Gambar 1. Perencanaan Pembangunan
Gambar 1 menunjukkan Sistem Perencanaan Pembangunan berdasarkan atas UU No.25 Tahun 2004 untuk tingkat nasional dan daerah. Dalam rangka
pelaksanaan UU No.25 Tahun 2004 dan UU No. 17 Tahun 2003, pedoman penyusunan indikator kinerja, pemantauan dan evaluasi anggaran berbasis kinerja
sangat diperlukan oleh pelaku aktivitas.
2.2 Hubungan Perencanaan Wilayah Dengan SDM Dan Kualitas Perencanaan
Seorang perencana bertugas untuk mengatur proses perencanaan di tingkat daerah. Tugas ini bersifat komprehensif atau menyeluruh, sehingga membutuhkan
pengetahuan intersektoral yang luas dan berkemampuan merencanakan pada tiga
bidang utama perencanaan pembangunan daerah, yang menurut Poppe 1995 : 45,
meliputi : a.
Perencanaan Sumber Daya Alam b.
Perencanaan Sosial Ekonomi c.
Perencanaan Fisik dan Infrastruktur Di samping itu, ia juga mengatakan bahwa seorang perencana harus memiliki
kualifikasi yang berorientasi manajemen yang menyangkut empat tahap perencanaan yang utama, yaitu :
a. Analisis wilayah
b. Prospek pembangunan
c. Perencanaan dan pembuatan program
Universitas Sumatera Utara
d. Pelaksanaan rencana, monitoring dan evaluasi
Untuk itu, Manfred Poppe mengemukakan hal-hal yang harus ditangani oleh perencana daerah, terutama yang menyangkut masalah organisasional dan
operasional, yaitu : a.
Mengenal masalah-masalah pembangunan daerah, sumber daya dan kebutuhan ekonomi sebagaimana dirasakan oleh penduduk.
b. Menganalisis kecenderungan dan hambatan pembangunan serta meramalkan
pembangunan demografik dan ekonomi. c.
Menyusun tujuan dan sasaran pembangunan daerah. d.
Mengembangkan strategi dan alternatif kebijaksanaan, serta merancang rencana program pembangunan daerah.
e. Menyebarkan dan menghubungkan rencana daerah dengan rencana dan
kebijaksanaan daerah dan nasional. f.
Menganjurkan pertimbangan kebutuhan lokal dalan kebijaksanaan nasional. g.
Menaksir pengaruh rencana dan program secara sosial, ekonomi dan ekologi. h.
Mengatur proses pembuatan keputusan dan partisipasi pada tingkat dan masalah yang berbeda.
i. Mengenal dan merancang proyek-proyek individu dan menaksir kelayakannya
untuk pelaksanaan lokal. j.
Mengembangkan dan menggunakan instrumen pelaksanaan, penyelenggaraan dan pengendalian rencana dan program.
Universitas Sumatera Utara
k. Memonitor dan mengevaluasi proyek, rencana dan program serta merencanakan
ulang sesuai dengan perubahan kondisi. Terkait dengan masalah tugas perencana tersebut, LAN 1999
mengemukakan bahwa tugas perencana pembangunan meliputi : a.
Mengumpulkan dan menganalisis berbagai indikator kondisi sosial ekonomi. b.
Mengumpulkan dan menganalisis data sektor penting perekonomian. c.
Mengidentifikasi hubungan antar-sektor dan bidang kegiatan esensial untuk persoalan mendasar.
d. Menunjukkan pendekatanalternatif pembenahan, masalah sektor dan
perekonomian. e.
Memberi identifikasi penjelasan alternatif beserta keterkaitan sektoralnya kepada pengambil keputusan.
f. Menyusun tindak lanjut pasca keputusan.
g. Memantau indikator kesejahteraan ekonomi.
h. Melaksanakan evaluasi.
2.2.1 Sumber Daya Manusia Dalam Konteks Kewilayahan
Strategi pembangunan untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah pada dasarnya diarahkan untuk 1 mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di
luar Jawa-Bali dan Sumatera dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera; 2 meningkatkan keterkaitan antarwilayah melalui
peningkatan perdagangan antarpulau untuk mendukung perekonomian domestik; dan
Universitas Sumatera Utara
3 meningkatkan daya saing daerah melalui pengembangan sektor-sektor unggulan di tiap wilayah, 4 Mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal, kawasan
strategis dan cepat tumbuh, kawasan perbatasan, kawasan terdepan, kawasan terluar dan daerah rawan bencana; serta 5 Mendorong pengembangan-pengembangan di
tiap wilayah mengacu pada strategi dan arah kebijakan yang berbasiskan perencanaan wilayah darat melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan berbasiskan
perencanaan wilayah laut melalui Arah Pengembangan Wilayah Laut. Selain itu, strategi pembangunan juga mengacu pada paradigma Pembangunan
untuk Semua Development for All. Paradigma ini bertumpu pada 6 enam strategi dan arah kebijakan, yaitu:
Pertama
, strategi pembangunan inklusif yang mengutamakan keadilan, keseimbangan dan pemerataan. Semua pihak harus dan ikut berpartisipasi dalam
proses pembangunan melalui penciptaan iklim kerja untuk meningkatkan harkat hidup keluar dari kemiskinan. Seluruh kelompok masyarakat harus dapat merasakan
dan menikmati hasil-hasil pembangunan terutama masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan, kawasan perdesaan, daerah pedalaman, daerah tertinggal dan
daerah pulau terdepan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi harus dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PNPM Mandiri; serta Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Pulau Terdepan dan daerah pasca konflik dan pasca bencana merupakan
program yang diarahkan langsung untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif.
Universitas Sumatera Utara
Kedua
, strategi pembangunan berdimensi kewilayahan. Strategi pembangunan wilayah mempertimbangkan kondisi geografis, ketersediaan sumber daya alam,
jaringan infrastruktur, kekuatan sosial budaya dan kapasitas sumber daya manusia menyebabkan yang tidak sama untuk setiap wilayah. Strategi pembangunan wilayah
juga memperhitungkan basis daratan dan basis kepulauan atau maritim sebagai satu kesatuan ruang yang tidak terpisahkan. Oleh sebab itu, strategi pembangunan
berdimensi kewilayahan memperhatikan tata ruang wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan
Maluku dan Pulau Papua. Dengan strategi ini, kebijakan pembangunan diarahkan untuk mengoptimalkan potensi dan keunggulan daerah dan membangun keterkaitan
antarwilayah yang solid termasuk mempercepat pembangunan pembangkit dan jaringan listrik, penyediaan air bersih, serta pengembangan jaringan transportasi
darat, laut dan udara dan jaringan komunikasi untuk memperlancar arus barang dan jasa, penduduk, modal dan informasi antarwilayah.
Ketiga , strategi pembangunan yang mendorong integrasi sosial dan ekonomi
antarwilayah secara baik. Dalam hal ini perhatian terhadap pengembangan pulau- pulau besar, kecil dan terdepan harus dilakukan dengan memperhatikan poteni daerah
sebagai modal dasar yang dikelola secara terintegrasi dalam kerangka geoekonomi nasional yang solid dan kuat. Dengan kesatuan ekonomi nasional yang kuat untuk
lima tahun mendatang, maka posisi tawar Indonesia dalam globalisasi percaturan perekonomian dunia, secara geo-ekonomi berada pada posisi yang lebih kuat, dan
lebih berdaya saing. Kebijakan untuk memperkuat integrasi sosial dan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
antarwilayah diarahkan pada pengembangan pusat-pusat produksi dan pusat-pusat perdagangan di seluruh wilayah terutama di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua.
Keempa
t, strategi pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal menjadi penting dan mendesak sebagai upaya memperkuat daya saing
perekonomian nasional. Para gubernur, bupati dan walikota mempunyai kewenangan yang luas dan peran dominan dalam pengembangan ekonomi lokal. Peran pemerintah
dan pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan daerah pada intinya mempunyai arah sebagai berikut:
1. Menciptakan suasana atau iklim usaha yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang; 2.
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar;
3. Mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, dan menciptakan
kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dengan yang belum berkembang; 4 memperkuat kerjasama antardaerah; dan
4. Membentuk jaring ekonomi yang berbasis pada kapasitas lokal dengan
mengkaitkan peluang pasar yang ada di tingkat lokal, regional dan internasional;
5. mendorong kegiatan ekonomi bertumpu pada kelompok, termasuk
pembangunan prasarana berbasis komunitas; dan
Universitas Sumatera Utara
6. Memperkuat keterkaitan produksi-pemasaran dan jaringan kerja usaha kecil-
menengah dan besar yang mengutamakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif daerah.
Kelima , strategi pembangunan disertai pemerataan growth with equity yang
bertumpu pada keserasian pertumbuhan ekonomi pro-growth dalam menciptakan
kesempatan kerja pro-jobs dan mengurangi kemiskinan pro-poor yang tetap berdasarkan kelestarian alam pro-environment. Kebijakan pembangunan diarahkan
untuk memperkuat
keterkaitan antarwilayah
domestic interconnectivity
, membangun dan memperkuat rantai industri hulu hilir produk unggulan berbasis
sumber daya lokal, mengembangkan pusat-pusat produksi dan perdagangan baik di Jawa-Bali maupun di luar wilayah Jawa Bali yang didukung dengan penyediaan
prasarana dan sarana, peningkatan SDM, pusat-pusat penelitian, pembangkit listrik dan penyediaan air bersih; serta perbaikan pelayanan sesuai standar pelayanan
minimal. Sejalan dengan arah kebijakan ini, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK merupakan salah satu dorongan untuk menciptakan dan membangun
pusat-pusat pertumbuhan dan perdagangan di seluruh wilayah.
Keenam , strategi pengembangan kualitas manusia. Orientasi pembangunan
adalah peningkatan kualitas manusia the quality life of the people sebagai bagian
dari penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat terutama pangan, pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, sanitasi dan air bersih, perumahan,
sumber daya alam dan lingkungan, dan jaminan keamanan. Oleh sebab itu, kebijakan pembangunan akan diarahkan pada peningkatan akses dan mutu layanan dasar
Universitas Sumatera Utara
termasuk pangan, pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, sanitasi dan air bersih, perumahan, sumber daya alam dan lingkungan, dan jaminan keamanan terutama bagi
masyarakat yang berada di daerah perdesaan, kawasan perbatasan, pulau-pula terluar dan daerah pasca konflik dan pasca bencana. Dengan meningkatnya kualitas manusia,
kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat dan membaik secara merata di seluruh wilayah.
Salah satu hasil penelitian yang mengkaitkan tentang kewilayahan, pengembangan wilayah dan peningkatan SDM adalah Penelitian yang dilakukan oleh
Jarisding, La Ode 2006 tentang Potensi Dan Masalah Perkembangan Wilayah Di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara memberikan gambaran berbagai permasalahan
permasalahan perkembangan wilayah di daerah adalah: 1 Kurang memanfaatkan potensi terkait dengan fenomena perkembangan wilayah masa lalu; 2 Konflik
perwilayahan dalam penataan ruang; 3 Lemahnya kekuatan endogen, berupa keterbatasan sarana prasarana, SDA, pariwisata, SDM dan tenaga kerja; 4 Sosial-
ekonomi; 5 Situasi politik lokal; 7 Letak geografis; 8 Globalisasi dan teknologi. Untuk menjawab Research Question dan untuk mengetahui potensi endogen dan
eksogen perkembangan wilayah, maka dilakukan langkah-langkah: analisis potensi dan masalah perkembangan wilayah Kabupaten Muna berdasarkan fenomena sejarah;
analisis potensi dan masalah perwilayahan; analisis potensi endogen wilayah dan permasalahannya; analisis potensi dan masalah perekonomian; analisis potensi dan
masalah politik lokal terhadap perkembangan wilayah Kabupaten Muna. Metode analisis yang digunakan adalah orde kota, Jarak dan waktu tempuh minimum ke pusat
Universitas Sumatera Utara
pelayanan untuk mengidentifikasi potensi dan masalah perwilayahan; peran sektor, struktur perekonomian dan daya dukung lahan pertanian untuk mengidentifikasi
potensi dan masalah perekonomian Kabupaten Muna. Pada keseluruhan analisis juga menggunakan metode pemetaan potensi.
Berdasarkan hasil analisis potensi dan masalah perkembangan wilayah di Kabupaten Muna, secara keseluruhan Kabupaten Muna kurang berkembang terutama Pulau
Buton Bagian Utara dan faktor utama penyebabnya adalah kondisi politik lokal. Kebijakan-kebijakan politik pembangunan selama ini belum maksimal dalam
mendorong perkembangan wilayah. Kondisi politik yang demikian menyebabkan kekuatan endogen dan eksogen wilayah yang harusnya merupakan modal utama
pembangunan tidak termanfaatkan dengan baik. Fenomena-fenomena yang terjadi berhubungan dengan kebijakan politik pembangunan yang kurang berorientasi pada
kekuatan endogen dan eksogen wilayah di Kabupaten Muna adalah: 1 Potensi integrasi atau penyatuan wilayah pada jaman Kerajaan Muna, cenderung menjadi
masalah dengan mengemukanya sifat primordialisme; 2 Penentuan pusat pelayanan dalam Satuan Wilayah Pembangunan SWP tidak tepat, sehingga pelayanan
masyarakat tidak optimal; 3 Disparitas pembangunan infrastruktur antara Pulau Buton dan Pulau Muna; 3 Potensi sumberdaya alam dan pariwisata belum dikelola
dan dimanfaatkan; 4 Konstribusi komoditas ekspor utama Kabupaten Muna terhadap perkembangan wilayah sangat kurang. Untuk meminimalisir permasalahan
perkembangan wilayah di Kabupaten Muna, dilakukan beberapa strategi: 1 Melakukan regionalisasi desentralistik dengan model kerjasama antar kabupatenkota
Universitas Sumatera Utara
yang didasari inisiatif dan komitmen bersama untuk membangun wilayah; 2 Hal mendasar perlu dilakukan Pemerintah Kabupaten Muna terhadap pembangunan
wilayah di Buton Utara adalah membangun infrastruktur jalan, membangun prasarana pendidikan terutama gedung SLTP dan SLTA, membangun Puskesmas fasilitas rawat
inap serta menambah tenaga dokter, membangun jaringan air bersih, listrik, telekomunikasi dan membangun kantor pelayanan pemerintah satu atap; 3 Merevisi
kembali penentuan pusat pelayanan dalam SWP; 4 Untuk meningkatkan Value Added komoditas ekspor utama Kabupaten Muna, maka perlu pembangunan industri
pengolahan komoditas jambu mete dan optimalisasi industri pengolahan kayu jati yang didukung dengan kebijakan investasi dipermudah; 5 Hal yang sangat
dibutuhkan dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Muna adalah tingkat integritas dan profesionalisme yang tinggi para penentu kebijakan.
Beberapa studi tentang berbagai persoalan dalam pemekaran daerah pernah dilakukan antara lain oleh Bappenas 2005, Lembaga Administrasi Negara 2005,
dan Departemen Dalam Negeri 2005. Untuk melengkapi studi tersebut, telah dilakukan studi evaluasi oleh Building and Reniventing Decentralised Governance
“BRIDGE” yang dirancang untuk mencapai tiga tujuan: a.
Mengevaluasi perkembangan pemekaran daerah dalam aspek ekonomi, keuangan pemerintah, pelayanan publik dan aparatur pemerintahan, serta
dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat;
Universitas Sumatera Utara
b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam masa pemekaran daerah,
khususnya dalam aspek ekonomi, keuangan pemerintah, pelayanan publik dan aparatur pemerintahan;
c. Merumuskan rekomendasi kebijakan berkaitan dengan pemekaran daerahHasil
dari studi pemekaran daerah ini menunjukkan temuan yang patut untuk diperhatikan dari masingmasing aspek yang dianalisis.
Tim studi menyimpulkan dalam jangka pendek diperlukan perubahan pola belanja aparatur pemerintah daerah, supaya pembangunan mampu menciptakan
permintaan baru terhadap peningkatan pelayanan publik. Aparatur pemerintah daerah harus lebih diarahkan pada peningkatan kualitas aparatur sesuai dengan kompetensi
aparatur yang diperlukan oleh daerah, mulai dari tahap penerimaan tetapi juga mencakup promosi dan mutasi aparatur. Di samping itu, diperlukan penataan aparatur
pada daerah transisi. Hal ini secara nasional perlu dibuat semacam grand design penataan aparatur, khususnya aparatur pada tingkat pemerintah daerah. Dengan kata
lain diperlukan dukungan lebih besar dari pemerintah pusat kepada daerah induk yang melakukan persiapan pemekaran berdasarkan PP 1292000 dan juga daerah
pemekaran. Langkah ini tidak dengan sendirinya berarti terjadi desentralisasi, tetapi mengakui peranan pemerintah pusat dalam menjaga tercapainya pembangunan
berkualitas daripada asal pembentukan daerah-daerah pemerintahan baru. Hal ini selain merupakan azas pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan juga
mencerminkan prioritas nasional yang berkaitan dengan proses desentralisasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2004-2009.
Universitas Sumatera Utara
Aparatur pemerintah menjadi hal pokok yang dievaluasi, untuk mengetahui seberapa jauh ketersediaan aparatur dapat memenuhi tuntutan pelayanan kepada
masyarakat. Semakin banyak jumlah aparatur yang berhubungan langsung dengan
pelayanan publik, semakin baik pula ketersediaan pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah. Dalam evaluasi pemekaran daerah terdapat tiga indikator utama yang
dapat menunjukkan ketersediaaan dan kualitas aparatur pemerintah, yakni salah satunya adalah Tingkat pendidikan merefleksikan tingkat pemahaman dan
pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan aparatur, semakin besar pula potensi
untuk meningkatkan kualitas kerjanya.
2.2.2 Teori Organisasi
Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dalam konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak
faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor manusiaSDM dan psikologi yang mempengaruhi
organisasi gerakan hubungan antar manusia, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi, dan juga perilaku organisasi dapat memainkan peranan
penting dalam perkembangan organisasinya dan keberhasilan kerja.
Mooney 1954 , organisasi adalah segala bentuk setiap perserikatan orang-
orang, untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Millet 1994 organisasi
adalah sebagai kerangka struktur di mana pekerjaan dari beberapa orang
diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama. Dan menurut Effendi
Universitas Sumatera Utara
1997
, organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan- hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang.
Dalam perkembangan organisasi, perilaku organisasi mempunyai peranan penting sebagai pemicu keberhasilan suatu organisasi. Perilaku Organisasi menjadi
semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien.
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap
kinerja baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi. Pada perilaku organisasi juga mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari
ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin lain yang terkait dengan studi organisasi adalah studi tentang sumber daya manusia, psikologi
industry, perilaku organisasi dan komitmen organisasi.
2.2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia
Paradigma manusia sebagai sumber daya adalah, di satu sisi sumber daya manusia merupakan tujuan dari proses pengembangan organisasi agar menjadi
sumber daya yang berkualitas. Dengan kata lain, sumber daya manusia menjadi objek yang harus dibangun atau diproses lebih dahulu. Namun di sisi lain, sumber
daya manusia yang berkualitas merupakan subjek atau asset utama dalam proses pengembangan organisasi yang berperan memanajemeni dan memberdayakan sumber
daya lain untuk mencapai tujuan dari masing-masing individu sumber daya manusia itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Plunkett Attner dalam Loka 2004
, konsep sumber daya manusia menempatkan karyawan sebagai the most valuable resource yang berperan untuk
merencanakan, mengorganisir, mendayagunakan, dan mengendalikan organisasi beserta seluruh sumber ekonominya untuk pencapaian suatu tujuan organisasi.
Dalam proses tersebut, individu-individu atau kelompok sumber daya manusia dan organisasi belajar untuk saling berintegrasi. Individu atau kelompok
sumber daya manusia belajar untuk meningkatkan kompetensinya dan memahami filosofi, visi, tujuan dan budaya organsiasi. Sementara organisasi belajar untuk
memahami karakteristik
sumber daya
manusia, mengembangkan
dan mendayagunakan, memelihara dan melindungi, serta memberikan imbalan dan
penghargaan yang pantas kepada individu atau kelompok sumber daya manusia
sesuai dengan kinerjanya Loka, 2004. Flippo dalam Yuli 2005
, menyajikan sebuah kerangka dalam memahami pengertian manajemen sumber daya manusia personalia. Dalam pandangannya,
manajemen personalia dapat dipahami dari dua kategori fungsi, yaitu fungsi manajemen dan fungsi operasional. Dengan membagi fungsi manajemen personalia
ke dalam dua kategori, maka dirumuskan sebuat defenisi manajemen personalia, yaitu ; proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas
pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan yang mengatur tentang memberikan kompensasi, integrasi, pemeliharaan, cara pengadaan tenaga kerja,
melakukan pengembangan, kerja melalui proses-proses manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Ada tiga pengertian sumber daya manusia, Nawawi,1997 , yang masing-
masing adalah sebagai berikut : a.
Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan.
b. Sumber daya manusia adalah potensi manusia sebagai penggerak organisasi
dalam mewujudkan eksistensinya. c.
Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal non materialnon financial.
Perencanaan Sumber Daya Manusia dengan berorientasi pada hasil analisis pekerjaan, agar pekerja yang diperlukan dapat dipenuhi, baik dari segi kuantitatif
jumlahnya maupun kualitatif kualitasnya. Dengan tersedianya sejumlah pekerja yang relevan dengan tuntutan deskripsi dan atau spesifikasi pekerjaan, diharapkan
seluruh volume kerja dapat dilaksanakan secara produktif dan berkualitas, tidak saja dalam proses produksi dengan seluruh pekerjaan yang menunjangnya, tetapi juga
dalam memasarkannya yang memerlukan kemampuan memberikan pelayanan yang berkualitas.
Nawawi 1997 Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah proses
mengantisipasi dan membuat ketentuan persyaratan untuk mengatur arus gerakan
Universitas Sumatera Utara
tenaga kerja ke dalam dan keluar organisasi. Selanjutnya ditambahkan pula bahwa tujuannya adalah untuk mempergunakan SDM seefektif mungkin dan agar memiliki
sejumlah pekerja yang memenuhi persyaratankualifikasi dalam mengisi posisi yang kapan dan yang manapun mengalami kekosongan.
.Dalam study organisasi, ada beberapa peran penting yang dilakukan SDM dalam mencapai tujuan suatu organisasi, antara lain perilaku dan membangun
komitmen, demi untuk menciptakan kepuasan kerja pada organisasi tempat bekerja. Komitmen organisasi adalah sebagai suatu keadaan di mana seorang
karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Robbins 2001, bahwa keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak
pada pekerjaan tertentu seorang individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut. Dalam organisasi
sekolah guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik harus mampu menjalankan
kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan mempunyai komitmen yang kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.
L. MATHIS Dan JACKSON 2001 , komitmen organisasi adalah tingkat
sampai di mana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan pada akhirnya
tercermin dalam ketidak hadiran dan angka perputaran karyawan.
Universitas Sumatera Utara
GRIFFIN 1994
, komitmen organisasi organizational commitment adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seorang individu mengenal dan terikat pada
organisasinya. Seorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.
ROBBINS 1994 , komitmen organisasi adalah sebagai :
1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi;
2. keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan
3. keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. dengan kata
lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan
perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan.
ALLEN DAN MEYER 1996 , ada tiga dimensi komitmen organisasi adalah
:Komitmen efektif effective commitment : Keterikatan emosional karyawan, dan keterlibatan dalam organisasi.
1. Komitmen berkelanjutan continuence commitment : Komitmen berdasarkan
kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit,
2. Komitmen normatif normative commitment : Perasaan wajib untuk tetap berada
dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Dessler2000,
memberikan pedoman khusus untuk mengimplementasikan sistem manajemen yang mungkin membantu memecahkan masalah dan
meningkatkan komitmen organisasi pada diri karyawan : 1.
Berkomitmen pada nilai manusia: Membuat aturan tertulis, mempekerjakan manajer yang baik dan tepat, dan mempertahankan komunikasi.
2. Memperjelas dan mengkomunikasikan misi; Memperjelas misi dan ideologi;
berkharisma; menggunakan praktik perekrutan berdasarkan nilai; menekankan orientasi berdasarkan nilai dan pelatihan; membentuk tradisi.
3. Menjamin keadilan organisasi: Memiliki prosedur penyampaian keluhan yang
komprehensif; menyediakan komunikasi dua arah yang ekstensif. 4.
Menciptakan rasa komunitas: Membangun homogenitas berdasarkan nilai; keadilan; menekankan kerja sama, saling mendukung, dan kerja tim, berkumpul
bersama. 5.
Mendukung perkembangan karyawan: Melakukan aktualisasi; memberikan pekerjaan menantang pada tahun pertama; memajukan dan memberdayakan;
mempromosikan dari
dalam; menyediakan
aktivitas perkembangan;
menyediakan keamanan kepada karyawan tanpa jaminan.
2.2.4 Manajemen Pemerintahan
Manajemen didefenisikan sebagai proses kerja sama dengan dan melalui
orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Hersey dan Blanchard, 1982
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang 32 Tahun 2004 yang merupakan revisi dari Undang-Undang 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah mendefenisikan pemerintahan adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat pemerintah. Dari defenisi organisasi dan pemerintahan di atas, maka dapat disimpulkan;
yang dimaksud dengan organisasi pemerintah adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain dalam suatu penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah.
Kemudian unsur-unsur organisasi menurut Nawawi 2005 adalah sebagai
berikut : 1.
Manusia yang terdiri dari dua orang atau lebih. 2.
Filsafat yang merupakan dasar organisasi dan norma-norma perilaku. 3.
Proses merupakan rangkaian kegiatan bersama atau kerja sama. 4.
Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai baik materialfinansial maupun non materialnon finansial.
Selanjutnya organisasi pemerintah berbeda dengan organisasi manapun di dunia, karena organisasi pemerintah memiliki tiga hal penting yang merupakan
wewenangnya yaitu sebagai berikut : 1.
Bila organisasi lain tidak diperkenankan membunuh orang lain bahkan dapat dituntut, maka organisasi pemerintah diperbolehkan biasanya disebut hukum
mati.
Universitas Sumatera Utara
2. Bila organisasi lain tidak diperkenankan mengurung orang walaupun dalam
waktu yang sangat singkat, maka organisasi pemerintah diperbolehkan biasanya disebut juga penjara atau lembaga pemasyarakatan.
3. Bila organisasi lain tidak diperkenankan memungut uang dengan paksa tanpa
alasan yang jelas karena pemberian jasa tertentu, maka organisasi pemerintah
diperbolehkan biasanya disebut dengan pajak. Syafiie, 2004
Ketentuan pokok kelembagaan pemerintah, adalah menyangkut mekanisme, bentuk, dan susunan kelembagaan daerah beserta perangkatnya. Ketentuan tersebut
terdapat dalam UU No.221999 dan PP No.842000, dan telah diperbaharui dengan PP No.41 Tahun 2007.
Kelembagaan pemerintahan daerah adalah organisasi yang ada di dalam daerah. Sedangkan perangkat daerah adalah organisasi atau lembaga pada
pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada kepala daerah dan membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Perangkat daerah terdiri atas
sekretariat daerah, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahandesa.
Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh dilaksanakan oleh kabupaten dan kota. Sedangkan otonomi provinsi merupakan otonomi terbatas. Provinsi tidak
membawahi kabupaten dan kota, tetapi dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan terdapat hubungan koordinasi, kerja sama, danatau kemitraan sesuai kedudukan
masing-masing. Warseno, 2002
Universitas Sumatera Utara
Menurut Prajudi manajemen merupakan pengendalian dan pemanfaatan dari
pada semua faktor serta sumber daya yang menurut suatu perencanaan, diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja tertentu.
Manajemen baru merupakan suatu masalah yang besar setelah faktor dan sumber daya yang paling sukar untuk dikendalikan dan didayakan, masuk ke dalam
kancah karya, yaitu manusia. Oleh karena itu, manajemen menekankan pada pengendalian dan pendayagunaan manusia itu sendiri.
Manajemen pemerintahan di Indonesia, koordinasi menempati peranan penting karena begitu banyak ditemui tumpang tindih pekerjaan karena tidak adanya
koordinasi, kendati keseluruhannya itu dapat disinkronkan, diatur demi tujuan dan
kepentingan bersama. Syafiie, 2004
Organisasi pemerintahan secara menyeluruh dilihat dari segi administrasi pembangunan, harus mampu mendesain rencana dan program-programnya yang
diharapkan mendorong proses pembangunan. Sebagai contoh pembangunan ekonomi, ini berarti kemampuan untuk mendesain kebijakan dan rencana
pembangunan ekonomi. Hal inii memerlukan mekanisme hubungan tata kerja sedemikian rupa, sehingga hasil kebijaksanaan atau rencana pemerintah tersebut tetap
bersifat konsisten. Kemampuan badan-badan pemerintahan tingkat pusat terutama bersifat
operasional untuk menyebarkan kegiatan pemerintahan, guna melingkupi seluruh wilayah negara dalam usaha merealisir kebijaksanaan dan rencana tersebut. Sehingga
dengan demikian, struktur organisasi badan-badan pemerintah diabadikan bagi
Universitas Sumatera Utara
kepentingan perumusan kebijaksanaan, untuk usaha pembangunan yang
komprehensif dengan kemampuan merealisir dan mengevaluasi program-program
yang bersifat pembangunan. Tjokroamidjojo, 1978
Pembangunan daerah pasti akan melibatkan berbagai unsurpihakkomponen, baik sebagai objek maupun sebagai subjek. Tingkat keterlibatan berbagai komponen
tersebut akan terbagi ke dalam berbagai variasi fungsi dan peran. Variasi fungsi dan peran tersebut menyebabkan perbedaan kepentingan yang beragam pula. Karena
perbedaan itulah, diperlukan adanya koordinasi dalam proses pembangunan, sehingga diharapkan proses pembangunan dapat dilaksanakan secara sinergis dan harmonis
antar komponen-komponen yang berbeda tersebut. Riyadi dan Bratakusumah, 2003
Menurut Salam 2004 Manajemen Pemerintahan Daerah di Indonesia
dilandasi oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang memberikan hak otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Hal ini diperkuat oleh Ketetapan MPR Nomor
XVMPRI1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang berisikan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan,
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di samping itu, penyelenggaraan otonomi daerah juga
dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, peran-serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan
keanekaragaman daerah.
Universitas Sumatera Utara
Daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsanya
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dibentuk dan disusun dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi. Daerah-daerah tersebut berdiri sendiri dan tidak
mempunyai hubungan hirarki satu sama lain. Daerah provinsi sebagai daerah otonom dan wilayah administrasi melaksanakan kewenangan pemerintah pusat yang
didelegasikan kepada Gubernur. Daerah provinsi bukanlah pemerintah atasan dari daerah kabupaten dan daerah kota.
Kedudukan provinsi sebagai daerah otonom sekaligus sebagai wilayah administrasi dengan pertimbangan sebagai berikut :
Kewenangan daerah mencakup kewengan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain. Kewenangan bidang lain tersebut meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional
dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, system administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan
pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam, serta teknologi tinggi yang strategi, konservasi, dan standardisasi nasional.
Kewenangan provinsi sebagai daerah otonom mencakup, kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kota, serta kewenangan
dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya, termasuk kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan daerah kabupaten dan daerah kota. Kewenangan provinsi
Universitas Sumatera Utara
sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah pusat.
Dalam mengelola manajemen sumber daya nasional yang tersedia di wilayahnya, daerah bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan daerah di wilayah laut meliputi :
a. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas
wilayah laut tersebut. b.
Pengaturan kepentingan administratif. c.
Pengaturan tata ruang. d.
Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah.
e. Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara.
Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota mencakup semua kewenangan pemerintahan selain kewenangan yang dikecualikan sebagaimana pada
daerah provinsi. Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan daerah kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan
kebudayaan, pertanian, perhubungan, industry dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka kedudukan eksekutif dan legislatif dipisahkan secara
tegas, meskipun dalam melaksanakan tugasnya mereka selalu saling berhubungan.
Universitas Sumatera Utara
Bab I Pasal 1 Undang-Undang tersebut mengatakan bahwa pemerintah daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif
Daerah. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Badan Legislatif Daerah. Setiap daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah sebagai Kepala
Eksekutif yang dibantu oleh seorang Wakil Kepala Daerah. Kepala Daerah Provinsi disebut Gubernur yang karena jabatannya adalah juga sebagai Wakil Pemerintah
pusat. Sebagai Kepala Daerah, Gubernur bertanggung jawab kepada DPRD Provinsi. Sebagai Wakil Pemerintah pusat Gubernur berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati. Kepala Daerah Kota disebut
Walikota. BupatiWalikota bertanggung jawab kepada DPRD KabupatenKota. Kepala Daerah mempunyai masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali masa
jabatan. Kepala Daerah dilantik oleh Presiden atau pejabat lain yang ditunjuk atau nama Presiden. Penyelenggaraan Pemerintahan di daerah dipimpin oleh Kepala
Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. Laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah wajib disampaikan oleh Kepala Daerah kepada
Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dengan tembusan kepada Gubernur bagi Kepala Daerah KabupatenKota, atau jika dipandang perlu oleh Kepala Daerah atau
apabila diminta oleh Presiden. Penyampaian
pertanggungjawaban Kepala
Daerah kepada
DPRD dilaksanakan pada setiap akhir tahun anggaran. Apabila pertangungjawaban tersebut
ditolak oleh DPRD, maka Kepala Daerah harus melengkapi danatau
Universitas Sumatera Utara
menyempurnakannya dalam jangka waktu paling lama tiga puluh hari. Setelah itu baru diajukan kembali. Bila pertanggungjawaban tersebut ditolak kembali maka
DPRD dapat mengusulkan pemberhentiannya kembali. Wakil Kepala Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan kewajibannya, mengkoordinasikan kegiatan instansi pemerintahan di daerah, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dan ia melaksanakan tugas dan wewenang Kepala Daerah apabila Kepala Daerah berhalangan.
Perangkat daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan lembaga teknis daerah lainnya, sesuai dengan kebutuhan daerah. Sekretariat Daerah dipimpin
oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah Provinsi karena jabatannya adalah Sekretaris Wilayah Daerah. Sekretaris Daerah bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah. Kewajibannya adalah membantu Kepala Daerah menyusun kebijakan serta membina hubungan kerja dengan dinas, lembaga teknis, dan unit pelaksana lainnya.
Dinas daerah adalah unsur pelaksana pemerintah daerah. Pimpinannya adalah seorang Kepala Dinas yang diangkat oleh Kepala Daerah dari Pegawai Negeri
Sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah. Kepala Dinas bertanggung jawab kepada Kepala Daera melalui Sekretaris Daerah.
Kepala Daerah menetapkan Peraturan Daerah atas persetujuan DPRD dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan pelaksanaan lebih lanjut dari peraturan
perundangan yang lebih tinggi. Untuk melaksanakan Peraturan Daerah dan atas kuasa peraturan perundang-undangan lain yang berlaku, maka Kepala Daerah
Universitas Sumatera Utara
menetapkan Keputusan Kepala Daerah. Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang bersifat mengatur diundangkan dengan menempatkannya dalam
Lembaran Daerah.
2.2.5 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pemberdayaan empowerment merupakan alat penting dan strategis untuk memperbaiki, memperbaharui dan meningkatkan kinerja organisasi, baik organisasi
yang bergerak dalam kegiatan pemerintahan maupun organisasi yang bergerak dalam kegiatan dunia usahaswasta. Mengapa penting dan strategis, karena pemberdayaan
dalam suatu organisasi adalah memberikan “daya yang lebih” daripada daya sebelumnya terhadap berbagai hal seperti : unsur-unsur dalam organisasi
manajemen, aspek – aspek komponen - komponen organisasi manajemen, kompetensi, wewenang dan tanggung jawab dalam organisasimanajemen tersebut.
Pemberdayaan dimaksudkan dalam hal ini adalah memberikan “daya” energy atau power
yang lebih dari pada sebelumnya, artinya dapat ditunjukkan dalam hal: tenaga, daya, kemampuan, kekuatan, keberadaan, peranan, wewenang dan tanggung
jawab. Pemberdayaan sebagai suatu kata mempunyai pengertian yang umum yaitu
pengertian etimologis. Apa arti empowering? Asal katanya dari “power” yang
artinya “control, authority, dominion”. Awalan “emp” artinya “on put on to” atau “to cover with” jelasnya “more power’. Jadi empowering artinya is passing on
authority and responsibility ”, yaitu lebih berdaya dari sebelumnya dalam arti
wewenang dan tanggung jawabnya termasuk kemampuan individual yang
Universitas Sumatera Utara
dimilikinya. Ini ada hubungannya dengan profesionalisme yang pada awalnya selalu di miliki oleh individual. Oleh karena itu empowerment terjadi manakala : ”when
power goes to employees who then experience a sense of ownership and control
over”. Rob Brown, 1994:16 yang maknanya ada peningkatam tanggung jawab
karyawan. Untuk
memberikan pemahaman
yang lebih
mendalam tentang
pemberdayaan, secara teoritis berikut dikemukakan beberapa definisi pemberdayaan dari para pakar sebagai berikut :
1. Alatteknik manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui penyebaran
pembuatan keputusan dan tanggung jawab, sehingga akan mendorong keterlibatan sekaligus rasa memiliki dari seluruh anggota organisasi, serta membawa rasa
kedekatan antara organisasi dengan masyarakat atau pelanggannya. 2.
Upaya untuk membangun potensi sumber daya organisasi dengan cara mendorong, memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimilikinya, serta berupaya untuk mengembangkannya. 3.
Upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara,
regional, internasional maupun dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Empowerment Of Human Resources
dengan menekankan kata kunci yang terdiri dari Pemberdayaan dan Sumber Daya Manusia. Secara umum pemberdayaan diartikan adalah “lebih berdaya dari
sebelumnya baik dalam hal wewenang, tanggung jawab maupun kemampuan
Universitas Sumatera Utara
individual yang dimilikinya”, sedangkan Sumber Daya Manusia Human Resources dapat diartikan adalah “Daya yang bersumber dari manusia”. Daya yang bersumber
dari manusia ini dapat pula disebut tenaga atau kekuatan energi atau power yang melekat pada manusia itu sendiri dalam arti memiliki kemampuan competency
yaitu: pengetahuan knowledge, keterampilan skill dan sikap attitude, di satu sisi sumber daya manusia merupakan tujuan dari proses pengembangan organisasi agar
menjadi sumber daya yang berkualitas. Dengan kata lain, sumber daya manusia menjadi objek yang harus dibangun atau diproses lebih dahulu. Namun di sisi lain,
sumber daya manusia yang berkualitas merupakan subjek atau aset utama dalam proses pengembangan organisasi yang berperan memanejemeni dan memberdayakan
sumber daya lain untuk mencapai tujuan dari masing-masing individu sumber daya manusia itu sendiri.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka tujuan pemberdayaan SDM adalah terwujudnya SDM yang mempunyai memiliki kemampuan competency yang
kondusif, adanya wewenang authority yang jelas dan dipercayai serta adanya tanggung jawab responsibility, yang akuntabel dalam rangka pelaksanaan misi
organisasi.
2.2.6 Aspek-aspekkomponen Pemberdayaan SDM
Dalam organisasi, peranan SDM sangat strategis dan menentukan, sehubungan dengan itu, maka aspek-aspek atau komponen-kompenen yang perlu
mendapatkan perhatian dalam rangka pemberdayaan SDM adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Kemampuan compentency pegawai meliputi: pengetahuan knowledge,
keterampilan skill dan sikap atau perilaku attitude b.
Penempatan pegawai yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan jabatan dalam suatu organisasi, artinya pegawai yang ditempatkan dalam suatu jabatan
senantiasa dikaitkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan the right men in the right place.
c. Kewenangan yang jelas, artinya seseorang pegawai yang ditempatkan atau yang
diserahi tugas harus jelas wewenangnya. Karena seorang yang tidak jelas kewenangannya akan menimbulkan keragu-raguan dalam setiap melakukan
kegiatan. Apabila demikian halnya, maka pegawai SDM tersebut kurang berdaya atau tidak efektif didalam melaksanakan tugas-tugasnya.
d. Tanggung jawab pegawai yang jelas, artinya seseorang pegawai melakukan
tugas atau wewenangnya, senantiasa diikuti dengan tanggung jawab. Karena dengan demikian sipegawai tersebut senantiasa situntut bertindak menampilkan
yang terbaik dalam arti secara efektif dan efesien. e.
Kepercayaan terhadap pegawai yang bersangkutan, artinya bahwa seorang pegawai yang ditugasi atau diserahkan wewenang dengan pertimbangan yang
matang dari berbagai aspek-aspek yang pada hakekatnya dapat disimpulkan bahwa yang bersangkutan adalah dipercayai atau diberi kepercayaan sepenuhnya
untuk mengemban tugas, wewenang yang dimaksud. f.
Dukungan terhadap pegawai yang bersangkutan, artinya pegawai tersebut diyakini dan dipercayai untuk mengemban misi organisasi. Dalam hal
Universitas Sumatera Utara
memerlukan dukungan dari pihak lain senantiasa dapat memberikan dukungan untuk keberhasilan misi dan peningkatan kinerja organisasi. Dukungan
dimaksud baik dari pihak pimpinan maupun pihak-pihak lainnya. g.
Kepemimpinan leadership adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan
kepemimpinan sebagaimana dimaksud dan digambarkan : •
Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok •
Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
h. Motivasi, merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang
memberi daya, memberi arah dan memelihara tingkah laku. Dalam kehidupan sehari-hari, motivasi diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan
atau rangsangan kepada para karyawan pegawai sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa dipaksa. Dengan demikian bahwa pemberian motivasi
merupakan hal yang sangat penting terhadap sumber daya manusia, agar mereka tetap dan mau melaksanakan pekerjaan misi organisasi sesuai dengan
kemampuan yang mereka miliki dengan ikhlas dan sepenuh hati.
2.3 Kinerja Aparatur Pemerintah