1. Inteligensi matematis-logis
Inteligensi matematis-logis logical-matematical intelligence adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dalam perhitugan,
kepekaan pada pola logika secara efektif, abstraksi dan kategorisasi. Anak yang memiliki inteligensi ini biasanya mempunyai nilai matematika yang tinggi, dapat
memecahkan masalah dengan logis dan suka belajar skema serta bagan. Inteligensi matematis-logis dapat dikembangkan dengan beberapa latihan.
Latihan tersebut antara lain: membuat simbol, membuat kesimpulan dari konkret ke abstrak, membuat garis besar jalan pikiran, membuat grafik, mengurutkan
bilangan, berhitung. Dengan demikian, siswa akan terbiasa dengan problem solving.
Hal tersebut membantu siswa untuk mengembangkan penalaran dengan selalu melihat sebab-akibatnya
2. Inteligensi ruang
Inteligensi ruang spatial intelligence atau kadang disebut dengan intelligensi ruang-visual
adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat. Selain itu juga mengenal bentuk dan benda secara tepat dan memiliki
kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang. Anak yang memiliki inteligensi ini dapat dengan mudah belajar ilmu ukur ruang, mudah
menentukan letak suatu benda yang berada dalam ruangan dan dapat membayangkan suatu bentuk.
Inteligensi ruang-visual dapat dikembangkan dengan beberapa latihan. Latihan tersebut antara lain: dilatih untuk membayangkan sesuatu bentuk benda
di otaknya, berlatih dengan warna, menggambar, membuat peta, membangun suatu bangun petak-petak yang mengembangkan gambaran, mematung, bermain
mencari jejak, dan mengamati gambar 3 dimensi. Cara-cara tersebut dipilih sesuai dengan situasi siswa dan sekolah.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat sembilan inteligensi ganda. Setiap inteligensi dapat dikembangkan dengan beberapa latihan.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan inteligensi matematis-logis dan inteligensi ruang-visual karena pembelajaran
geometri materi sifat-sfiat bangun datar kelas V berkaitan dengan kedua inteligensi tersebut. Siswa dalam materi tersebut belajar pola logika,
membayangkan benda abstrak dan mengkategorikan bentuk benda sehingga dapat mengembangkan inteligensi matematis logis. Siswa juga mempelajari keruangan
bentuk, garis, dan lain sebagainya sehingga dapat mengembangkan inteligensi ruang-visual. Latihan-latihan tersebut peneliti kemas kedalam kegiatan
pembelajaran dengan berdasarkan lima fase teori van Hiele.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat empat penelitian sebelumnya tentang pembelajaran berdasarkan teori van Hiele yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Berikut ini penjabaran dari keempat penelitian tersebut. Penelitian pertama dilakukan oleh Erdogan, dkk 2009 dengan judul
“The Effect of the Van Hiele Model Based Instruction on the Creative The inking Levels
of 6th Grade Primary School Students”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses pembelajaran berdasarkan model van Hiele pada
tingkat berpikir kreatif siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI