59
C. Hipotesis Penelitian
1.  Terdapat  hubungan  antara  asupan  kalori  dengan  kejadian  metabolic syndrome pada Anggota Klub Senam  Jantung Sehat Kampus II UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2013.
2.  Terdapat  hubungan  antara  asupan  lemak  dengan  kejadian  metabolic syndrome pada Anggota Klub Senam  Jantung Sehat Kampus II UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2013.
3.  Terdapat  hubungan  antara  asupan  protein  dengan  kejadian  metabolic syndrome pada Anggota Klub Senam  Jantung Sehat Kampus II UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2013.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian  ini  menggunakan  jenis  penelitian  epidemiologi  analitik observasional,  yaitu jenis penelitian  yang menilai  hubungan  antara  dua variabel
kategorik yang diamati tanpa ada perlakuan Siagian, 2010. Desain  Penelitian  yang  digunakan  adalah  cross-sectional  study,  yaitu
desain  penelitian  epidemiologi  yang  mempelajari prevalensi, distribusi,  maupun hubungan penyakit dan paparan faktor penelitian dengan cara mengamati status
paparan  penyakit  atau  karakteristik  kesehatan  lainnya  secara  serentak  pada individu-individu  dari  suatu  populasi  pada  saat  yang  bersamaan  Murti,  2003
dalam Siagian, 2010.
Skema 4.1 Desain Penelitian Cross-Sectional Study
Sumber : Siagian, 2010 Efek -
D Efek +
D Efek +
D Efek -
D Faktor risiko +
Faktor risiko - Populasi Sampel
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  di  Kampus  II  UIN  Syarif  Hidayatullah,  yang beralamat  di  Jalan  Kertamukti  Kelurahan  Pisangan  Kecamatan  Ciputat  Kota
Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam  penelitian ini adalah Anggota Klub Senam Jantung Sehat Kampus  II  UIN  Syarif  Hidayatullah  yang  aktif,  yaitu  berjumlah  60  orang.
Anggota  aktif  tersebut  terdiri  dari  karyawan  UIN  Syarif  Hidayatullah  dan masyarakat umum.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah Anggota  Klub Senam  Jantung Sehat Kampus  II  UIN  Syarif  Hidayatullah  yang  terpilih  menjadi  sampel.  Sampel
diambil  dengan  menggunakan  simple  random  sampling,  yang  berarti  setiap anggota  atau  unit  populasi  memiliki  kesempatan  yang  sama  untuk  dipilih
sebagai sampel Notoatmodjo , 2010. Adapun  besar  sampel  didapat  dengan  menggunakan  rumus  uji  hipotesis
estimasi beda 2 proporsi analitis kategorik tidak berpasangan. Berikut rumus estimasi beda 2 proporsi :
n =
√ √
Sumber : Dahlan, MS, 2010
Keterangan : = Deviat baku alfa,
= Deviat baku beta, P
1
= Proporsi kasus terpajan P
2
= Proporsi kasus tidak terpajan P = Proporsi total = P
1
+ P
2
2 Penelitian  terdahulu  mengenai  hubungan  pola  makan  dan  aktivitas  fisik
terhadap metabolic syndrome diperoleh nilai P1 dan P2 ssebagai berikut : Tabel 4.1
P1 dan P2 Hubungan Pola Makan terhadap Metabolic Syndrome
No   Pola makan P1
P2 Sumber
1 Energi
83,9 16,1
Sudyatami, 2005 Total Karbohidrat
80,6 19,4
Karbohidrat komplek 80,6
19,4 Karbohidrat sederhana
80,6 19,4
Total protein 88,7
11,3 Protein hewani
93,5 6,5
Protein nabati 100
Lemak 93, 6
6,5 2
Pola makan  asam lemak trans
45,16   54,84 Hendrayati, 2010
3 Pola Makan
94,7 48,7
Anshar, 2011
Tabel 4.2 P1 dan P2 Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Metabolic Syndrome
No Aktivitas Fisik
P1 P2
Sumber 1
Aktivitas fisik 19,2
42,4 Sudijanto Kamso
2 Aktivitas fisik
62,5 79,9
Anshar, 2011
P1  dan  P2  yang  memiliki  angka  yang  paling  besar  adalah  P1  =  94,7
dan P2 = 47  dan dengan Confidence Interval CI 95  atau alfa 5  dan kekuatan  penelitan  1-
β  80  ,  maka  perhitungan  besar  sampel  sebagai berikut :
n =
√            √
n = 14
Berdasarkan  perhitungan  tersebut  diperoleh  besar  sampel  minimal  14 orang,  namun  karena  hasil  observasi  pada  saat  pelaksanaan  senam  dan
wawancara  terhadap  pengurus  klub  senam  yang  menyebutkan  terdapat  40 orang  yang  mengikuti  pelakasanan  senam  rutin  3  kali  dalam  seminggu  dari
jumlah total 60 orang, maka  peneliti memutuskan untuk memperbesar sampel menjadi 40 orang.
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Data dalam  penelitian ini berupa data primer. Data tersebut dikumpulkan dengan cara dan menggunakan instrument sebagai berikut:
1. Metabolic syndrome, dikumpulkan dengan metode pengukuran  yang terdiri
dari : a.
Data  lingkar  perut,  diperoleh  dengan  mengukur  lingkar  perut  sampel
menggunakan  pita  meter.  Adapun  prosedur  pemeriksaan  lingkar  perut
sebagai berikut :
1  Ditetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah. 2  Ditetapkan titk ujung lengkung tulang pangkal panggul.
3  Ditetapkan  titik  tengah  antara  titik  tulang  rusuk  terakhir,  titik  ujung lengkung  tulang  pangkal  panggul  dan  ditandai  titik  tengah  tersebut
dengan alat tulis. 4  Responden berdiri tegak dan bernafas normal.
5  Ditarik  pita  meter  mulai  dari  titik  tengah,  kemudian  secara  sejajar hizontal melingkari pinggang dan perut kembali  menuju titik  tengah
diawal pengukuran mendekati 0,1 cm.
6  Bila  responden  mempunyai  perut  gendut  ke  bawah,  pita  meter dilingkarkan  mulai  dari  bagian  yang  paling  buncit  berakhir  sampai
pada titik tengah tersebut Depkes RI, 2007.
b. Data tekanan darah, diperoleh dengan mengukur tekanan darah sampel
menggunakan  alat  stetoskop  dan  spygmomanometer.  Berikut  prosedur
pengukuran tekanan darah :
1  Responden  duduk  beristirahat  setidaknya  5-15  menit  sebelum pengukuran.  Pegukuran  dilakukan  sebelum  responden  senam  dan
makan.
2  Manset dipasang pada lengan atas. Posisi lengan tidak tegang dengan telapak  tangan  terbuka  ke  atas.  Ujung  bawah  mancet  terletak  kira-
kira 1 –2 cm di atas  siku. Posisi pipa mancet terletak sejajar dengan
lengan atas responden.
3  Pengukuran  dilakukan  pada  posisi  duduk  meletakkan  lengan  kanan responden di atas meja sehinga mancet  yang sudah terpasang sejajar
dengan jantung responden. 4  Mamometer dipompa sampai tekanan sekitar 180-200 mmHg.
5  Tekanan diturunkan secara perlahan-lahan.
6  Sambil  tekanan  diturunkan,  didengarkan  suara  degup  dengan
stetoskop pada arteri brakhialis di fossa cubiti.
7  Degup  pertama  yang  terdengar  adalah  tekanan  sistolik  dan  degup
yang terakhir terdengar adalah tekanan diastolik Depkes RI, 2007.
2. Data  kadar  gula  darah  puasa,  diperoleh  dengan  mengukur  kadar  gula
darah  puasa  responden  menggunakan  alat  glucometer.  Bahan  dan  alat yang  diperlukan  antara  lain:  lanset,  lancing  device,  alcohol  swab,  strip
gula  darah dan  glucometer. Adapun langkah-langkahnya sebagai  berikut Nesco Multicheck, 2009:
1  Lanset dipasang pada lancing device 2  Responden  diambil  darahnya  pada  ujung  jari  dengan  cara  ditusuk
menggunakan  lancing  device.  Sebelumnya  ujung  jari  responden disuap dengan alcohol swab.
3  Dinyalakan alat terlebih dahulu. 4  Dimasukkan kartu kode code card pada  tempat memasukkan kode
kartu code card port. 5  Dimasukkan    strip  glukosa  pada  tempat  strip  glukosa  pada  gluco
meter test strip holder. 6  Diteteskan darah pada pada zona reaksi berbentuk celah. Celah strip
secara  otomatis  akan  menyerap  tetes  darah  kedalam  tempat  reaksi dan alat akan mulai bekerja.
