Internal Audit Unit Laporan Tahunan | Asuransi Jasindo
LAPORAN TAHUNAN |
2014
| ANNUAL REPORT
264
1. Memahami risk universe atau cakupan risiko yang
terdapat pada organisasi, termasuk di dalamnya berapa banyak entitas yang dapat diaudit yang berada pada
organisasi serta mengetahui estimasi tingkat risiko entitas tersebut berdasarkan tingkatan probability dan tingkatan
signifikansinya. 2.
Melakukan proses identifikasi pada kebutuhan akan audit internal dari sekian banyak entitas Perusahaan yang dapat
diaudit. Meskipun dalam sebuah entitas dianggap tidak terlalu berisiko untuk dilakukan internal control, tetapi jika
pihak komite internal manajer senior bersikeras meminta untuk dilakukan audit pada pihak tersebut, maka pihak
auditor diharapkan mampu untuk melakukan audit. Terdapat tiga cara untuk menentukan tingkat kegentingan
pada entitas Perusahaan untuk dilakukan audit. Ketiga tahapan tersebut adalah:
a. Menentukan kebutuhan akan audit pada entitas,
dengan melakukan penilaian pada entitas tersebut. Nilai 1 jika memang pada entitas tersebut perlu
dilakukan audit pada periode tersebut dan nilai 0 jika ternyata memang tidak membutuhkan audit.
b. Menentukan tingkat signifikansi jika pada entitas
terkait memang akan dilakukan audit. Dengan memberikan penilaian dari 0,01 hingga 0,99, maka
akan ditentukanlah tingkat signifikansi hasil daripada entitas yang diaudit berdasarkan keputusan bersama
daripada para auditor. Semakin tinggi penilaiannya semakin tinggilah hasilnya.
c. Menentukan kemungkinan kegagalan pada internal
audit jika dilakukan pada entitas yang bersangkutan. Dengan penilaian antara 0,01 hingga 0,99, maka akan
ditentukan tingkat kegalalan proses internal audit yang dilakukan pada entitas yang bersangkutan.
3. Langkah selanjutnya dari proses identifikasi adalah
mengembangkan program audit yang didasarkan pada berbagai macam entitas yang menjadi kandidat yang dalam
pelaksanaan internal audit. 4.
Berdasarkan pada berbagai macam program audit yang akan dilakukan yang didasarkan pada berbagai macam
kebutuhan entitas, maka selanjutnya, dikembangkanlah 1.
Understanding the risk universe or scope of risks inherent in the organization, including how many auditable entities in
the organization, and finding out the estimated risk level of these entities based on probability and significance levels.
2. Identifying the need for an internal audit of the Company’s
auditable entities. Although in an entity the internal control is deemed not too risky to do, if senior managers of internal
committee insist to do an audit on the said entities, then the auditor will be able to perform the audit. There are three
ways to determine the degree of urgency of the Company entities for audit. The three stages are:
a. Determine the entity’s need for audit by conducting an
assessment on the entity. Score 1 is given if the entities need to be audited for the said period and score 0 if an
audit is not required. b.
Determining the level of significance if the relevant entity would indeed be audited. By providing scoring
from 0.01 to 0.99, the significance level of outcome resulted from the entity being audited by a joint
decision of the auditors. A higher assessment will produce higher assessment result.
c. Determine the probability of failure in internal audit if
it is done in the concerned entity. With scoring from 0.01 to 0.99, failure level of the internal audit process
conducted in the concerned entity will be determined.
3. The next step of the identification process is to develop an
audit program based on a wide variety of entities which become candidates in the implementation of internal audit.
4. Based on a wide range of audit programs that will be
conducted based on various needs of the entities, the next step is developing an audit implementation plan in general,
MANAJEMEN RISIKO
Risk Management
LAPORAN TAHUNAN |
2014
| ANNUAL REPORT
265
Good Corporate Governance
MANAJEMEN RISIKO
Risk Management
rencana pelaksanaan audit secara general, yang digunakan sebagai landasan atau acuan dalam pelaksanaan audit
pada entitasentitas yang ada. Hal ini sebaiknya didiskusikan dengan Chief Risk Oicer CRO untuk mempertimbangkan
rencana secara general seperti apa yang sebaiknya dibuat. 5.
Kemudian, tidak lupa melakukan analisa guna memperhitungkan kebutuhan akan sumber daya, waktu dan
durasi dalam pelaksanaan audit. Analisa ini akan mengacu pada skills dan pengalaman dari fungsi internal audit yang
terdapat pada perusahaan. 6.
Berdasarkan pada kemampuan dan kapabilitas yang dimiliki oleh internal audit saat ini, diharapkan untuk juga
mengembangkan beberapa alternatif pada perencanaan internal audit agar dapat mengcover seluruh entitas yang
dapat dilakukann audit. Karena adanya kemungkinan keterbatasan sumber daya sehingga proses audit tidak
dapat diselesaikan tepat pada waktunya, sehingga tindakan ini perlu dilakukan.
Pada prakteknya, Perusahaan sudah mengetahui dari sekian banyak entitas, yang manakah yang harus dilaksanakan audit dan
mana yang tidak perlu tidak mendesak untuk dilakukan audit. Pengelompokan entitas-entitas mana saja yang termasuk audit
universe dan entitas yang tidak.
Pada pengambilan keputusan dalam penentuan perlu atau tidaknya audit dilakukan pada entitas terkait, kemudian
siginifikansi hasil pada entitas terkait dan menentukan kemungkinan kegagalan dalam melakukan internal audit pada
entitas terkait pun sudah dilakukan. Hal ini dijalankan karena Divisi SPI memiliki misi, melaksanakan audit internal yang berbasis
risiko risk based audit. Pada lingkup manajemen risiko, Divisi SPI memiliki tugas memastikan bahwa risiko-risiko yang dikelola
Perusahaan sudah diidentifikasi, dianalisa, dievaluasi, ditangani, dimonitor dan dikomunikasikan. Secara lebih spesifik, bentuk dari
aktivitas yang dijalankan oleh divisi SPI adalah sebagai berikut: 1.
Penyusunan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan PKPT. 2.
Penetapan Tim Audit. 3.
Perencanaan Penyusunan Audit Program. 4.
Survei Pendahuluan. which is used as the basis or reference for the audit on
existing entities. This should be discussed with the Chief Risk Officer CRO to consider what kind of general plan should
be made.
5. Then, not to forget the analysis to calculate requirements
of resources, time and duration of the audit. This analysis will refer to the skills and experience of the internal audit
function in the Company.
6. Based on the ability and capability possessed by the internal
audit at this time, it is expected to also develop some alternatives of internal audit planning in order to cover all
entities that are auditable due to the possibility of limited resources making the audit process can not be completed
on time, so that this action needs to be done.
In practice, the Company is already aware, from such the number of entities, which entities are in an urgent need for audit and
which entities are not in such urgency. Grouping of the entities included in the audit universe and the entities that are excluded.
At the decision-making in determining whether or not an audit needed in an entity, the significance in the entity and possibility
of failure in performing internal audit on the entiry are already done. This is execited because Internal Audit Unit Division SPI
Division has the mission to carry out risk-based audit. In the scope of risk management, SPI Division is tasked to ensure that
the risks emanaged by the Company are already identified, analyzed, evaluated, treated, monitored and communicated.
More specifically, the activities undertaken by SPI division are as follows:
1. Preparation of the Annual Audit Work Program.
2. Establishment of the Audit Team.
3. Planning Audit Program Preparation.
4. Preliminary surveys.