Gambar 1.  Perencanaan Pembangunan
Gambar  1  menunjukkan  Sistem  Perencanaan  Pembangunan  berdasarkan  atas UU  No.25  Tahun  2004  untuk  tingkat  nasional  dan  daerah.    Dalam  rangka
pelaksanaan  UU  No.25  Tahun  2004  dan  UU  No.  17  Tahun  2003,  pedoman penyusunan  indikator  kinerja,  pemantauan  dan  evaluasi  anggaran  berbasis  kinerja
sangat diperlukan oleh pelaku aktivitas.
2.2 Hubungan Perencanaan Wilayah Dengan SDM Dan Kualitas Perencanaan
Seorang  perencana  bertugas  untuk  mengatur  proses  perencanaan  di  tingkat daerah.    Tugas  ini  bersifat  komprehensif  atau  menyeluruh,  sehingga  membutuhkan
pengetahuan  intersektoral  yang  luas  dan  berkemampuan  merencanakan  pada  tiga
bidang  utama  perencanaan  pembangunan  daerah,  yang  menurut  Poppe  1995  :  45,
meliputi : a.
Perencanaan Sumber Daya Alam b.
Perencanaan Sosial Ekonomi c.
Perencanaan Fisik dan Infrastruktur Di samping itu, ia juga mengatakan bahwa seorang perencana harus memiliki
kualifikasi yang berorientasi manajemen yang menyangkut empat tahap perencanaan yang utama, yaitu :
a. Analisis wilayah
b. Prospek pembangunan
c. Perencanaan dan pembuatan program
Universitas Sumatera Utara
d. Pelaksanaan rencana, monitoring dan evaluasi
Untuk itu, Manfred Poppe mengemukakan hal-hal yang harus ditangani oleh perencana  daerah,  terutama  yang  menyangkut  masalah  organisasional  dan
operasional, yaitu : a.
Mengenal masalah-masalah pembangunan daerah, sumber daya dan kebutuhan ekonomi sebagaimana dirasakan oleh penduduk.
b. Menganalisis  kecenderungan  dan  hambatan  pembangunan  serta  meramalkan
pembangunan demografik dan ekonomi. c.
Menyusun tujuan dan sasaran pembangunan daerah. d.
Mengembangkan strategi dan alternatif kebijaksanaan, serta merancang rencana program pembangunan daerah.
e. Menyebarkan  dan  menghubungkan  rencana  daerah  dengan  rencana  dan
kebijaksanaan daerah dan nasional. f.
Menganjurkan pertimbangan kebutuhan lokal dalan kebijaksanaan nasional. g.
Menaksir pengaruh rencana dan program secara sosial, ekonomi dan ekologi. h.
Mengatur proses pembuatan keputusan dan partisipasi pada tingkat dan masalah yang berbeda.
i. Mengenal  dan  merancang  proyek-proyek  individu  dan  menaksir  kelayakannya
untuk pelaksanaan lokal. j.
Mengembangkan  dan  menggunakan  instrumen  pelaksanaan,  penyelenggaraan dan pengendalian rencana dan program.
Universitas Sumatera Utara
k. Memonitor dan mengevaluasi proyek, rencana dan program serta merencanakan
ulang sesuai dengan perubahan kondisi. Terkait  dengan  masalah  tugas  perencana  tersebut,  LAN  1999
mengemukakan bahwa tugas perencana pembangunan    meliputi : a.
Mengumpulkan dan menganalisis berbagai indikator kondisi sosial ekonomi. b.
Mengumpulkan dan menganalisis data sektor penting perekonomian. c.
Mengidentifikasi  hubungan  antar-sektor  dan  bidang  kegiatan  esensial  untuk persoalan mendasar.
d. Menunjukkan  pendekatanalternatif  pembenahan,  masalah  sektor  dan
perekonomian. e.
Memberi  identifikasi  penjelasan  alternatif  beserta  keterkaitan  sektoralnya kepada pengambil keputusan.
f. Menyusun tindak lanjut pasca keputusan.
g. Memantau indikator kesejahteraan ekonomi.
h. Melaksanakan evaluasi.
2.2.1  Sumber Daya Manusia Dalam Konteks Kewilayahan
Strategi  pembangunan  untuk  mengurangi  kesenjangan  antarwilayah  pada dasarnya diarahkan untuk 1 mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di
luar  Jawa-Bali  dan  Sumatera  dengan  tetap  menjaga  momentum  pertumbuhan  di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera; 2 meningkatkan keterkaitan antarwilayah melalui
peningkatan perdagangan antarpulau untuk mendukung perekonomian domestik; dan
Universitas Sumatera Utara
3  meningkatkan  daya  saing  daerah  melalui  pengembangan  sektor-sektor  unggulan di tiap wilayah, 4 Mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal, kawasan
strategis  dan  cepat  tumbuh,  kawasan  perbatasan,  kawasan  terdepan,  kawasan  terluar dan  daerah  rawan  bencana;  serta  5  Mendorong  pengembangan-pengembangan  di
tiap wilayah mengacu pada strategi dan arah kebijakan yang berbasiskan perencanaan wilayah  darat  melalui  Rencana  Tata  Ruang  Wilayah  Nasional  dan  berbasiskan
perencanaan wilayah laut melalui Arah Pengembangan Wilayah Laut. Selain itu, strategi pembangunan juga mengacu pada paradigma Pembangunan
untuk Semua Development for All. Paradigma ini bertumpu pada 6 enam strategi dan arah kebijakan, yaitu:
Pertama
,  strategi  pembangunan  inklusif  yang  mengutamakan  keadilan, keseimbangan  dan  pemerataan.  Semua  pihak  harus  dan  ikut  berpartisipasi  dalam
proses  pembangunan  melalui  penciptaan  iklim  kerja  untuk  meningkatkan  harkat hidup keluar dari kemiskinan. Seluruh kelompok masyarakat harus dapat merasakan
dan  menikmati  hasil-hasil  pembangunan  terutama  masyarakat  yang  tinggal  di kawasan  perbatasan,  kawasan  perdesaan,  daerah  pedalaman,  daerah  tertinggal  dan
daerah  pulau  terdepan.  Selain  itu,  pertumbuhan  ekonomi  harus  dapat  mengurangi pengangguran  dan  kemiskinan.  Program  Nasional  Pemberdayaan  Masyarakat
PNPM  Mandiri;  serta  Percepatan  Pembangunan  Daerah  Tertinggal,  Kawasan Perbatasan, Pulau Terdepan dan daerah pasca konflik dan pasca bencana merupakan
program  yang  diarahkan  langsung  untuk  mendorong  pembangunan  yang  lebih inklusif.
Universitas Sumatera Utara
Kedua
, strategi pembangunan berdimensi kewilayahan. Strategi pembangunan wilayah  mempertimbangkan  kondisi  geografis,  ketersediaan  sumber  daya  alam,
jaringan  infrastruktur,  kekuatan  sosial  budaya  dan  kapasitas  sumber  daya  manusia menyebabkan  yang tidak sama untuk setiap wilayah. Strategi pembangunan wilayah
juga  memperhitungkan  basis  daratan  dan  basis  kepulauan  atau  maritim  sebagai  satu kesatuan  ruang  yang  tidak  terpisahkan.  Oleh  sebab  itu,  strategi  pembangunan
berdimensi  kewilayahan  memperhatikan  tata  ruang  wilayah  Pulau  Sumatera,  Pulau Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan
Maluku  dan  Pulau  Papua.  Dengan  strategi  ini,  kebijakan  pembangunan  diarahkan untuk  mengoptimalkan  potensi  dan  keunggulan  daerah  dan  membangun  keterkaitan
antarwilayah  yang  solid  termasuk  mempercepat  pembangunan  pembangkit  dan jaringan  listrik,  penyediaan  air  bersih,  serta  pengembangan  jaringan  transportasi
darat, laut dan udara dan jaringan komunikasi untuk memperlancar arus barang dan jasa, penduduk, modal dan informasi antarwilayah.
Ketiga ,  strategi  pembangunan  yang  mendorong  integrasi  sosial  dan  ekonomi
antarwilayah  secara  baik.  Dalam  hal  ini  perhatian  terhadap  pengembangan  pulau- pulau besar, kecil dan terdepan harus dilakukan dengan memperhatikan poteni daerah
sebagai  modal  dasar  yang  dikelola  secara  terintegrasi  dalam  kerangka  geoekonomi nasional  yang  solid  dan  kuat.  Dengan  kesatuan  ekonomi  nasional  yang  kuat  untuk
lima  tahun  mendatang,  maka  posisi  tawar  Indonesia  dalam  globalisasi  percaturan perekonomian  dunia,  secara  geo-ekonomi  berada  pada  posisi  yang  lebih  kuat,  dan
lebih  berdaya  saing.  Kebijakan  untuk  memperkuat  integrasi  sosial  dan  ekonomi
Universitas Sumatera Utara
antarwilayah  diarahkan  pada  pengembangan  pusat-pusat  produksi  dan  pusat-pusat perdagangan  di  seluruh  wilayah  terutama  di  Kalimantan,  Sulawesi,  Nusa  Tenggara,
Maluku dan Papua.
Keempa
t,  strategi  pengembangan  ekonomi  lokal.  Pengembangan  ekonomi lokal  menjadi  penting  dan  mendesak  sebagai  upaya  memperkuat  daya  saing
perekonomian nasional. Para gubernur, bupati dan walikota mempunyai kewenangan yang luas dan peran dominan dalam pengembangan ekonomi lokal. Peran pemerintah
dan  pemerintah  daerah  dalam  mendorong  pembangunan  daerah  pada  intinya mempunyai arah sebagai berikut:
1. Menciptakan suasana atau iklim usaha yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang; 2.
Meningkatkan  akses  masyarakat  terhadap  sumber-sumber  kemajuan  ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar;
3. Mencegah  terjadinya  persaingan  yang  tidak  seimbang,  dan  menciptakan
kebersamaan  dan  kemitraan  antara  yang  sudah  maju  dengan  yang  belum berkembang; 4 memperkuat kerjasama antardaerah; dan
4. Membentuk  jaring  ekonomi  yang  berbasis  pada  kapasitas  lokal  dengan
mengkaitkan  peluang  pasar  yang  ada  di  tingkat  lokal,  regional  dan internasional;
5. mendorong  kegiatan  ekonomi  bertumpu  pada  kelompok,  termasuk
pembangunan prasarana berbasis komunitas; dan
Universitas Sumatera Utara
6. Memperkuat  keterkaitan  produksi-pemasaran  dan  jaringan  kerja  usaha  kecil-
menengah  dan  besar  yang  mengutamakan  keunggulan  komparatif  dan keunggulan kompetitif daerah.
Kelima , strategi pembangunan disertai pemerataan growth with equity yang
bertumpu  pada  keserasian  pertumbuhan  ekonomi  pro-growth  dalam  menciptakan
kesempatan  kerja  pro-jobs  dan  mengurangi  kemiskinan  pro-poor  yang  tetap berdasarkan kelestarian  alam pro-environment. Kebijakan pembangunan diarahkan
untuk memperkuat
keterkaitan antarwilayah
domestic interconnectivity
, membangun  dan  memperkuat  rantai  industri  hulu  hilir  produk  unggulan  berbasis
sumber  daya  lokal,  mengembangkan  pusat-pusat  produksi  dan  perdagangan  baik  di Jawa-Bali  maupun  di  luar  wilayah  Jawa  Bali  yang  didukung  dengan  penyediaan
prasarana  dan  sarana,  peningkatan  SDM,  pusat-pusat  penelitian,  pembangkit  listrik dan  penyediaan  air  bersih;  serta  perbaikan  pelayanan  sesuai  standar  pelayanan
minimal.  Sejalan  dengan  arah  kebijakan  ini,  pengembangan  Kawasan  Ekonomi Khusus KEK merupakan salah satu dorongan  untuk menciptakan dan  membangun
pusat-pusat pertumbuhan dan perdagangan di seluruh wilayah.
Keenam ,  strategi  pengembangan  kualitas  manusia.  Orientasi  pembangunan
adalah  peningkatan  kualitas  manusia  the  quality  life  of  the  people  sebagai  bagian
dari  penghormatan,  perlindungan  dan  pemenuhan  hak-hak  dasar  rakyat  terutama pangan, pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, sanitasi dan air bersih, perumahan,
sumber daya alam dan lingkungan, dan jaminan keamanan. Oleh sebab itu, kebijakan pembangunan  akan  diarahkan  pada  peningkatan  akses  dan  mutu  layanan  dasar
Universitas Sumatera Utara
termasuk  pangan,  pendidikan,  kesehatan,  kesempatan  kerja,  sanitasi  dan  air  bersih, perumahan, sumber daya alam dan lingkungan, dan jaminan keamanan terutama bagi
masyarakat yang berada di daerah perdesaan, kawasan perbatasan, pulau-pula terluar dan daerah pasca konflik dan pasca bencana. Dengan meningkatnya kualitas manusia,
kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat dan membaik secara merata di seluruh wilayah.
Salah  satu  hasil  penelitian  yang  mengkaitkan  tentang  kewilayahan, pengembangan wilayah dan peningkatan SDM adalah Penelitian yang dilakukan oleh
Jarisding,  La  Ode  2006  tentang  Potensi  Dan  Masalah  Perkembangan  Wilayah  Di Kabupaten  Muna  Sulawesi  Tenggara  memberikan  gambaran  berbagai  permasalahan
permasalahan  perkembangan  wilayah  di  daerah  adalah:  1  Kurang  memanfaatkan potensi  terkait  dengan  fenomena  perkembangan  wilayah  masa  lalu;  2  Konflik
perwilayahan  dalam  penataan  ruang;  3  Lemahnya  kekuatan  endogen,  berupa keterbatasan  sarana  prasarana,  SDA,  pariwisata,  SDM  dan  tenaga  kerja;  4  Sosial-
ekonomi; 5 Situasi politik lokal; 7 Letak geografis; 8 Globalisasi dan teknologi. Untuk  menjawab  Research  Question  dan  untuk  mengetahui  potensi  endogen  dan
eksogen  perkembangan  wilayah,  maka  dilakukan  langkah-langkah:  analisis  potensi dan masalah perkembangan wilayah Kabupaten Muna berdasarkan fenomena sejarah;
analisis  potensi  dan  masalah  perwilayahan;  analisis  potensi  endogen  wilayah  dan permasalahannya;  analisis  potensi  dan  masalah  perekonomian;  analisis  potensi  dan
masalah  politik  lokal  terhadap  perkembangan  wilayah  Kabupaten  Muna.  Metode analisis yang digunakan adalah orde kota, Jarak dan waktu tempuh minimum ke pusat
Universitas Sumatera Utara
pelayanan  untuk  mengidentifikasi  potensi  dan  masalah  perwilayahan;  peran  sektor, struktur  perekonomian  dan  daya  dukung  lahan  pertanian  untuk  mengidentifikasi
potensi dan masalah perekonomian Kabupaten Muna. Pada  keseluruhan  analisis  juga  menggunakan  metode  pemetaan  potensi.