7  Ditunggu beberapa detik maka hasil akan keluar. 8  Diambil strip kemudian dibuang.
c. Data  kadar  kolesterol  HDL,  diperoleh  dengan  menggunakan  uji
spektrofotometri.  Adapun  bahan  dan  alat  yang  diperlukan  antara  lain  : Serum,  tabung  reaksi  dan  rak,  mikro  pipet  10  µl,  50  µl,  200  µl,
dispenser  1,0  ml,  centrifuge,  penanggas  37
o
C  dan  Colorimeter  dengan gelombang 492
– 546 nm. Prosedur pemeriksaan sebagai berikut :
1  Pengambilan  darah  responden:  Responden  yang  telah  berpuasa selama 8-10 jam diambil darahnya sebanyak 3 ml.
2  Pembuatan  larutan  pengendap  :  dilarutkan  1  botol  reagen  dengan  1 botol pelarut.
3  Penambilan serum : sampel darah dimasukkan ke tabung reaksi, lalu disentrifuge selama 10 menit.
4  Pembuatan  supernatan  :  serum  dan  larutan  pengendap  dicampur sampai  rata  dan  dibiarkan  pada  suhu  kamar  5-20  menit,  kemudian
disentrifuge  pada  3000  rpm  selama  10  menit.  Terakhir,  supernatan yang jernih dipisahkan dari campuran.
5  Dilakukan pemeriksaan darah dengan prosedur : Tabel 4.3
Prosedur Pemeriksaan Kadar Kolesterol HDL dalam Darah
Ke dalam tabung
Blanko Standard
Kolesterol total
Kolesterol HDL
Supernatan -
- -
50 µl Serum
- -
10 µl -
Standard -
10 µl -
- Reagen warna
1.0 ml 1.0 ml
1,0 ml 1,0 ml
6  Dicampur sampai merata dan diinkubasi selama 20 menit pada suhu kamar.
7  Dibaca  absorbance  test  dan  standard  terhadap  blanko  pada gelombang 492 - 546 nm.
8  Dikalkulasikan dengan rumus :
d. Data  kadar  triglisserida,  diukur  menggunakan  uji  spektrofotometri.
Bahan  dan  alat  yang  diperlukan  antara  lain  :  serum,  tabung  reaksi  dan rak,  dispenser  1,0  ml,  mikropipet  0,01  10  µl,  colorimeter  dengan
gelombang 500 nm 520-546. Langkah-langkah pengukuran :
1  Dilarutkan dan dicampur 1 botol enzim dengan pelarut. 2  Dilakukan pemeriksaan darah dengan prosedur :
Tabel 4.4 Prosedur Pemeriksaan Kadar Trigliserida dalam Darah
Ke dalam tabung
Blanko Standard
Test Serum
- -
10 µl Standard
- 10 µl
- Reag. warna
1.0 ml 1.0 ml
1,0 ml
3  Dicampur  sampai  rata  dan  dibiarkan  pada  suhu  kamar  selama  20 menit.
4  Dibaca  absorbance  test  dan  standard  terhadap  blanko  pada gelombang 500 nm 520-560.
e. Data  pola  makan,  dikumpulkan  dengan  metode  wawancara
menggunakan  kuesioner food  recall 2 x 24 jam untuk asupan makan dan menggunakan  kuesioner  Food  Frequency  Questioner  FFQ  untuk
frekuensi makan. Berikut langkah-langkah wawancara asupan makan : 1  Peneliti  mencatat  semua  bahan  yang  dikonsumsi  Responden  dalam
URT menggunakan food recall 24 jam pada wawancara hari pertama dan begitu juga untuk wawancara hari ke dua.
2  Semua  bahan  makanan  yang  dikonsumsi  responden  kemudian dikonversi ke dalam berat gram.
3  Bahan  makanan  dianalisis  ke  dalam  zat  gizi  dengan  menggunakan DKBM dan program nutrisurvey.
4  Hasil dibandingkan dengan AKG Supariasa et al., 2002. Kemudian langkah-langkah wawancara frekuensi makan:
1  Item-tem  pokok  makanan  hasil  food  recall  pertama  dimasukkan  ke dalam  kuesioner  FFQ,  disamping  item  makanan  sumber  utama  zat
gizi lainnnya. 2  Daftar  makanan  yang  tersedia  pada  kuesioner,  diberi  tanda  oleh
responden terkait frekuensi penggunaannya. 3  Frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan direkapitulasi oleh
peneliti dan dibandingkan dengan hasil food recall.
3. Data  aktivitas  fisik,  dikumpulkan  dengan  metode  wawancara  terkait
aktivitas  fisik  yang  dilakukan  responden  dalam  seminggu  terakhir. Wawancara menggunakan kuesioner IPAQ 2005.
E. Pengolahan Data
Pengolahan  data  akan  dilakukan  setelah  keseluruhan  data  dikumpulkan. Pengolahan data akan dilakukan secara bertahap antara lain:
1. Penyuntingan data Editing
Penyuntingan  data  berarti  melakukan  pengecekan  terhadap  data  yang telah  dikumpulkan  baik  dari  hasil  pengukuran  maupun  wawancara.
Penyuntingan data bertujuan untuk menjaga kelengkapan dan kesinambungan data.
2. Pemberian kode Coding
Seleteh data disunting, data akan diberi kode. Pemberian kode bertujuan untuk  memudahkan  proses  pengolahan  data,  terutama  untuk  proses  entry
data.
