mereka merasa nyaman dengan pihak marketing karena puas dengan produk PT BPJS Ketenagakerjaan:
- Tidak nyaman =
2 100
100 2
x
- Kurang nyaman =
9 100
100 9
x
- Nyaman =
33 100
100 33
x
- Sangat nyaman =
100 100
x
Responden yang menyatakan, mereka nyaman dengan marketing PT BPJS Ketenagakerjaan karena puas terhadap produk jasa perusahaan tersebut.
Responden ini persentasinya berjumlah 33, sedangkan yang menyatakan tidak nyaman sebesar 2, yang menyatakan kurang nyaman sebesar 9 dan tidak ada
yang menyatakan sangat percaya yakni 0 responden.
4.5 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis,
terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara ketiga variabel yang dikorelasikan, dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman
yaitu : rho =
1 6
1
2 2
N N
d
Dengan menggunakan analisis Spearman melalui aplikasi SPSS 16.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.50 Hasil Uji Korelasi Spearman
Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel 4.50 di atas, maka diketahui besar korelasi koefisien Spearman rho adalah signifikan 0,609.
Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,609 menunjukkan hubungan yang cukup berarti dan signifikan. Tanda korelasi pada koefisien korelasi menghasilkan +
0,609, yang menunjukkan arah hubungan yang sama antara variabel X
1
dan X
2
dan variabel Y. Terdapat pengaruh antara pengelolaan pesan dan aktivitas komunikasi
pemasaran PT BPJS Ketenagakerjaan Persero terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Dengan kata lain, hal ini berarti dengan semakin baiknya pengelolaan
pesan dan aktivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan PT BPJS
Correlations Keyakinan
terhadap pesan di awal menerima
informasi Keefektifan iklan
dalam menunjuang pemasaran
Tingkat kepuasan menggunakan
produk PT BPJS Ketenagakerjaan
Spearmans rho Keyakinan terhadap pesan di
awal menerima informasi Correlation Coefficient
1.000 .609
.315 Sig. 2-tailed
. .000
.001 N
100 100
100 Keefektifan iklan dalam
menunjuang pemasaran Correlation Coefficient
.609 1.000
.232 Sig. 2-tailed
.000 .
.020 N
100 100
100 Tingkat kepuasan menggunakan
produk PT BPJS Ketenagakerjaan
Correlation Coefficient .315
.232 1.000
Sig. 2-tailed .001
.020 .
N 100
100 100
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
Universitas Sumatera Utara
Ketenagakerjaan maka tingkat kepuasan pelanggan akan semakin tinggi ataupun sebaliknya, semakin buruk pengelolaan pesan dan aktivitas komunikasi
pemasaran yang dilakukan PT BPJS Ketenagakerjaan maka tingkat kepuasan pelanggan akan semakin rendah.
Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas dan tanda flag of significant diberikan SPSS. Pada bagian
output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara pengelolaan pesan dan aktivitas komunikasi pemasaran terhadap
tingkat kepuasan pelanggan PT BPJS Ketenagakerjaan. Selanjutnya dapat dilihat pada variabel pengelolaan pesan dan aktivitas komunikasi pemasaran terhadap
tingkat kepuasan pelanggan PT BPJS Ketenagakerjaan yang menunjukkan bahwa ketiga variabel berkorelasi secara signifikan.
Berdasarkan analisis di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada pelanggan PT BPJS Ketenagakerjaan adalah 0,609. Sesuai kaidah dalam
Spearman r
s
koefisien bahwa jika r
hasil
r
tabel
maka hipotesis diterima. Signifikan korelasi diketahui dari tanda flag of significant yang menunjukkan kedua
variabel berkorelasi secara signifikan, maka hubungannya adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
diterima dan hubungannya signifikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Cassandra dalam Cangara 2004:11 mengemukakan bahwa pengelolaan pesan komunikasi memiliki dua model penyusunan pesan yakni penyusunan
pesan yang besifat informatif dan penyusunan pesan yang bersifat persuasif. Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan pada
perluasan wawasan dan kesadaran khlayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi atau penyebaran, sederhana, jelas, dan tidak banyak menggunakan jargon atau
istilah-istilah yang kurang populer di kalangan khalayak. Ada empat macam penyusunan pesan yang bersifat informatif, yakni: Space Order, Time Order,
Deductive Order dan Inductive Order. Model penyusunan pesan informatif banyak dilakukan dalam penulisan berita dan artikel oleh para wartawan dengan
memakai model piramid. Sementara itu, model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki
tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Sebab itu, penyusunan pesan persuasif memiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa
yang dikehendaki sumber terhadap penerima sebagai hasil pesan yang disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat diinginkan adanya perubahan.
Menurut Cangara 2004:113 bahwa terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasi, antara lain:
1. Fear Appeal, metode penyusunan pesandengan menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak, seperti ketakutan akan siapa yang akan
Universitas Sumatera Utara