sebatas kegiatan komunikasi pemasaran. Kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan juga mencari berbagai variabel terikat lainnya seperti loyalitas
pelanggan dan juga citra perusahaan. Hal inilah yang kemudian membedakan penelitian yang saat ini dilakukan dengan berbagai penelitiankajian terdahulu
yang telah dipaparkan di atas.
2.2 Pendekatan Positivisme
Sebuah penelitian memerlukan satu sudut pandang yang menjadi acuan, agar penelitian tidak melahirkan sebuah kesalahan dari setiap aspek yang diteliti.
Penelitian ini nantinya akan melihat seberapa besarkah pengaruh pengelolaan pesan dan aktivitas komunikasi pemasaran terhadap tingkat kepuasan pelanggan
PT BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Kerja Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivisme yang lahir dari
pemikiran Aguste Comte, seorang kebangsaan Prancis di abad Sembilan belas yang juga menemukan pemahaman tentang Sosiologi RitzerGoodman,
2010:17. Penelitia yang menggunakan pendekatan ini lebih suka menggunakan data kuantitatif dan sering menggunakan eksperimen, survei, dan statistik.
Pendekatan positivisme mencari kebenaran melalui langkah-langkah yang ketat, alat ukur yang tepat dan objektif serta melakukan serangkaian analisis terhadap
hipotesis dalam penelitian. Pendekatan positivisme membuat jarak bagai subjek dan objek dalam penelitian. Secara akademik, kaidah positivisme banyak
mempengaruhi penelitian sosial Danandjaja, 2012:13. Gagasan utama pendekatan positivisme di sini adalah melihat ilmu sosial
sebagai sebuah metode yang terorganisir untuk menggabungkan logika deduktif dengan observasi empiris yang tepat dari perilaku individu dalam menemukan dan
Universitas Sumatera Utara
mengkonfirmasi satu set kausal hukum probabilitas yang kemudian dapat digunakan untuk membuat prediksi pola umum dari aktivitas manusia Neuman,
1997:63.
2.3 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan pikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun
kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarakan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 2001:39. Teori
merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di
antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6. Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan memberikan
pandangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
2.3.1 Pengelolaan Pesan Komunikasi
Istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggrisnya communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama sama makna. Bila di antara dua orang yang sedang berkomunikasi terdapat kesamaan makna yaitu mengerti bahasa dan mengerti maknanya, maka
komunikasinya disebut komunikatif. Suatu komunikasi yang komunikatif berhasil, dan tujuan komunikasi pun tercapai.
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, mengutip paradigma Harold Lasswell dalam karyanya The Structure and
Universitas Sumatera Utara
Function of Communication in Society, bahwa untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect? Siapa berkata apa melalui saluran apa kepada siapa dan bagaimana efeknya Effendy, 2004 : 10. Paradigma Lasswell
tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
- Komunikator communicator, source, sender
- Pesan message
- Media channel, media
- Komunikan communicant, communicate, receiver, recipient
- Efek effect, impact, influence
Berdasarkan paradigma Laswell di atas, dapat kita simpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa
dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya
komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut Effendy, 2004 : 6:
- Komunikator
: Orang yang menyampaikan pesan; -
Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang;
- Komunikan
: Orang yang menerima pesan; -
Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila
komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;
Universitas Sumatera Utara
- Efek
: Dampak sebagai pengaruh dari pesan. Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi dua
tahap yaitu: “proses komunikasi secara primer” dan “proses komunikasi secara sekunder” Effendy, 2004 : 11-16. Proses komunikasi secara primer adalah
proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang symbol sebagai media. Lambang sebagai media
primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menterjemahkan” pikiran dan atau
perasaan komunikator kepada komunikan. Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media
kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks,
surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Sebenarnya media komunikasi yang mutlak dan lebih sering digunakan adalah bahasa. Namun banyak orang beranggapan bahwa bahasa hanya
merupakan simbol atau lambang saja, dan media kedua ialah yang difokuskan sebagai media komunikasi. Akan tetapi pada dasarnya, sebelum menggunakan
bahasa untuk menyampaikan pesannya. Untuk lebih jelasnya, kita simak paradigma Lasswel dalam gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Proses Komunikasi
Sumber: Effendy, 2004 : 18
Dari gambar di atas dapat penulis simpulkan, agar komunikasi berjalan efektif maka komunikator merupakan titik awal berlangsungnya proses
komunikasi sebaliknya mengetahui dengan jelas kepada siapa tujuan dan apa yang diinginkan. Proses komunikasi kurang lebih berlangsung seperti ini: komunikator
pengirim menyandikan pikiran dan gagasan kedalam sebuah pesan dengan menggunakan media, kemudian disampaikan kepada komunikan penerima.