3. Pemasukan data Entry
Pada  tahap  ini,  data  akan  di-entry  menggunakan  program  SPSS  16  . Terdapat  pengecualian  untuk  data  frekuensi  makan  dan  asupan  makan,
dimana  data  frekuensi  makan  terlebih  dahulu  akan  di-entry  menggunakan microsoft  excel,  sedangkan  data  asupan  makan  terlebih  dahulu  di-entry
menggunakan nutrisurvey. Setelah itu keduanya di-entry ke program SPSS.
4. Pembersihan data Cleaning
Pembersihan  data  dilakukan  untuk  melihat  kembali  kemungkinan- kemungkinan  terjadinya  kesalahan-kesalahan.  Adapun  cara  pembersihan
yang  akan  digunakan  adalah  dengan  mengetahui  data  missing,  mengetahui
variasi data atau dengan mengetahui konsistensi data.
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis  univariat  bertujuan  untuk  mendeskripsikan  karakteristik  setiap variabel  penelitian.  Pada  penelitian  ini,  analisis  univariat  digunakan  untuk
mendeskripsikan variabel  metabolic syndrome, pola makan  yang terdiri dari asupan  kalori,  asupan  karbohidrat,  asupan  lemak  dan  asupan  protein  serta
aktivitas  fisik  Anggota  Klub  Senam  Kampus  II  UIN  Syarif  Hidayatullah. Hasil yang diperoleh dari uji univariat,  masing-masing variabel ditampilkan
dalam bentuk distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis  bivariat  bertujuan  untuk  menguji  hipotesis  hubungan  masing- masing  variabel  independen  dengan  variabel  dependen,  yang  terdiri  dari
menguji  asupan  kalori  dengan  metabolic  syndrome,  asupan  protein  dengan metabolic syndrome dan asupan lemak dengan metabolic syndrome.  Karena
antara  masing-masing  variabel  independen  dengan  variabel  dependennya bersifat  kategorik,  maka  uji  yang  digunakan  adalah  uji  chi  square.  Uji  chi
square  dalam  penelitian  ini  menggunakan  derajat  kepercayaan  CI  95  . Jika  p  value
≤  0,05,  maka  hipotesis  penelitian  diterima  atau  ada  hubungan antara  variabel  independen  dengan  variabel  dependen.  Sebaliknya,  jika  p
value ≥  0,05,  maka  hipotesis  penelitian  ditolak  atau  ada  hubungan  antara
variabel independen dengan variabel dependen.
BAB V HASIL
A. Gambaran  Umum  Klub  Senam  Jantung  Sehat  Kampus  II  UIN  Syarif
Hidayatullah
Klub  Senam  Jantung  Sehat  Kampus  II  UIN  Syarif  Hidayatullah merupakan  Klub  Senam  yang  berada  di  lingkungan  UIN  Syarif  Hidayatullah
yang  beranggotakan  karyawan  dan  masyarakat  sekitar  kampus  UIN.  Kegiatan senam dilakukan 3 kali dalam seminggu
, yaitu hari Rabu, Jum’at dan Minggu di halaman Kampus II UIN Syarif Hidayatullah depan Gedung Pasca Sarjana UIN
Syarif  Hidayatullah,  tepatnya  berlokasi  di  Jl.  Kertamukti  No.  5  Kel.  Pisangan Barat, Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Anggota  aktif  Klub  Senam  Jantung  Sehat  Kampus  II  UIN  Syarif Hidayatullah  berjumlah  60  orang,  meskipun  Jumlah  tersebut  bertambah  banyak
pada pelaksanan senam di hari minggu, karena kegiatan senam pada hari itu tidak hanya  diikuti  oleh  anggota  klub  senam  tetapi  juga  oleh  masyarakat  dan
mahasiswa sekitar kampus. Adapun untuk penelitian ini, Respondensampel yang berpartisipasi sebanyak 40 orang. Berikut distribusi responden berdasarkan umur
dan jenis kelamin :
Tabel 5.1 Distribusi Anggota Klub Senam Jantung Sehat Kampus II UIN Syarif
Hidayatullah Tahun 2013Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Kelompok Umur Laki-laki
Perempuan Jumlah
n n
n
30-64 tahun
3 9,1
30 90,9
33 100
≥ 65 tahun
3 42,9
4 57,1
7 100
Jumlah 6
15 34
85 40
100
Berdasarkan  tabel  5.1,  diperoleh  informasi  bahwa  sebagian  besar  85 Anggota Klub Senam Jantung Sehat Kampus II UIN Syarif Hidayatullah adalah
perempuan, dengan kelompok umur terbanyak, yaitu 30-64 tahun 90,9 .
B. Hasil Analisis Univariat