Berdasarkan hasil analisis potensi dan masalah perkembangan wilayah di Kabupaten Muna,  secara  keseluruhan  Kabupaten  Muna  kurang  berkembang  terutama  Pulau
Buton  Bagian  Utara  dan  faktor  utama  penyebabnya  adalah  kondisi  politik  lokal. Kebijakan-kebijakan  politik  pembangunan  selama  ini  belum  maksimal  dalam
mendorong  perkembangan  wilayah.  Kondisi  politik  yang  demikian  menyebabkan kekuatan  endogen  dan  eksogen  wilayah  yang  harusnya  merupakan  modal  utama
pembangunan  tidak  termanfaatkan  dengan  baik.  Fenomena-fenomena  yang  terjadi berhubungan  dengan  kebijakan  politik  pembangunan  yang  kurang  berorientasi  pada
kekuatan  endogen  dan  eksogen  wilayah  di  Kabupaten  Muna  adalah:  1  Potensi integrasi  atau  penyatuan  wilayah  pada  jaman  Kerajaan  Muna,  cenderung  menjadi
masalah dengan mengemukanya sifat primordialisme; 2 Penentuan pusat pelayanan dalam  Satuan  Wilayah  Pembangunan  SWP  tidak  tepat,  sehingga  pelayanan
masyarakat  tidak  optimal;  3  Disparitas  pembangunan  infrastruktur  antara  Pulau Buton dan Pulau Muna; 3 Potensi sumberdaya alam dan pariwisata belum dikelola
dan  dimanfaatkan;  4  Konstribusi  komoditas  ekspor  utama  Kabupaten  Muna terhadap  perkembangan  wilayah  sangat  kurang.  Untuk  meminimalisir  permasalahan
perkembangan  wilayah  di  Kabupaten  Muna,  dilakukan  beberapa  strategi:  1 Melakukan regionalisasi desentralistik dengan model kerjasama antar kabupatenkota
Universitas Sumatera Utara
yang  didasari  inisiatif  dan  komitmen  bersama  untuk  membangun  wilayah;  2  Hal mendasar  perlu  dilakukan  Pemerintah  Kabupaten  Muna  terhadap  pembangunan
wilayah di Buton Utara adalah membangun infrastruktur jalan, membangun prasarana pendidikan terutama gedung SLTP dan SLTA, membangun Puskesmas fasilitas rawat
inap  serta  menambah  tenaga  dokter,  membangun  jaringan  air  bersih,  listrik, telekomunikasi dan membangun kantor pelayanan pemerintah satu atap; 3 Merevisi
kembali  penentuan  pusat  pelayanan  dalam  SWP;  4  Untuk  meningkatkan  Value Added komoditas ekspor utama Kabupaten Muna, maka perlu pembangunan industri
pengolahan  komoditas  jambu  mete  dan  optimalisasi  industri  pengolahan  kayu  jati yang  didukung  dengan  kebijakan  investasi  dipermudah;  5  Hal  yang  sangat
dibutuhkan  dalam  pembangunan  wilayah  di  Kabupaten  Muna  adalah  tingkat integritas dan profesionalisme yang tinggi para penentu kebijakan.
Beberapa  studi  tentang  berbagai  persoalan  dalam  pemekaran  daerah  pernah dilakukan  antara  lain  oleh  Bappenas  2005,  Lembaga  Administrasi  Negara  2005,
dan  Departemen  Dalam  Negeri  2005.  Untuk  melengkapi  studi  tersebut,  telah dilakukan  studi  evaluasi  oleh  Building  and  Reniventing  Decentralised  Governance
“BRIDGE” yang dirancang untuk mencapai tiga tujuan: a.
Mengevaluasi  perkembangan  pemekaran  daerah  dalam  aspek  ekonomi, keuangan  pemerintah,  pelayanan  publik  dan  aparatur  pemerintahan,  serta
dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat;
Universitas Sumatera Utara
b. Mengidentifikasi masalah-masalah  yang terjadi dalam masa pemekaran daerah,
khususnya  dalam  aspek  ekonomi,  keuangan  pemerintah,  pelayanan  publik  dan aparatur pemerintahan;
c. Merumuskan  rekomendasi  kebijakan  berkaitan  dengan  pemekaran  daerahHasil
dari  studi  pemekaran  daerah  ini  menunjukkan  temuan  yang  patut  untuk diperhatikan dari masingmasing aspek yang dianalisis.
Tim  studi  menyimpulkan  dalam  jangka  pendek  diperlukan  perubahan  pola belanja  aparatur  pemerintah  daerah,  supaya  pembangunan  mampu  menciptakan
permintaan baru terhadap peningkatan pelayanan publik. Aparatur pemerintah daerah harus  lebih  diarahkan  pada  peningkatan  kualitas  aparatur  sesuai  dengan  kompetensi
aparatur  yang  diperlukan  oleh  daerah,  mulai  dari  tahap  penerimaan  tetapi  juga mencakup promosi dan mutasi aparatur. Di samping itu, diperlukan penataan aparatur
pada  daerah  transisi.  Hal  ini  secara  nasional  perlu  dibuat  semacam  grand  design penataan aparatur, khususnya aparatur pada tingkat pemerintah daerah. Dengan kata
lain diperlukan dukungan lebih besar dari pemerintah pusat kepada daerah induk yang melakukan  persiapan  pemekaran  berdasarkan  PP  1292000  dan  juga  daerah
pemekaran.  Langkah  ini  tidak  dengan  sendirinya  berarti  terjadi  desentralisasi,  tetapi mengakui  peranan  pemerintah  pusat  dalam  menjaga  tercapainya  pembangunan
berkualitas  daripada  asal  pembentukan  daerah-daerah  pemerintahan  baru.  Hal  ini selain merupakan azas pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan juga
mencerminkan  prioritas  nasional  yang  berkaitan  dengan  proses  desentralisasi  dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2004-2009.
Universitas Sumatera Utara
Aparatur  pemerintah  menjadi  hal  pokok  yang  dievaluasi,  untuk  mengetahui seberapa  jauh  ketersediaan  aparatur  dapat  memenuhi  tuntutan  pelayanan  kepada
masyarakat.  Semakin  banyak jumlah  aparatur  yang  berhubungan  langsung  dengan
pelayanan  publik,  semakin  baik  pula  ketersediaan pelayanan  yang  diberikan  oleh
pemerintah.  Dalam  evaluasi  pemekaran  daerah  terdapat  tiga  indikator utama  yang
dapat  menunjukkan  ketersediaaan  dan  kualitas  aparatur  pemerintah,  yakni  salah satunya  adalah  Tingkat  pendidikan  merefleksikan  tingkat  pemahaman  dan
pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan aparatur, semakin besar pula potensi
untuk meningkatkan kualitas kerjanya.
2.2.2  Teori Organisasi
Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dalam konteks organisasi, serta sifat  organisasi  itu  sendiri.    Setiap  kali  orang  berinteraksi  dalam  organisasi,  banyak
faktor yang ikut bermain.  Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model  dari  faktor-faktor  manusiaSDM  dan  psikologi  yang  mempengaruhi
organisasi  gerakan  hubungan  antar  manusia,  motivasi,  dan  aktualisasi  tujuan-tujuan individu di dalam organisasi, dan juga perilaku organisasi dapat memainkan peranan
penting dalam perkembangan organisasinya dan keberhasilan kerja.
Mooney  1954 ,  organisasi  adalah  segala  bentuk  setiap  perserikatan  orang-
orang, untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Millet 1994 organisasi
adalah  sebagai  kerangka  struktur  di  mana  pekerjaan dari  beberapa  orang
diselenggarakan  untuk  mewujudkan  suatu  tujuan  bersama.  Dan  menurut  Effendi
Universitas Sumatera Utara
1997
,  organisasi  adalah  sebagai  pola  komunikasi  yang  lengkap  dan  hubungan- hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang.
Dalam  perkembangan  organisasi,  perilaku  organisasi  mempunyai  peranan penting  sebagai  pemicu  keberhasilan  suatu  organisasi.  Perilaku  Organisasi  menjadi
semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien.
Perilaku  Organisasi  adalah  suatu  disiplin  ilmu  yang  mempelajari  bagaimana seharusnya  perilaku  tingkat  individu,  tingkat  kelompok,  serta  dampaknya  terhadap
kinerja  baik  kinerja  individual,  kelompok,  maupun  organisasi.  Pada  perilaku organisasi  juga  mempelajari  organisasi,  dengan  memanfaatkan  metode-metode  dari
ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.  Disiplin lain yang terkait dengan  studi  organisasi    adalah  studi  tentang  sumber  daya  manusia,  psikologi
industry, perilaku organisasi dan komitmen organisasi.
2.2.3   Manajemen Sumber Daya Manusia
Paradigma  manusia  sebagai  sumber  daya  adalah,  di  satu  sisi  sumber  daya manusia  merupakan  tujuan  dari  proses  pengembangan  organisasi  agar  menjadi
sumber  daya  yang  berkualitas.    Dengan  kata  lain,  sumber  daya  manusia  menjadi objek  yang  harus  dibangun  atau  diproses  lebih  dahulu.    Namun  di  sisi  lain,  sumber
daya  manusia  yang  berkualitas  merupakan  subjek  atau  asset  utama  dalam  proses pengembangan organisasi yang berperan memanajemeni dan memberdayakan sumber
daya lain untuk mencapai tujuan dari masing-masing individu sumber daya manusia itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Plunkett    Attner  dalam  Loka  2004
,  konsep  sumber  daya  manusia menempatkan  karyawan  sebagai  the  most  valuable  resource  yang  berperan  untuk
merencanakan,  mengorganisir,  mendayagunakan,  dan  mengendalikan  organisasi beserta seluruh sumber ekonominya untuk pencapaian suatu tujuan organisasi.
Dalam  proses  tersebut,  individu-individu  atau  kelompok  sumber  daya manusia  dan  organisasi  belajar  untuk  saling  berintegrasi.    Individu  atau  kelompok
sumber  daya  manusia  belajar  untuk  meningkatkan  kompetensinya  dan  memahami filosofi,  visi,  tujuan  dan  budaya  organsiasi.    Sementara  organisasi  belajar  untuk
memahami karakteristik
sumber daya
manusia, mengembangkan
dan mendayagunakan,  memelihara  dan  melindungi,  serta  memberikan  imbalan  dan
penghargaan  yang  pantas  kepada  individu  atau  kelompok  sumber  daya  manusia
sesuai dengan kinerjanya Loka, 2004. Flippo  dalam  Yuli  2005
,  menyajikan  sebuah  kerangka  dalam  memahami pengertian  manajemen  sumber  daya  manusia  personalia.    Dalam  pandangannya,
manajemen  personalia  dapat  dipahami  dari  dua  kategori  fungsi,  yaitu  fungsi manajemen dan fungsi operasional.  Dengan membagi fungsi manajemen personalia
ke dalam dua kategori, maka dirumuskan sebuat defenisi manajemen personalia, yaitu ;  proses  perencanaan,  pengorganisasian,  pengarahan,  dan  pengendalian  atas
pengadaan  tenaga  kerja,  pengembangan,  kompensasi,  integrasi,  pemeliharaan,  dan pemutusan  hubungan  kerja  dengan  sumber  daya  manusia  untuk  mencapai  sasaran
perorangan, organisasi dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan yang mengatur tentang memberikan  kompensasi,  integrasi,  pemeliharaan,  cara  pengadaan  tenaga  kerja,
melakukan  pengembangan,  kerja  melalui  proses-proses  manajemen  dalam  rangka mencapai tujuan organisasi.
Ada  tiga  pengertian  sumber  daya  manusia,  Nawawi,1997    ,  yang  masing-
masing adalah sebagai berikut : a.
Sumber  daya  manusia  adalah  manusia  yang  bekerja  di  lingkungan  suatu organisasi disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan.
b. Sumber  daya  manusia  adalah  potensi  manusia  sebagai  penggerak  organisasi
dalam mewujudkan eksistensinya. c.
Sumber  daya  manusia  adalah  potensi  yang  merupakan  asset  dan  berfungsi sebagai modal non materialnon financial.
Perencanaan  Sumber  Daya  Manusia  dengan  berorientasi  pada  hasil  analisis pekerjaan,  agar  pekerja  yang  diperlukan  dapat  dipenuhi,  baik  dari  segi  kuantitatif
jumlahnya  maupun  kualitatif  kualitasnya.    Dengan  tersedianya  sejumlah  pekerja yang  relevan  dengan  tuntutan  deskripsi  dan  atau  spesifikasi  pekerjaan,  diharapkan
seluruh volume kerja dapat dilaksanakan secara produktif dan berkualitas, tidak saja dalam  proses  produksi  dengan  seluruh  pekerjaan  yang  menunjangnya,  tetapi  juga
dalam  memasarkannya  yang  memerlukan  kemampuan  memberikan  pelayanan  yang berkualitas.
Nawawi  1997  Perencanaan  Sumber  Daya  Manusia  adalah  proses
mengantisipasi  dan  membuat  ketentuan  persyaratan  untuk  mengatur  arus  gerakan
Universitas Sumatera Utara
tenaga  kerja  ke  dalam  dan  keluar  organisasi.    Selanjutnya  ditambahkan  pula  bahwa tujuannya adalah untuk mempergunakan SDM seefektif mungkin dan agar memiliki
sejumlah pekerja  yang  memenuhi persyaratankualifikasi dalam mengisi posisi  yang kapan dan yang manapun mengalami kekosongan.
.Dalam  study  organisasi,  ada  beberapa  peran  penting  yang  dilakukan  SDM dalam  mencapai  tujuan  suatu  organisasi,  antara  lain  perilaku  dan  membangun
komitmen, demi untuk menciptakan kepuasan kerja pada organisasi tempat bekerja. Komitmen  organisasi  adalah  sebagai  suatu  keadaan  di  mana  seorang
karyawan  memihak  organisasi  tertentu  serta  tujuan-tujuan  dan  keinginannya  untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Robbins  2001,  bahwa  keterlibatan  pekerjaan  yang  tinggi  berarti  memihak
pada  pekerjaan  tertentu  seorang  individu,  sementara  komitmen  organisasional  yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut.  Dalam organisasi
sekolah guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik harus mampu menjalankan
kebijakan-kebijakan  dengan  tujuan-tujuan  tertentu  dan  mempunyai  komitmen  yang kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.
L.  MATHIS  Dan  JACKSON  2001 ,  komitmen  organisasi  adalah  tingkat
sampai  di  mana  karyawan  yakin  dan  menerima  tujuan  organisasional,  serta berkeinginan  untuk  tinggal  bersama  atau  meninggalkan  perusahaan  pada  akhirnya
tercermin dalam ketidak hadiran dan angka perputaran karyawan.
Universitas Sumatera Utara
GRIFFIN  1994
,  komitmen  organisasi  organizational  commitment  adalah sikap  yang  mencerminkan  sejauh  mana  seorang  individu  mengenal  dan  terikat  pada
organisasinya.  Seorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.
ROBBINS 1994 , komitmen organisasi adalah sebagai :
1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi;
2. keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan
3. keyakinan  tertentu,  dan  penerimaan  nilai  dan  tujuan  organisasi.    dengan  kata
lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan  proses  berkelanjutan  di  mana  anggota  organisasi  mengekspresikan
perhatiannya  terhadap  organisasi  dan  keberhasilan  serta  kemajuan  yang berkelanjutan.
ALLEN DAN MEYER 1996 , ada tiga dimensi komitmen organisasi adalah
:Komitmen  efektif  effective  commitment  :  Keterikatan  emosional  karyawan,  dan keterlibatan dalam organisasi.
1. Komitmen  berkelanjutan  continuence  commitment  :  Komitmen  berdasarkan
kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi.  Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit,
2. Komitmen normatif normative commitment : Perasaan wajib untuk tetap berada
dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Dessler2000,
memberikan  pedoman  khusus  untuk  mengimplementasikan sistem  manajemen  yang  mungkin  membantu  memecahkan  masalah  dan
meningkatkan komitmen organisasi pada diri karyawan : 1.
Berkomitmen  pada  nilai  manusia:    Membuat  aturan  tertulis,  mempekerjakan manajer yang baik dan tepat, dan mempertahankan komunikasi.
2. Memperjelas  dan  mengkomunikasikan  misi;    Memperjelas  misi  dan  ideologi;
berkharisma;  menggunakan  praktik  perekrutan  berdasarkan  nilai;  menekankan orientasi berdasarkan nilai dan pelatihan; membentuk tradisi.
3. Menjamin  keadilan  organisasi:    Memiliki  prosedur  penyampaian  keluhan  yang
komprehensif; menyediakan komunikasi dua arah yang ekstensif. 4.
Menciptakan  rasa  komunitas:    Membangun  homogenitas  berdasarkan  nilai; keadilan; menekankan kerja sama, saling mendukung, dan kerja tim, berkumpul
bersama. 5.
Mendukung  perkembangan  karyawan:    Melakukan  aktualisasi;  memberikan pekerjaan  menantang  pada  tahun  pertama;  memajukan  dan  memberdayakan;
mempromosikan dari
dalam; menyediakan
aktivitas perkembangan;
menyediakan keamanan kepada karyawan tanpa jaminan.
2.2.4  Manajemen Pemerintahan
Manajemen  didefenisikan  sebagai  proses  kerja  sama  dengan  dan  melalui
orang-orang  dan  kelompok  untuk  mencapai  tujuan  organisasi.  Hersey  dan Blanchard, 1982
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang 32 Tahun 2004 yang merupakan revisi dari Undang-Undang 22  Tahun  1999  tentang  pemerintah  daerah  mendefenisikan  pemerintahan  adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat pemerintah. Dari defenisi organisasi  dan pemerintahan di atas, maka dapat disimpulkan;
yang  dimaksud  dengan  organisasi  pemerintah  adalah  sebagai  pola  komunikasi  yang lengkap  dan  hubungan-hubungan  lain  dalam  suatu  penyelenggaraan  urusan
pemerintahan oleh pemerintah.
Kemudian  unsur-unsur  organisasi  menurut  Nawawi  2005  adalah  sebagai
berikut : 1.
Manusia yang terdiri dari dua orang atau lebih. 2.
Filsafat yang merupakan dasar organisasi dan norma-norma perilaku. 3.
Proses merupakan rangkaian kegiatan bersama atau kerja sama. 4.
Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai baik materialfinansial maupun non materialnon finansial.
Selanjutnya  organisasi  pemerintah  berbeda  dengan  organisasi  manapun  di dunia,  karena  organisasi  pemerintah  memiliki  tiga  hal  penting  yang  merupakan
wewenangnya yaitu sebagai berikut : 1.
Bila  organisasi  lain  tidak  diperkenankan  membunuh  orang  lain  bahkan  dapat dituntut,  maka  organisasi  pemerintah  diperbolehkan  biasanya  disebut  hukum
mati.
Universitas Sumatera Utara
2. Bila  organisasi  lain  tidak  diperkenankan  mengurung  orang  walaupun  dalam
waktu yang sangat singkat, maka organisasi pemerintah diperbolehkan biasanya disebut juga penjara atau lembaga pemasyarakatan.
3. Bila  organisasi  lain  tidak  diperkenankan  memungut  uang  dengan  paksa  tanpa
alasan  yang  jelas  karena  pemberian  jasa  tertentu,  maka  organisasi  pemerintah
diperbolehkan biasanya disebut dengan pajak. Syafiie, 2004
Ketentuan  pokok  kelembagaan  pemerintah,  adalah  menyangkut  mekanisme, bentuk,  dan  susunan  kelembagaan  daerah  beserta  perangkatnya.    Ketentuan  tersebut
terdapat  dalam  UU  No.221999  dan  PP  No.842000,  dan  telah  diperbaharui  dengan PP No.41 Tahun 2007.
Kelembagaan  pemerintahan  daerah  adalah  organisasi  yang  ada  di  dalam daerah.    Sedangkan  perangkat  daerah  adalah  organisasi  atau  lembaga  pada
pemerintah  daerah  yang  bertanggung  jawab  kepada  kepala  daerah  dan  membantu kepala  daerah  dalam  penyelenggaraan  pemerintahan.  Perangkat  daerah  terdiri  atas
sekretariat  daerah,  dinas  daerah,  lembaga  teknis  daerah,  kecamatan,  dan kelurahandesa.
Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh dilaksanakan oleh kabupaten dan kota.  Sedangkan otonomi provinsi merupakan otonomi terbatas.  Provinsi tidak
membawahi kabupaten dan kota, tetapi dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan terdapat  hubungan  koordinasi,  kerja  sama,  danatau  kemitraan  sesuai  kedudukan
masing-masing.  Warseno, 2002
Universitas Sumatera Utara
Menurut Prajudi manajemen merupakan pengendalian dan pemanfaatan dari
pada  semua  faktor  serta  sumber  daya  yang  menurut  suatu  perencanaan,  diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja tertentu.
Manajemen  baru  merupakan  suatu  masalah  yang  besar  setelah  faktor  dan sumber daya  yang paling sukar untuk dikendalikan dan didayakan, masuk ke dalam
kancah  karya,  yaitu  manusia.    Oleh  karena  itu,  manajemen  menekankan  pada pengendalian dan pendayagunaan manusia itu sendiri.
Manajemen  pemerintahan  di  Indonesia,  koordinasi  menempati  peranan penting karena begitu banyak ditemui tumpang tindih pekerjaan karena tidak adanya
koordinasi,  kendati  keseluruhannya  itu  dapat  disinkronkan,  diatur  demi  tujuan  dan
kepentingan bersama. Syafiie, 2004
Organisasi  pemerintahan  secara  menyeluruh  dilihat  dari  segi  administrasi pembangunan,  harus  mampu  mendesain  rencana  dan  program-programnya  yang
diharapkan  mendorong  proses  pembangunan.    Sebagai  contoh  pembangunan ekonomi,  ini  berarti  kemampuan  untuk  mendesain  kebijakan  dan  rencana
pembangunan  ekonomi.  Hal  inii  memerlukan  mekanisme  hubungan  tata  kerja sedemikian rupa, sehingga hasil kebijaksanaan atau rencana pemerintah tersebut tetap
bersifat konsisten. Kemampuan  badan-badan  pemerintahan  tingkat  pusat  terutama  bersifat
operasional  untuk  menyebarkan  kegiatan  pemerintahan,  guna  melingkupi  seluruh wilayah negara dalam usaha merealisir kebijaksanaan dan rencana tersebut.  Sehingga
dengan  demikian,  struktur  organisasi  badan-badan  pemerintah  diabadikan  bagi
Universitas Sumatera Utara
kepentingan  perumusan  kebijaksanaan,  untuk  usaha  pembangunan yang
komprehensif  dengan  kemampuan  merealisir  dan  mengevaluasi  program-program
yang bersifat pembangunan.  Tjokroamidjojo, 1978
Pembangunan daerah pasti akan melibatkan berbagai unsurpihakkomponen, baik sebagai objek maupun sebagai subjek.  Tingkat keterlibatan berbagai komponen
tersebut akan terbagi ke dalam berbagai variasi fungsi dan peran.  Variasi fungsi dan peran  tersebut  menyebabkan  perbedaan  kepentingan  yang  beragam  pula.    Karena
perbedaan itulah, diperlukan adanya koordinasi dalam proses pembangunan, sehingga diharapkan  proses  pembangunan  dapat  dilaksanakan  secara  sinergis  dan  harmonis
antar  komponen-komponen  yang  berbeda  tersebut.    Riyadi  dan  Bratakusumah, 2003
Menurut  Salam  2004  Manajemen  Pemerintahan  Daerah  di  Indonesia
dilandasi oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang memberikan hak otonomi yang luas, nyata,  dan  bertanggung  jawab.    Hal  ini  diperkuat  oleh  Ketetapan  MPR  Nomor
XVMPRI1998  tentang  Penyelenggaraan  Otonomi  Daerah  yang  berisikan pengaturan,  pembagian,  dan  pemanfaatan  sumber  daya  nasional  yang  berkeadilan,
serta  perimbangan  keuangan  pusat  dan  daerah  dalam  Kerangka  Negara  Kesatuan Republik  Indonesia.    Di  samping  itu,  penyelenggaraan  otonomi  daerah  juga
dilaksanakan  dengan  memperhatikan  prinsip-prinsip  demokrasi,  peran-serta masyarakat,  pemerataan  dan  keadilan,  serta  memperhatikan  potensi  dan
keanekaragaman daerah.
Universitas Sumatera Utara
Daerah  provinsi,  daerah  kabupaten,  dan  daerah  kota  yang  berwenang mengatur  dan  mengurus  kepentingan  masyarakat  setempat  menurut  prakarsanya
sendiri  berdasarkan  aspirasi  masyarakat  dibentuk  dan  disusun  dalam  rangka pelaksanaan  asas  desentralisasi.    Daerah-daerah  tersebut  berdiri  sendiri  dan  tidak
mempunyai hubungan hirarki satu sama lain.  Daerah provinsi sebagai daerah otonom dan  wilayah  administrasi  melaksanakan  kewenangan  pemerintah  pusat  yang
didelegasikan  kepada  Gubernur.    Daerah  provinsi  bukanlah  pemerintah  atasan  dari daerah kabupaten dan daerah kota.
Kedudukan  provinsi  sebagai  daerah  otonom  sekaligus  sebagai  wilayah administrasi dengan pertimbangan sebagai berikut :
Kewenangan  daerah  mencakup  kewengan  dalam  seluruh  bidang pemerintahan,  kecuali  kewenangan  dalam  bidang  politik  luar  negeri,  pertahanan
keamanan,  peradilan,  moneter  dan  fiskal,  agama,  serta  kewenangan  bidang  lain. Kewenangan  bidang  lain  tersebut  meliputi  kebijakan  tentang  perencanaan  nasional
dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, system  administrasi  negara  dan  lembaga  perekonomian  negara,  pembinaan  dan
pemberdayaan  sumber  daya  manusia,  pendayagunaan  sumber  daya  alam,  serta teknologi tinggi yang strategi, konservasi, dan standardisasi nasional.
Kewenangan provinsi sebagai daerah otonom mencakup, kewenangan dalam bidang  pemerintahan  yang  bersifat  lintas  kabupaten  dan  kota,  serta  kewenangan
dalam  bidang  pemerintahan  tertentu  lainnya,  termasuk  kewenangan  yang  tidak  atau belum dapat dilaksanakan daerah kabupaten dan daerah kota.  Kewenangan provinsi
Universitas Sumatera Utara
sebagai  wilayah  administrasi  mencakup  kewenangan  dalam  bidang  pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah pusat.
Dalam  mengelola  manajemen  sumber  daya  nasional  yang  tersedia  di wilayahnya,  daerah  bertanggung  jawab  memelihara  kelestarian  lingkungan  sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.  Kewenangan daerah di wilayah laut meliputi :
a. Eksplorasi,  eksploitasi,  konservasi,  dan  pengelolaan  kekayaan  laut  sebatas
wilayah laut tersebut. b.
Pengaturan kepentingan administratif. c.
Pengaturan tata ruang. d.
Penegakan  hukum  terhadap  peraturan  yang  dikeluarkan  oleh  daerah  atau  yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah.
e. Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara.
Kewenangan  daerah  kabupaten  dan  daerah  kota  mencakup  semua kewenangan  pemerintahan  selain  kewenangan  yang  dikecualikan  sebagaimana  pada
daerah  provinsi.    Bidang  pemerintahan  yang  wajib  dilaksanakan  oleh  daerah kabupaten  dan  daerah  kota  meliputi  pekerjaan  umum,  kesehatan,  pendidikan  dan
kebudayaan,  pertanian,  perhubungan,  industry  dan  perdagangan,  penanaman  modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.
Dengan  diberlakukannya  Undang-Undang  Nomor  22  Tahun  1999  tentang Pemerintahan  Daerah,  maka  kedudukan  eksekutif  dan  legislatif  dipisahkan  secara
tegas,  meskipun  dalam  melaksanakan  tugasnya  mereka  selalu  saling  berhubungan.
Universitas Sumatera Utara
Bab I Pasal 1 Undang-Undang tersebut mengatakan bahwa pemerintah daerah adalah Kepala  Daerah beserta perangkat daerah otonom  yang lain sebagai  Badan Eksekutif
Daerah.  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Badan Legislatif Daerah. Setiap  daerah  dipimpin  oleh  seorang  Kepala  Daerah  sebagai  Kepala
Eksekutif yang dibantu oleh seorang Wakil Kepala Daerah.  Kepala Daerah Provinsi disebut  Gubernur  yang  karena  jabatannya  adalah  juga  sebagai  Wakil  Pemerintah
pusat.    Sebagai  Kepala  Daerah,  Gubernur  bertanggung  jawab  kepada  DPRD Provinsi.    Sebagai  Wakil  Pemerintah  pusat  Gubernur  berada  di  bawah  dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Kepala  Daerah  Kabupaten  disebut  Bupati.    Kepala  Daerah  Kota  disebut
Walikota.    BupatiWalikota  bertanggung  jawab  kepada  DPRD  KabupatenKota. Kepala Daerah mempunyai masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali masa
jabatan.    Kepala  Daerah  dilantik  oleh  Presiden  atau  pejabat  lain  yang  ditunjuk  atau nama  Presiden.    Penyelenggaraan  Pemerintahan  di  daerah  dipimpin  oleh  Kepala
Daerah  berdasarkan  kebijakan  yang  ditetapkan  bersama  DPRD.    Laporan  atas penyelenggaraan pemerintahan daerah wajib disampaikan oleh Kepala Daerah kepada
Presiden  melalui  Menteri  Dalam  Negeri  dengan  tembusan  kepada  Gubernur  bagi Kepala  Daerah  KabupatenKota,  atau  jika  dipandang  perlu  oleh  Kepala  Daerah  atau
apabila diminta oleh Presiden. Penyampaian
pertanggungjawaban Kepala
Daerah kepada
DPRD dilaksanakan pada setiap akhir tahun anggaran.  Apabila pertangungjawaban tersebut
ditolak  oleh  DPRD,  maka  Kepala  Daerah  harus  melengkapi  danatau
Universitas Sumatera Utara
menyempurnakannya  dalam  jangka  waktu  paling  lama  tiga  puluh  hari.    Setelah  itu baru  diajukan  kembali.    Bila  pertanggungjawaban  tersebut  ditolak  kembali  maka
DPRD dapat mengusulkan pemberhentiannya kembali. Wakil  Kepala  Daerah  mempunyai  tugas  membantu  Kepala  Daerah  dalam
melaksanakan  kewajibannya,  mengkoordinasikan  kegiatan  instansi  pemerintahan  di daerah,  dan  melaksanakan  tugas-tugas  lain  yang  diberikan  oleh  Kepala  Daerah.
Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dan ia melaksanakan tugas dan wewenang Kepala Daerah apabila Kepala Daerah berhalangan.
Perangkat daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan lembaga teknis daerah lainnya, sesuai dengan kebutuhan daerah.  Sekretariat Daerah dipimpin
oleh  Sekretaris  Daerah.    Sekretaris  Daerah  Provinsi  karena  jabatannya  adalah Sekretaris  Wilayah  Daerah.    Sekretaris  Daerah  bertanggung  jawab  kepada  Kepala
Daerah.    Kewajibannya  adalah  membantu  Kepala  Daerah  menyusun  kebijakan  serta membina hubungan kerja dengan dinas, lembaga teknis, dan unit pelaksana lainnya.
Dinas  daerah  adalah  unsur  pelaksana  pemerintah  daerah.    Pimpinannya adalah seorang Kepala Dinas yang diangkat oleh Kepala Daerah dari Pegawai Negeri
Sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.  Kepala Dinas bertanggung jawab kepada Kepala Daera melalui Sekretaris Daerah.
Kepala Daerah menetapkan Peraturan Daerah atas persetujuan DPRD dalam rangka penyelenggaraan  otonomi daerah dan pelaksanaan lebih lanjut dari peraturan
perundangan  yang  lebih  tinggi.    Untuk  melaksanakan  Peraturan  Daerah  dan  atas kuasa  peraturan  perundang-undangan  lain  yang  berlaku,  maka  Kepala  Daerah
Universitas Sumatera Utara
menetapkan  Keputusan  Kepala  Daerah.    Peraturan  Daerah  dan  Keputusan  Kepala Daerah  yang  bersifat  mengatur  diundangkan  dengan  menempatkannya  dalam
Lembaran Daerah.
2.2.5     Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pemberdayaan  empowerment  merupakan  alat  penting  dan  strategis  untuk memperbaiki,  memperbaharui  dan  meningkatkan  kinerja  organisasi,  baik  organisasi
yang bergerak dalam kegiatan pemerintahan maupun organisasi yang bergerak dalam kegiatan  dunia  usahaswasta.  Mengapa  penting  dan  strategis,  karena  pemberdayaan
dalam  suatu  organisasi  adalah  memberikan  “daya  yang  lebih”  daripada  daya sebelumnya  terhadap  berbagai  hal  seperti  :  unsur-unsur  dalam  organisasi
manajemen,  aspek  –  aspek    komponen  -  komponen  organisasi    manajemen, kompetensi,  wewenang  dan  tanggung  jawab  dalam  organisasimanajemen  tersebut.
Pemberdayaan  dimaksudkan  dalam  hal  ini  adalah  memberikan  “daya”  energy  atau power
yang  lebih  dari  pada  sebelumnya,  artinya  dapat  ditunjukkan  dalam  hal: tenaga,  daya,  kemampuan,  kekuatan,  keberadaan,  peranan,  wewenang  dan  tanggung
jawab. Pemberdayaan  sebagai suatu kata mempunyai pengertian  yang umum  yaitu
pengertian    etimologis.    Apa  arti  empowering?  Asal  katanya  dari  “power”  yang
artinya  “control,  authority,  dominion”.    Awalan  “emp”  artinya  “on  put  on  to”  atau “to  cover  with”  jelasnya  “more  power’.      Jadi  empowering    artinya  is  passing  on
authority  and  responsibility ”,  yaitu  lebih  berdaya  dari  sebelumnya  dalam  arti
wewenang  dan  tanggung  jawabnya  termasuk  kemampuan  individual  yang
Universitas Sumatera Utara
dimilikinya.  Ini ada hubungannya dengan profesionalisme yang pada awalnya selalu di  miliki  oleh  individual.    Oleh  karena  itu  empowerment  terjadi  manakala  :  ”when
power  goes  to employees  who  then  experience  a  sense  of  ownership  and  control
over”. Rob  Brown,  1994:16  yang  maknanya  ada  peningkatam  tanggung  jawab
karyawan. Untuk
memberikan pemahaman
yang lebih
mendalam tentang
pemberdayaan,  secara  teoritis  berikut  dikemukakan  beberapa  definisi  pemberdayaan dari para pakar sebagai berikut :
1. Alatteknik manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui penyebaran
pembuatan keputusan dan tanggung jawab, sehingga akan mendorong keterlibatan sekaligus  rasa  memiliki  dari  seluruh  anggota  organisasi,  serta  membawa  rasa
kedekatan antara organisasi dengan masyarakat atau pelanggannya. 2.