Komunikasi menerima pesan tersebut kemudian muncul suatu pemahaman atau pengiriman, kemudian komunikan memberikan tanggapan atau respon. Kemudian
diharapkan dapat umpan balik feedback kepada komunikator, sehingga tercapailah apa yang diinginkan oleh komunikator. Namun, komunikasi akan
mengalami hambatan apabila terjadi gangguan noise yang tidak terduga. Dimana komunikan tidak dapat menerima pesan dari komunikator dengan baik.
Feedback Noise
Receiver Decoding
Encoding Sender
Message
Response
Universitas Sumatera Utara
Terdapat dua model penyusunan pesan dalam teknik pengelolaan pesan komunikasi, yakni penyusunan pesan yang besifat informatif dan penyusunan
pesan yang bersifat persuasif Cangara, 2004:111. a.
Penyusunan Pesan yang Bersifat Informatif Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan
pada perluasan wawasan dan kesadaran khlayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi atau penyebaran, sederhana, jelas, dan tidak banyak menggunalan jargon
atau istilah-istilah yang kurang populer di kalangan khalayak. Ada empat macam penyusunan pesan yang bersifat informatif, yakni:
1 Space Order, penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti international, nasional, dan daerah.
2 Time Order, penyusunan pesan berasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis
3 Deductive Order, penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada khusus.
4 Inductive Order, penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal khusus ke hal-hal yang bersifat umum.
Model penyusunan pesan informatif banyak dilakukan dalam penulisan berita dan artikel oleh para wartawan dengan memakai model piramid.
b. Penyusunan Pesan yang Bersifat Persuasif
Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Sebab itu, penyusunan pesan
persuasif memiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa yang dikehendaki
Universitas Sumatera Utara
sumber terhadap penerima sebagai hasil pesan yang disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat diinginkan adanya perubahan.
Menurut Cangara 2004:113 bahwa terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasi, antara lain:
1 Fear Appeal, motode penyusunan pesandengan menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak. Sebenarnya khalayak kurang senang menerima pesan yang
disertai ancaman yang menakutkan, sebab meraka tidak memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dan mengemukakan pendapatnya. tetapi dalam hal
tertentu, khalayak harus menerima karena bisa mengancam dirinya. 2 Emotional Appeal, cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha
menggugah emosional khalayak. misalnya dengan mengungkapkan masalah suku, agama, kesenjangan ekonomi, diskriminasi, dan sebagainya. Bentuk
lain dari emotional appeal adalah propaganda. dalam komunikasi bisnis, propaganda banyak sekali digunakan dalam bentuk iklan, agar konsumen bisa
membeli barang. 3 Reward Appeal, cara penyusunan atau penyampaian pesan menawarkan janji-
janji kepada khalayak. dalam berbagai studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan reward appel, ditemukan bahwa dengan menjanjikan
uang Rp. 1 juta, seorang cenderung mengubah sikap daripada menerima janji uang Rp. 50 ribu.
4 Motivational Appeal, teknik penyusunan pesan yang dilakukan bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak
sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan itu, misalnya menumbuhkan rasa nasionalisme atau gerakan memakai produksi dalam negeri.
Universitas Sumatera Utara
5 Humoris Appeal, teknik penyusunan pesan yang dilakukan dengan humor, sehingga penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang disertai
humor mudah diterima, enak dan menyegarkan. hanya saja dalam penyampaian pesan yang disertai humor diusahakan jangan sampai terjadi
humor yang lebih dominan daripada materi yang ingin disampaikan. Keberhasilan dalam mengelolah dan menyusun pesan-pesan secara efektif perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut Cangara, 2004:113: 1 Pesan yang disampaikan harus dikuasai lebih dahulu, termasuk struktur
penyusunannya yang sistematis 2 Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Untuk itu harus mempunyai
alasan-alasan berupa fakta dan pendapat yang bisa mendukung materi yang disajikan.
3 Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa, serta gerakan-gerakan nonverbal yang dapat menarik perhatian khlayak.
Untuk pengembangan yang ideal, pesan harus mendapatkan perhatian attention, membangkitkan minat interest, menimbulkan hasrat desire, dan
mendorong tindakan action, sebuah kerangka yang disebut model AIDA. Dalam realita, tidak banyak konsumen yang melakukan pembelian karena kesadaran.
Meskipun demikian, kerangka AIDA menyarangkan kualitas pesan yang baik. Dalam menerapkan pesan secara bersamaa, komunikator pemasaran harus
memecahkan tiga permasalahan: isi pesan, struktur pesan dan format pesan Machfoedz, 2010: 4-6. Secara lebih rinci dapat diuraikan di bawah ini:
1. Isi pesan
Universitas Sumatera Utara
Komunikator harus memahami idea tau subyek yang akan menghasilkan respons yang diinginkan. Dalam hal ini ada tiga jenis idea tau subyek yang dapat
dikemukakan: ide rasional, ide emosional dan ide moral. a. Ide rasional berhubungan dengan minat diri audience. Mereka
menunjukkan bahwa produk akan menghasilkan manfaat yang diinginkan. Misalnya pesan yang menunjukkan kualitas, efisiensi, nilai atau kinerja
produk. b. Ide emosional berupaya memanfaatkan emosi baik positif maupun negatif
yang dapat memotivasi pembelian. Ide ini meliputi alasan rasa takut, rasa bersalah, dan rasa malu yang menjadikan orang merasa harus melakukan
sesuatu menggosok gigi, membeli baju baru, dsb atau menghentikan sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan merokok, meminum
minuman beralkohol, makan makanan berlemak, dsb. c. Ide moral ditujukan kepada perasaan audience, mengenai sesuatu yang
“benar” dan “sesuai”. Ide ini seringkali digunakan untuk mendesak orang agar mendukung sebab-sebab umum seperti lingkungan yang bersih dan
sehat, persamaan hak antara pria dan wanita, bantuan untuk korban bencana atau kaum duafa.
2. Struktur pesan
Komunikator juga harus menetapkan cara untuk megnendalikan tiga subyek struktur pesan. Pertama adalah menarik kesimpulan atau menyerahkan
kepada audience. Penelitian awal menunjukkan bahwa penarikan kesimpulan akan lebih efektif. Tetapi, riset yang dilakukan kemudian menyarankan agar
dalam berbagai kasus pemasang iklan tidak mengajukan pertanyaan dan
Universitas Sumatera Utara
membiarkan konsumen mengambil kesimpulan mereka sendiri. Pokok struktur pesan yang kedua ialah apakah mengemukakan argument satu sisi dengan hanya
menyebutkan keunggulan produk, ataukah menyebutkan keunggulan produk sekaligus menunjukkan kekurangan atau kelemahannya. Pada umumnya,
argument satu sisi lebih efektif dalam presentasi penjualan, kecuali apabila audience cukup berpendidikan, atau mungkin mendengar klaim atau tuntutan
yang berbeda. Dalam hal seperti ini, pesan dua sisi dapat mengingkatkan terhadap serangan pesaing. Pokok struktur epsan yang ketiga ialah apakah penyampaian
argument yang paling kuat dikemukan pada awal atau akhir presentasi. Jika argumen diutarakan pada awal presentasi, maka perhatian yang didapatkan akan
besar pada mulanya, namun pada akhirnya perhatian tersebut bisa melemah. 3.
Format pesan Komunikator pemasaran juga memerlukan format pesan yang jelas. Dalam
iklan tercetak, komunikator harus menetapkan judul, gambar, cetakan dan warna. Untuk menarik perhatian audience, pemasang iklan dapat menggunakan inovasi
dan perbedaan yang tajam; gambar dan judul yang menarik untuk dipandang; ukuran dan posisi pesan; dan warna bentuk, serta gerakan. Jika pesan disampaikan
melalui radio, komunikator harus memilih kata-kata, musik pengiring dan suara. Musik pengiring suara orang yang mempromosikan jasa perbankan harus berbeda
dengan musik pengiring yang mempromosikan mebel berkualitas tinggi. Jika pesan disampaikan melalui televisi atau oleh perorangan, maka semua
elemen plus bahasa tubuh harus direncanakan. Pembawa iklan atau presenter merencanakan ekspresi wajah, gerak isyarat, pakaian, posisi tubuh, dan gaya
potongan rambut. Jika pesan disampaikan melalui penampilan produk atau
Universitas Sumatera Utara
kemasannya, komunikator harus memperhatikan tekstur, aroma, warna, ukuran dan bentuk.
2.3.2 Komunikasi Pemasaran
Secara definisi yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah kegiatan untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen, sehingga
konsumen mengetahui tentang produk tersebut, baik dari nama merek, kemasan, harga maupun tempat pemasaran. Menurut William G. Nickles dalam Safrin
2004:1 yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut the Chartered Institute of Marketing CIM seperti
yang ditulis oleh Delozier 1976 dan dikutip oleh Chriss Fill dalam bukunya Marketing Communication 1995 mengatakan komunikasi pemasaran adalah
proses untuk menyajikan serangkaian pesan yang terpadu dan dapat menstimuli pasar yang tujuannya untuk menumbuhkan serangkaian respon pada pasar
tersebut dan menciptakan saluran penerima, menterjemahkan dan bertindak sesusia dengan pesan-pesan dari pasar yang tujuannya agar dapat memodifikasi
pesan-pesan yang akan disajikan dan mengidentifikasi peluang-peluang aktifitas komunikasi yang baru Machfoedz, 2010: 1-4.
Sementara dilihat dari etimologi kata, komunikasi pemasaran terdiri dari 2 kata yaitu: komunikasi dan pemasaran. Secara umum yang dimaksud dengan
komunikasi ialah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan. Sedangkan pemasaran ialah kegiatan yang bertujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
memuaskan kebutuhan khalayak terhadap suatu produk www.kbbi-online.com
, akses terakhir 24 Juli 2014.
2.3.2.1 Marketing Mix
Dalam kegiatan komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan khalayak terhadap suatu produk, terdapat berbagai
variabel yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. Variabel-variabel tersebut merupakan inti kesatuan dari berbagai bauran pemasaran yang sering disebut
dengan istilah marketing mix. Marketing mix ialah kumpulan variabel
– variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen Radiosunu, 2001:29.
Ada empat komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing mix yang terkenal dengan sebutan 4 P, yang akan dianalisis satu persatu.
Product
Product adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Klasifikasi produk biasa dilakukan atas
berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama yaitu:
a. Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
dirabadisentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu:
1. Barang tidak tahan lama Nondurable Goods
Universitas Sumatera Utara
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contoh, sabun,
minuman dan makanan ringan, kapur tulis, garam, gula dan lain – lain.
2. Barang tahan lama Durable Goods Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian. Contoh, TV, lemari es, mobil, komputer dan lain
– lain. b. Jasa Service
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya, bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga
pendidikan dan lain – lain, dalam merencanakan penawaran atau produk,
pemasar perlu memahami lima tingkatan produk Tjiptono, 2006:96, yaitu: 1. Core benefit Produk utamainti, yaitu manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Dalam bisnis perhotelan, manfaat utama yang dibeli para tamu adalah „istirahat
dan tidur‟. 2. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk
yang paling dasar rancangan produk minimal agar dapat berfungsi. Contohnya, hotel merupakan suatu bangunan yang memiliki banyak
ruangan untuk disewakan. 3. Produk harapan expected product, yaitu produk formal yang ditawarkan
dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal layak diharapkan dan disepakati untuk dibeli. Contoh, tamu hotel mengharapkan tempat tidur
Universitas Sumatera Utara
yang bersih, sabun dan handuk, air ledeng, telepon, lemari pakaian dan ketenangan.
4. Produk pelengkap augmented product, yakni berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga
dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. Misalnya, hotel bisa menambahkan fasilitas tv, shampoo, bunga
– bunga segar, check-in yang cepat, check-out yang cepat, pelayanan kamar
yang baik dan lain – lain.
5. Produk potensial potential produk, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa
mendatang. Misalnya, hotel menambahkan fasilitas layanan internet, perekam video dengan kaset videonya, sepiring buah
– buahan segar dan sebagainya.
Pricing
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu
– satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan
bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya produk, distribusi dan promosi menyebabkan timbulnya biaya pengeluaran. Disamping itu harga merupakan
unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat.
Tujuan – tujuan harga menurut Adrian Payne Lupiyoadi, 2001:88, antara
lain: 1. Survival
Universitas Sumatera Utara
Merupakan usaha untuk tidak melaksanakan tindakan – tindakan untuk
meningkatkan profit ketika perusahaan sedang dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha tersebut dilakukan cenderung untuk bertahan.
2. Profit Maximization Penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit dalam periode
tertentu. 3. Sales Maximization
Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar market share dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.
4. Prestige Tujuan penentuan harga di sini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan
tersebut sebagai jasa yang eksklusif. 5. ROI Return on investment
Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return on investment yang diinginkan atau ROI.
Faktor – faktor yang mempengaruhi penentuan harga jasa di antaranya
adalah Lupiyoadi, 2001:89: 1. Elastisitas permintaan
Perusahaan jasa perlu mengetahui hubungan antara harga dan permintaan dan bagaimana besarnya permintaan bervariasi pada berbagai tingkat harga
yang berbeda. 2. Struktur biaya
Universitas Sumatera Utara
Para pemasar perlu mengetahui biaya dalam menyediakan layanan jasa dan bagaimana biaya
– biaya bergerak seiring berjalannya waktu dan tingkat permintaan.
3. Persaingan Posisi biaya
– biaya cost position dan perilaku penentuan harga pricing behavior dari pesaing
– pesaing merupakan elemen penting yang harus diperhatikan.
4. Positioning dari jasa yang ditawarkan 5. Sasaran yang ingin dicapai perusahaan.
6. Daur hidup jasa 7. Sumber daya yang dipergunakan.
8. Kondisi ekonomi
Place
Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara
penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis. a.
Lokasi Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas
dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu:
1. Konsumen mendatangi
pemberi jasa
perusahaan: apabila
keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan sebaiknya memilih tempat, dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa
harus tetap berkualitas. 3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti
service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara dua pihak dapat terlaksana.
b. Saluran distribusi channels
Penyampaian jasa juga dapat melalui organisasi maupun orang lain. Penyaluran menjadi hal yang penting dalam bidang pemasaran karena merupakan
pihak yang akan bertanggungjawab menjadi telangkai kepada konsumen.
Promotion promosi
Dalam dunia pemasaran, promosi bukanlah kata sepele. Promosi bahkan sama pentingnya dengan produk dan keseluruhan kegiatan perusahaan karena
memang promosi merupakan sub-ordinat dalam strategi bauran pemasaran marketing mix. Promosi merupakan salah satu sokoguru yang menopang
bangunan pemasaran perusahaan. Tiga di antaranya ialah product produk, price harga dan place tempat. Perusahaan yang mengabaikan aktivitas promosi
sama artinya dengan membiarkan bangunan perusahaan itu jomplang karena kehilangan satu pilarnya.
