Penilaian Ranah Psikomotor KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

G. Hubungan Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam Pembelajaran Hands

On Berdasarkan pengertian ranah psikomotor yang telah dikemukakan, penilaian hasil belajar pada ranah psikomotor ini dititikberatkan pada keterampilan motorik hands on. Berdasarkan batasan ini, maka dalam pelajaran sains, kompetensi siswa dalam ranah psikomotor dinilai antara lain ketika siswa sedang praktikum di laboratorium pada khususnya dan diskusi dalam pemecahan masalah. Pada kegiatan pembelajaran, terdapat kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai, metode pembelajaran dan evaluasi yang akan digunakan. Oleh karena itu ada sedikit perbedaan titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi maupun pendekatan pembelajarannya sedikit berbeda. Pembelajaran yang mengungkap kemampuan psikomotor akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan learning by doing. Sains merupakan suatu proses penemuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung dalam arti bekerja ilmiah sebagai lingkup proses. Lingkup proses berkaitan erat dengan konsep, maka bekerja ilmiah adalah mengintegrasikan isi sains ke dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang membekali pengalaman belajar siswa secara langsung. Model hands on activity sangat baik bagi keterampilan psikomotor siswa, mereka dapat dengan asyik melakukan sesuatu sehingga fisika sangat mengasyikan dan menarik, apalagi dengan melakukan sesuatu, mereka dapat melihat dengan mata dan inderanya bahwa yang dilakukan terjadi. Maka mereka menjadi lebih yakin. Keuntungan lain dengan model ini adalah siswa dilatih keterampilan membuat sesuatu peralatan yang berbau fisika. 38 According to the constructivist philosophy of Piaget people build conceptual understanding and Vygotsky, on their experience. Real 38 Paul Suparno, op.cit.. h.123 experiences allow people to construct their own understandings in a meaningful way. 39 Menurut Piaget and Vygotsky, orang membangun pemahaman konseptual pada pengalaman mereka. Kenyataannya memungkinkan orang untuk membangun pemahaman mereka sendiri dengan cara yang berarti. Titik umum untuk teori ini adalah bahwa belajar yaitu proses yang aktif memerlukan keterlibatan fisik psikomotor dan intelektual dengan tugas belajar. Demonstrasi dan hands-on membuat gangguan eksternal menjadi pemikiran terkini dan merangsang equilibrium, yang menyebabkan konseptual berubah, dan bahwa hands-on activities adalah cara efektif untuk anak-anak dan remaja untuk memperoleh pengetahuan. Hands-on activities membuat siswa lebih aktif peserta didik di kelas ilmu pengetahuan, terutama jika mereka dapat menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah untuk kehidupan sehari-hari situasi mereka. Penelitian juga menunjukkan bahwa siswa menemukan ilmu yang lebih menarik ketika mereka relevan untuk setiap hari hidup atau pengalaman. Proyek yang melibatkan hands-on activities, pengalaman meningkatkan peluang untuk pembangunan pengetahuan. 40 Menurut Krech faktor yang berpengaruh dalam pengubahan perilaku tergantung pada keinginan diri individu, kepribadiannya, informasi yang diterima, kerja kelompok dan lingkungan yang mendukung. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dan penerapan konstruktivisme, hasil penelitian pembelajaran sains dengan kegiatan mandiri atau dengan hands-on dan minds-on activity. Model hands-on sangat baik bagi siswa SD dan SMP. Mereka dapat dengan asyik melakukan sesuatu sehingga fisika mengasyikan dan menarik. 41 Siswa memerlukan pembelajaran hands-on yang melibatkan mereka dalam pengumpulan oraganisasi, analisis dan nilai konten sains sehingga siswa secara aktif terlibat dalam belajar, mengasumsi apa yang 39 Nermin Olga, The Effect of Hands-on Learning Stations on Building American Elementary Teachers’ Understanding about Earth and Space Science Consepts, Eurasia Journal of Mathematics, Science Technology Education, 2010, 62, hal. 87 40 Paul Suparno, loc.cit, 41 Paul Suparno, ibid, hal. 123 terjadi dan bagaimana mempelajarinya, siswa dapat mengembangkan percobaan, pengumpulan data dan menginterpretasikan pengetahuannya. Dalam hal ini hanya akan dijelaskan aspek-aspek yang dapat dinilai dalam mata pelajaran sains dengan merujuk pada klasifikasi ranah psikomotor menurut Trowbridge dan Bybe seperti pada tabel: Tabel 2.2. Aspek Psikomotor Menurut Trowbridge dan Bybe No Aspek Psikomotor Penjelasan

1. Moving

Kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang melibatkan koordinasi gerakan- gerakan fisik. Kategori ini merupakan respon- respon otot terhadap rangsangan sensorik.

2. Manipulating

Kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh, misalnya koordinasi antara mata, tangan, dan jari. Koordinasi gerakan tubuh melibatkan dua atau lebih bagian-bagian tubuh, misalnya tangan-jari, tangan-mata.

3. Communicating

kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan gagasan dan perasaan untuk diketahui orang lain.

4. Creating

merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan dari gagasan-gagasan baru. Kreasi dalam mata pelajaran sains biasanya memerlukan sejumlah kombinasi dari gerakan, manipulasi, dan komunikasi dalam membangkitkan hasil baru yang sifatnya unik. Dalam konteks ini terjadi koordinasi antara aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dalam upaya untuk memecahkan masalah dan menciptakan gagasan-gagasan baru tersebut 42 . 42 Dra. Elly Herliani, M.Phil, M.Si, dkk. Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. PPPTK IPA. Bandung. 2009. Hal.71-72.

H. Konsep Kalor 1. Pengertian Kalor

Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air . Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule J, sedang satuan lainnya adalah kalori kal. Hubungan satuan joule dan kalori adalah 1 kalori = 4,2 joule 1 joule = 0,24 kalori

2. Kalor dapat Mengubah Suhu Benda

Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut