandan kesadaran serta sikap mentalnya
35
. Ryan menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur
melalui 1 pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, 2 sesudah mengikuti
pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, 3 beberapa waktu sesudah
pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
36
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan
produk. Penialain dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung
dengan cara mengetes peserta didik. Untuk menilai hasil belajar aplikatif ini dapat digunakan instrumen tes kinerja atau nontes dengan pedoman
observasi.
37
34
Drs. Ahmad Sofyan dkk. Evaluasi Pemebelajaran IPA Berbasis Kompetensi. UIN Jakarta Press, Jakarta 2006 h. 23
35
Dr. Muhibin Syah. Psikologi Belajar. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta 2011 h.53-54.
36
Depdiknas 2008. Op.cit. h. 4-5
37
Drs. Ahmad Sofyan. dkk. Op.cit. h. 24
G. Hubungan Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam Pembelajaran Hands
On
Berdasarkan pengertian ranah psikomotor yang telah dikemukakan, penilaian hasil belajar pada ranah psikomotor ini dititikberatkan pada
keterampilan motorik hands on. Berdasarkan batasan ini, maka dalam pelajaran sains, kompetensi siswa dalam ranah psikomotor dinilai antara lain
ketika siswa sedang praktikum di laboratorium pada khususnya dan diskusi dalam pemecahan masalah.
Pada kegiatan pembelajaran, terdapat kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai, metode pembelajaran dan evaluasi yang akan digunakan. Oleh
karena itu ada sedikit perbedaan titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi maupun pendekatan pembelajarannya sedikit
berbeda. Pembelajaran yang mengungkap kemampuan psikomotor akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil
mengerjakan learning by doing. Sains merupakan suatu proses penemuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung dalam arti bekerja ilmiah sebagai lingkup proses. Lingkup proses berkaitan erat dengan konsep, maka bekerja ilmiah adalah mengintegrasikan
isi sains ke dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang membekali pengalaman belajar siswa secara langsung.
Model hands on activity sangat baik bagi keterampilan psikomotor siswa, mereka dapat dengan asyik melakukan sesuatu sehingga fisika sangat
mengasyikan dan menarik, apalagi dengan melakukan sesuatu, mereka dapat melihat dengan mata dan inderanya bahwa yang dilakukan terjadi. Maka
mereka menjadi lebih yakin. Keuntungan lain dengan model ini adalah siswa dilatih keterampilan membuat sesuatu peralatan yang berbau fisika.
38
According to the constructivist philosophy of Piaget people build conceptual understanding and Vygotsky, on their experience. Real
38
Paul Suparno, op.cit.. h.123