Metode Food Recall 24 Jam

Berdasarkan hal-hal tersebut, terdapat dua metode yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain :

1. Metode Food Recall 24 Jam

Prinsip dari metode recall 24 jam adalah melakukan wawancara dan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu dengan menggunakan alat ukuran rumah tangga URT seperti sendok, piring, gelas, dan lain-lain. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Supariasa et al., 2002. Food recall 24 jam dilakukan berulang-ulang minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut Sanjur, 1997 dalam Supariasa et al., 2002 untuk memperoleh data yang representatif untuk menggambarkan kebiasaan individu. Adapun langkah-langkah pelaksanaan food recall adalah sebagai berikut : a. Petugas mencatat semua bahan makanan yang dikonsumsi responden dalam URT yang kemudian dikonversi ke dalam berat gram. b. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM atau program nutrisurvey. c. Membandingkan hasil dengan AKG Supariasa et al., 2002. Metode recall 24 jam sendiri memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain Supariasa et al., 2002 : a. Kelebihan 1 Pelaksanaannya mudah dan tidak terlalu membebani responden. 2 Biaya relatif murah dan cepat 3 Memberikan gambaran nyata intake zat gizi sehari. b. Kekurangan : 1 Tidak dapat menggambarkan asupan sehari-hari bila dilakukan recall satu hari dan ketepatannya tergantung pada daya ingat responden. 2 Kadang terjadi The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan lebih banyak overestimate dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit underestimate. 3 Membutuhkan tenaga atau petugas yang terampil dan terlatih dalam menggunakan alat bantu URT. 4 Untuk mendapatkan gambaran konsumsi sehari-hari jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari pekan, dll. 2. Metode Food Frequency Questionaire FFQ Metode frekuensi makanan FFQ adalah salah satu metode survei konsumsi yang dilakukan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan, tahun Supariasa et al., 2002. FFQ cocok digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi karena mampu memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan dan membedakan individu berdasarkan rangking zat gizi Siagian, 2010. Untuk melihat sejauh mana FFQ mengukur asupan makanan yang sebenarnya, evaluasi terhadap kuesioner perlu dilakukan. Beberapa pendekatan untuk mengevaluasi kuesioner frekuensi makanan antara lain dengan perbandingan rata-rata, proporsi asupan pangan total, reproduksibilitas, validitas, perbandingan dengan indikator biokimia, prediksi respons fisiologis, kemampuan untuk memprediksi penyakit Willet, 1980 dalam Siagian, 2010. Adapun Langkah-langkah metode FFQ Supariasa et al., 2002 antara lain: a. Responden memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya. b. Petugas melakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis- jenis bahan makanan sumber-sumber zat gizi selama periode tertentu. Metode FFQ sendiri memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut Supariasa et al., 2002: a. Kelebihan 1 Relatif murah, sederhana dan dapat dilakukan sendiri oleh responden 2 Membantu menjelaskan hubungan antara penyakit dan pola makan. b. Kekurangan 1 Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari 2 Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data 3 Cukup menjemukan bagi pewawancara 4 Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner.

F. Pengukuran Aktivitas Fisik Metode International Physical Activity