pengetahuannya. Tujuan kegiatan ini adalah mengintegrasikan pengetahuan yang telah diamati dan didiskusikan.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran van Hiele
memiliki lima fase tahapan pembelajaran, yaitu: fase informasiinkuiri informationinquiry
, fase orientasi langsung directed orientation, fase penjelasan explication, fase orientasi bebas ree orientation, fase integrasi
integration . Setiap fase memiliki karakteristik dan tujuan masing-masing. Hal
tersebut membuat kegiatan pembelajaran antar fase berbeda namun tetap berkesinambungan. Kegiatan pada kelima fase juga dapat mengguanakan media
konkret dan sangat memungkinkan untuk mengajak siswa melakukan pengamatan pada lingkungan sekitar kelas maupun sekolah sehingga proses pembelajaran
berdasarkan model pembelajaran van Hiele sangat erat kaitannya dengan pembelajaran kontekstual. Dengan demikian, membangun pengetahuan dan
ketrampilan siswa yang realistis untuk dapat memecahkan masalah.
2.1.4 Pembelajaran Kontekstual
2.1.4.1 Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan Trianto 2009: 105, John Dewey merupakan tokoh pertama yang mengusulkan penerapan pembelajaran kontekstual di kelas-kelas Amerika
Serikat. Beliau mengusulkan suatu kurikulum dan metodologi pengajaran yang dikaitkan dengan minat dan pengalaman siswa pada tahun 1916.
Selama mengadakan telah pustaka menjadi semakin jelas bahwa pembelajaran kontekstual merupakan perpaduan dari banyak praktik yang baik
dan beberapa pendekatan reformasi pendidikan yang dimaksudkan untuk memperkaya relevansi dan penggunaan fungsional pendidikan untuk semua siswa.
Menurut University of Washington dalam Trianto, 2009: 105 Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa TK
hingga SMU untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam kegiatan di dalam sekolah
maupun luar sekolah sehingga siswa dapat memecahkan masalah. Sedangkan menurut Blanchard dalam Trianto, 2019: 105 pembelajaran kontekstual
merupakan pembelajaran yang terjadi dari pengalaman sesungguhnya. Tujuan pembelajaran kontekstual adalah untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan
siswa yang lebih realistis karena inti pembelajaran kontekstual adalah untuk mendekatkan hal-hal yang teoritis ke praktik Taniredja, 2011: 50.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual memberikan ruang kepada siswa untuk dapat belajar dengan situasi
yang nyata dengan berbagai macam media konkret sehingga dapat mendorong siswa menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah dalam pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa dapat menemukan dan membangun sendiri pengetahuan serta ketrampilan
baru. Peneliti dalam pengembangan ini mengintegrasi hal tersebut pada kegiatan pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. Kegiatan pembelajaran berdasarkan
teori van Hiele secara garis besar menggali pengetahuan awal siswa melalui media konkret kemudian siswa dihadapkan dengan berbagai permasalahan dan siswa
belajar untuk memecahkan masalah tersebut dengan pengetahuan dan ketrampilan mereka sendiri sehingga siswa membangun pengetahuan dan ketrampilan baru.
Peneliti dalam mengintegrasikan pembelajaran kontekstual ke dalam teori van Hiele
juga memperhatikan langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual di kelas. Langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual tersebut
mencakup komponen utama dari pembelajaran kontekstual.
2.1.4.2 Penerapan Pembelajaran Kontekstual di Kelas