Pertemuan III Hasil Penelitian

b. Menganalisis masalah 58,3 c. Mensintesis masalah 41,7 Rata-rata 62,5 Berdasarkan data pada tabel 4.10 menunjukan kemampuan psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar 87,5. Pada sub aspek menganalisis masalah menunjukkan kemampuan siswa sebesar 58,3. Sedangkan pada sub aspek mensintesis masalah menunjukkan kemampuan siswa sebesar 41,7. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama proses pembelajaran sebesar 62,5. Dari seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung, aspek-aspek kemampuan psikomotor siswa yang muncul akan disajikan sebagai berikut. Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Aspek Moving Bergerak Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran. No Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa a. Membawa perlengkapan belajar 81,9 b. Menyiapkan perlengkapan belajar 61,1 Rata-rata 71,5 Berdasarkan data pada tabel 4.11 menunjukan kemampuan psikomotor siswa pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub aspek membawa perlengkapan belajar menunjukkan kemampuan siswa sebesar 81,9. Sedangkan sub aspek menyiapkan perlengkapan belajar menunjukan kemampuan siswa sebesar 61,1. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada pada seluruh kegiatan pembelajaran menggambarkan persentase aspek moving selama proses pembelajaran sebesar 71,5. Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Aspek Communicating Komunikasi Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran. No. Sub aspek yang diamati Kemampuan psikomotor siswa a. Mengajukan pertanyaan 72,2 b. Menjawab pertanyaan 65,3 c. Menyimak pendapat orang lain 81,9 d. Menyampaikan idegagasan 66,7 e. Mendeskripsikan data 72,2 f. Mendiskusikan masalah 72,2 g. Mencatat datainformasi 84,7 Rata-rata 73,6 Berdasarkan data pada tabel 4.13 menunjukan kemampuan psikomotor siswa pada aspek communicating selama kegiatan pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub aspek mengajukan pertanyaan, mendeskripsikan data dan mendiskusikan masalah menunjukkan kemampuan psikomotor siswa sebesar 72,2. Pada sub aspek menjawab pertanyaan menunjukan kemampuan siswa sebesar 65,3. Pada sub aspek menyimak pendapat orang lain menunjukkan kemampuan psikomotor siswa sebesar 81,9. Pada sub aspek menyampaikan idegagasan menunjukkan kemampuan psikomotor siswa sebesar 66,7. Sedangkan pada sub aspek mencatat datainformasi menunjukkan kemampuan psikomotor siswa sebesar 84,7. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek communicating selama proses pembelajaran sebesar 73,6. Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aspek Creating Kreativitas Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran No. Aspek yang diamati Frekuensi kemunculan a. Merancang langkah kerja 86,1 b. Menganalisis masalah 61,1 c. Mensintesis masalah 45,8 Rata-rata 64,4 Berdasarkan data pada tabel 4.13 menunjukan kemampuan psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar 86,1. Pada sub aspek menganalisis masalah menunjukkan kemampuan siswa sebesar 61,1. Sedangkan sub aspek mensintesis masalah menunjukan kemampuan siswa sebesar 45,8. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama proses pembelajaran sebesar 64,4. Tabel 4.14 Aspek Psikomotor Tiap Pertemuan No Aspek penilaian Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

1. Moving

bergerak 62,5 77,1 75

2. Manipulating

memanipulasi 84

3. Communicating

komunikasi 72,6 73,2 75

4. Creating

kreativitas 58,3 72,2 62,5 Grafik 4.1 aspek psikomotor siswa selama proses pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity

B. Pembahasan

Tingkat persentase kemampuan aspek psikomotor siswa selama pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity berlangsung menunjukkan tingkat kemampuan pada masing-masing aspek psikomotor.