Upaya  untuk  membangun  potensi  sumber  daya  organisasi  dengan  cara mendorong,  memberikan  motivasi,  dan  membangkitkan  kesadaran  akan  potensi
yang dimilikinya, serta berupaya untuk mengembangkannya. 3.
Upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif  secara  struktural,  baik  dalam  kehidupan  keluarga,  masyarakat,  negara,
regional, internasional maupun dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain. Pemberdayaan Sumber  Daya Manusia  Empowerment Of  Human Resources
dengan  menekankan  kata  kunci  yang  terdiri  dari  Pemberdayaan  dan  Sumber  Daya Manusia.  Secara  umum  pemberdayaan  diartikan    adalah  “lebih  berdaya  dari
sebelumnya  baik  dalam  hal  wewenang,  tanggung  jawab  maupun  kemampuan
Universitas Sumatera Utara
individual yang dimilikinya”, sedangkan Sumber Daya Manusia Human Resources dapat diartikan adalah “Daya yang bersumber dari manusia”.  Daya yang bersumber
dari  manusia  ini  dapat  pula  disebut  tenaga  atau  kekuatan  energi  atau  power  yang melekat  pada  manusia  itu  sendiri  dalam  arti  memiliki  kemampuan  competency
yaitu: pengetahuan knowledge,  keterampilan skill dan sikap attitude, di satu sisi sumber  daya  manusia  merupakan  tujuan  dari  proses  pengembangan  organisasi  agar
menjadi  sumber  daya  yang  berkualitas.  Dengan  kata  lain,  sumber  daya  manusia menjadi objek  yang harus dibangun atau diproses lebih dahulu.  Namun di sisi lain,
sumber  daya  manusia  yang  berkualitas  merupakan  subjek  atau  aset  utama  dalam proses pengembangan organisasi yang berperan memanejemeni dan memberdayakan
sumber  daya  lain  untuk  mencapai  tujuan  dari  masing-masing  individu  sumber  daya manusia itu sendiri.
Berkaitan  dengan  hal  tersebut,  maka  tujuan  pemberdayaan  SDM  adalah terwujudnya  SDM  yang  mempunyai    memiliki  kemampuan  competency  yang
kondusif,  adanya  wewenang  authority  yang  jelas  dan  dipercayai  serta  adanya tanggung  jawab  responsibility,  yang  akuntabel  dalam  rangka  pelaksanaan  misi
organisasi.
2.2.6    Aspek-aspekkomponen Pemberdayaan SDM
Dalam  organisasi,  peranan  SDM  sangat  strategis  dan  menentukan, sehubungan  dengan  itu,  maka  aspek-aspek  atau  komponen-kompenen  yang  perlu
mendapatkan perhatian dalam rangka pemberdayaan SDM adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Kemampuan  compentency  pegawai  meliputi:  pengetahuan  knowledge,
keterampilan skill dan sikap atau perilaku attitude b.
Penempatan  pegawai  yang  sesuai  dengan  tuntutan  kebutuhan  jabatan  dalam suatu  organisasi,  artinya  pegawai  yang  ditempatkan  dalam  suatu  jabatan
senantiasa  dikaitkan  dengan  kemampuan  yang  dimiliki  oleh  pegawai  yang bersangkutan  the right  men in the right place.
c. Kewenangan yang jelas,  artinya seseorang pegawai yang ditempatkan atau yang
diserahi  tugas  harus  jelas  wewenangnya.    Karena  seorang  yang  tidak  jelas kewenangannya  akan  menimbulkan  keragu-raguan  dalam  setiap  melakukan
kegiatan.    Apabila  demikian  halnya,  maka  pegawai  SDM  tersebut  kurang berdaya  atau tidak efektif didalam melaksanakan tugas-tugasnya.
d. Tanggung  jawab  pegawai  yang  jelas,  artinya  seseorang  pegawai    melakukan
tugas  atau  wewenangnya,  senantiasa  diikuti  dengan  tanggung  jawab.    Karena dengan  demikian  sipegawai  tersebut  senantiasa  situntut  bertindak  menampilkan
yang terbaik dalam arti secara efektif dan efesien. e.
Kepercayaan  terhadap  pegawai  yang  bersangkutan,  artinya  bahwa  seorang pegawai  yang  ditugasi  atau  diserahkan  wewenang  dengan  pertimbangan  yang
matang  dari  berbagai  aspek-aspek  yang  pada  hakekatnya  dapat  disimpulkan bahwa yang bersangkutan adalah dipercayai atau diberi kepercayaan sepenuhnya
untuk mengemban tugas, wewenang yang dimaksud. f.
Dukungan  terhadap  pegawai  yang  bersangkutan,  artinya  pegawai  tersebut diyakini  dan  dipercayai  untuk  mengemban  misi  organisasi.    Dalam  hal
Universitas Sumatera Utara
memerlukan  dukungan  dari  pihak  lain  senantiasa  dapat  memberikan  dukungan untuk  keberhasilan  misi  dan  peningkatan  kinerja  organisasi.    Dukungan
dimaksud baik dari pihak pimpinan maupun pihak-pihak lainnya. g.
Kepemimpinan    leadership  adalah  kegiatan  mempengaruhi  orang-orang  agar mereka  mau  bekerja  sama  untuk  mencapai  tujuan  yang  diinginkan.    Dengan
kepemimpinan sebagaimana dimaksud dan digambarkan : •
Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok •
Kemampuan  mengarahkan  tingkah  laku  bawahan  atau  orang  lain  untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
h. Motivasi,  merupakan  semua  kekuatan  yang  ada  dalam  diri  seseorang  yang
memberi  daya,  memberi  arah  dan  memelihara  tingkah  laku.    Dalam  kehidupan sehari-hari,  motivasi  diartikan  sebagai  keseluruhan  proses  pemberian  dorongan
atau  rangsangan  kepada  para  karyawan  pegawai  sehingga  mereka  bersedia bekerja dengan rela tanpa dipaksa.  Dengan demikian bahwa pemberian motivasi
merupakan hal yang sangat penting terhadap sumber daya manusia, agar mereka tetap  dan  mau  melaksanakan  pekerjaan  misi  organisasi  sesuai  dengan
kemampuan  yang mereka miliki dengan ikhlas dan sepenuh hati.
2.3 Kinerja Aparatur Pemerintah