Universitas Sumatera Utara
Promosi sebagai sebuah kata memang sudah tidak asing lagi di telinga orang Indonesia. Kata promosi merupakan kata adopsian dari bahasa inggris, yaitu
promote, yang juga mengadopsi dari bahasa yunani, yaitu, promovere. Secara sederhana promosi dapat diartikan, upaya menyampaikan suatu pesan tentang hal
yang kurang dikenal sehingga menjadi lebih dikenal oleh publik. Marketer dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk
mempromosikan jasa mereka. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu Suryadi, 2006:63:
1. Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya, hal ini berhubungan
dengan segmentasi pasar. 2.
Tentukan tujuan promosi, apakah untuk menginformasikan, mempengaruhi atau untuk mengingatkan.
3. Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan dengan
isi pesan what to say, struktur pesan how to say it logically, gaya pesan creating a strong presence, sumber pesan who should
develop it. 4.
Pemilihan bauran komunikasi, apakah itu personal communication atau non personal communication.
2.3.2.2 Promotion Mix
Promosi yang merupakan bagian dari pendekatan strategi marketing mix, juga menurunkan satu himpunan strategi yang kemudian dikenal dengan
promotion mix. Ada empat strategi promosi yang terhimpun dalam promotion mix,
Universitas Sumatera Utara
yaitu advertising iklan, sales promotion promosi penjualan, publicity publisitas dan personal selling penjualan pribadi.
a. Advertising Iklan
Sudarto Tjokrosisworo Suryadi, 2006:62, iklan merupakan padanan kata dari advertising dan advertentie, dengan pengertian penyampaian pesan yang
kreatif dan persuasif melalui suatu media penyampai.Terdapat beberapa tujuan periklanan, di antaranya adalah:
1. Iklan yang bersifat memberikan informasi informative advertising, adalah
iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk atau jasa dalam tahap rintisan perkenalan guna menciptakan permintaan atas produk tersebut.
Misalnya PT BPJS memberikan informasi mengenai pentingnya para pekerja mengasuransikan diri mereka dari bahaya kecelakaan kerja.
2. Iklan membujuk persuasive advertising, iklan menjadi penting dalam
situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. Misalnya PT BPJS dalam
iklannya membujuk para pekerja ataupun di luar pekerja agar menggunakan produk PT BPJS Ketenagakerjaan lewat kata-kata iklan yang persuasif.
3. Iklan pengingat reminder advertising, iklan ini akan sangat penting dalam
tahap kedewasaan maturity suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. Misalnya, PT BPJS Ketenagakerjaan
mengajak masyarakat mengingat perusahaan ini setelah berganti nama yang sebelumnya adalah PT Jamsostek di awal tahun 2014.
4. Iklan pemantapan reinforcement advertising, yang berusaha meyakinkan
para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat. Misalnya
Universitas Sumatera Utara
PT BPJS Ketenagakerjaan menyatakan bahwa dengan menggunakan asuransi jiwa ketenagakerjaan yang ditawarkan oleh PT BPJS
Ketenagakerjaan, para pekerja tidak perlu khawatir lagi jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja.
Pada dasarnya tujuan pengiklanan adalah komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku konsumen. Pada bisnis jasa perhotelan
misalnya, sasaran pengiklanan adalah memperkenalkan produk baru hotel, menarik kelompok pelanggan baru, membangun ataupun memperbaiki citra hotel
dan menjelaskan keadaan hotel secara umum. Untuk itu ada beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain melalui:
Iklan di media cetak dan elektronik, kemasan gambar bergerak, Brosur, Booklet, Poster, Leaflet, Direktori, Billboard dan Display.
b. Sales Promotion Promosi Penjualan