1. Pertemuan I

Pada pertemuan pertama yaitu pada saat diskusi untuk merumuskan langkah kerja praktikum, aspek communicating menunjukkan persentase paling tinggi dibandingkan dengan aspek moving dan creating. Sedangkan aspek manipulating tidak muncul pada kegiatan ini dikarenakan aspek manipulating merujuk pada aktivitas motorik yang terjadi pada saat siswa melakukan percobaan di dalam laboratorium. Dari ketiga aspek yang muncul, kemampuan psikomotor siswa dengan nilai persentase tertinggi adalah aspek communicating, sedangkan nilai persentase terendah adalah aspek creating. Nilai aspek moving berada diantara aspek communicating dan creating. Aspek communicating pada sub aspek menyimak pendapat orang lain, mendiskusikan masalah dan mencatatinformasi merupakan sub aspek yang paling dominan muncul dengan mendapatkan persentase yang tinggi karena pada kegiatan ini siswa ditantang untuk membuat langkah kerja sebelum praktikum. Siswa masih belum tahu langkah kerja yang benar, komunikasi antar teman sekelompok menjadi lebih sering dialakukan siswa. Dari komunikasi antar siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri dengan memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi. Belajar menurut kaum konstruktivisme merupakan proses aktif siswa mengkonstruksi arti teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertian dikembangkan 55 . Pada aspek creating, sub aspek merancang langkah kerja memiliki nilai persentase tertinggi artinya sub aspek ini muncul paling dominan dibandingkan sub aspek lainnya. Merancang langkah merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan siswa karena siswa memang difokuskan 55 Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 untuk membuat langkah kerja sebelum melakukan praktikum. Merancang langkah kerja praktikum merupakan tugas utama yang dilakukan siswa pada tahap ini sehingga dalam prosesnya membutuhkan intensitas waktu yang paling banyak dibandingkan sub aspek yang lain. Sub aspek menganalisis dan mensintesis maslah muncul dengan persentase yang kecil karena berdasarkan pendapat siswa bahwa kurangnya pengetahuan yang mereka miliki menjadi alasan kurangnya keberanian mereka untuk melakukan kreasi baru. Hal ini senada dengan dengan paham konstruktivisme bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa membina pemahamannya sendiri dengan membuat keterkaitan antara ide baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Sementara itu, pemahaman terhadap pengetahuan tidak terjadi secara serta merta tetapi hasil interaksi siswa dengan lingkungannya. Aspek moving, pada sub aspek membawa perlengkapan belajar merupakan sub aspek yang paling tinggi persentasenya dibandingkan dengan sub aspek menyiapkan perlengkapan belajar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu aktivitas pada aspek ini hanya dilakukan oleh siswa di awal dan akhir kegiatan, artinya tidak selalu dilakukan siswa pada kurun waktu yang ada.

2. Pertemuan II

Pertemuan kedua, yaitu pada saat melakukan kegiatan praktikum, aspek kemampuan psikomotor siswa yang muncul sebanyak empat aspek, artinya seluruh aspek kemampuan psikomotor muncul pada kegiatan praktikum ini diantaranya adalah aspek moving, manipulating, communicating dan creating. Dari keempat aspek tersebut, aspek dengan kemampuan psikomotor siswa yang paling tinggi adalah aspek manipulating, disusul dengan aspek moving, communicating dan creating. Aspek manipulating memiliki persentase paling tinggi dibandingkan dengan ketiga aspek yang lainnya, hal ini dikarenakan pada kegiatan pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity, seluruh kegiatan belajar siswa dilakukan didalam laboratorium. Pada sub aspek membersihkan alat dan bahan praktikum menunjukkan kemampuan siswa dengan persentase paling tinggi, kegiatan ini memang sederhana untuk dilakukan oleh siswa sehingga setiap kelompok melakukannya dengan baik dan rapi. Kegiatan merangkai alat praktikum juga menunjukkan kemampuan siswa dengan persentase yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan siswa merasa tertantang untuk merangkai alat yang sudah mereka rancang pada LKS dipertemuan sebelumnya. Pada kegiatan ini siswa mengkonstruksi sendiri pemikiran dan penemuan selama beraktivitas sehingga siswa melakukan sendiri tanpa beban, menyenangkan dan motivasi tinggi. Siswa melakukan praktikum dengan alat laboratorium sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan secara langsung dengan alat yang mereka gunakan. Kegiatan merangkai alat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan secara fisis. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar, kekerasan, berat, serta bagaimana objek-objek itu berinteraksi satu dengan yang lain. Siswa memperoleh pengetahuan fisis tentang suatu objek dengan mengerjakan atau bertindak terhadap objek itu melalui inderanya 56 . Aspek moving, pada sub aspek membawa perlengkapan belajar dan menyiapkan perlengkapan belajar menunjukkan persentase yang cukup tinggi. Ini menunjukkan antusias siswa untuk melakukan praktikum dengan menggunakan LKS yang sudah mereka persipkan sebelumnya cukup tinggi. Aspek communicating, pada sub aspek mencatat datainformasi paling dominan muncul dengan nilai persentase paling tinggi. Aktivitas mencatat datainformasi banyak dilakukan oleh siswa pada kegiatan pertemuan kedua karena pada pertemuan kedua ini siswa mencatat hasil 56 Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007 h. 12.