a. Perencanaan  yang  transparan  mempunyai  ciri  yaitu  adanya  proses
perencanaan  yang  mudah  dimengerti,  dimana  informasi  tentang  produk  dan informasi kebijakan dan input teknikal tersedia dan aksesnya terbuka, dan pelaku
berkepentingan dapat mengetahui apa peran yang dimainkan dalam pengambilan keputusan atau terlibat dalam tindakan perencanaan.
b. Perencanaan  yang  akuntabel  mempunyai  ciri  antara  lain  dapat
dipertanggungjawabkan dan sah diterima masyarakat, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan,  efisien  dalam  menggunakan  sumberdaya,  efektif  dalam  pemecahan
solusi  masalah,  memberi  keleluasaan  dan  kemudahan,  dan  melihat  kepentingan masyarakat banyak.
c. Perencanaan  yang  berkeadilan  mempunyai  ciri  antara  lain  dapat  melihat
keseimbangan antara hak-hak individu dan dan kepentingan masyarakat banyak, atau  memberikan  pemihakan  kepada  masayarakat  yang  lemah  akses  dan
kemampuannya untuk mendapatkan sumberdaya yang diperlukan.
d. Perencanaan  yang  partisipatif  atau  demokratis  dapat  dicirikan  sebagai
perencanaan  yang  mengadopsi  prinsip  interaktif,  kesetaraan,  dan  kooperatif dalam
proses pengambilan
keputusan secara
bersama dengan
mempertimbangkan  aspirasi  semua  pelaku  yang  berkepentingan  dan  bagi kepentingan masyarakat banyak.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Teori Dalam Perencanaan Theory In Planning.
Sebagaimana  yang  telah  diuraikan  diatas,  teori  dalam  perencanaan  tidak dapat  dipisahkan  dengan  teori  perencanaan,  karena  teori  dalam  perencanaan  adalah
merupakan  subbagian  dari  teori  perencanaan.  Theory  in  Planning  yaitu  merupakan teori substantif dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dengan bidang perencanaan.
Suatu  rencana  yang  telah  ditetapkan  walaupun  itu  perencanaan  apa  saja,  apabila terjadi  kebuntuan  atau  kendala  dalam  pelaksanaannya  maka  tetap  merujuk  kembali
kepada  teori  perencanaan.  Jadi  dapat  dikatakan  bahwa  teori  perencanaan  adalah merupakan  induk  dari  theory  in  planning.  yang  dalam  penerapannya  dapat  berubah
sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan  dapat  dikelompokkan  berdasarkan  kebutuhannnya,  untuk
dapat  melihat  penggunaan  perencanaan  dalam  aplikasinya  maka  perencanaan  dapat terlebih  dahulu  dikenali  melalui  3  konsep  formal,  yaitu  upaya  mengaitkan  keilmuan
dan pengetahuan tehnikal   bagi : a.
Tindakan di dalam domain publik action in the public domain, yang diangkat dari  filosofi  politik,  berupa  suatu  tindakan  baik  pengubahan  kondisi  perilaku
rutin dan inisiasi dari sesuatu mata rantai konsekuensi agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan,
b. Proses pengarahan masyarakat societal guidance, yang merupakan keterlibatan
peran pemerintah baik dalam bentuk alokasi dan inovasi,
Universitas Sumatera Utara
c. Proses transformasi sosial social transformation, yang merupakan suatu proses
politik  atau  gerakan  sosial-politik  masyarakat  karena  kekosongan  peran pemerintah dan pasar Friedmann, 1987.
Kebutuhan  terhadap  kegiatan  perencanaan  akan  semakin  besar  untuk  dapat memberikan  informasi  kebijakan,  inovasi,  dan  input  teknikal  dalam  proses
pengambilan  keputusan  oleh  pemerintah,  usaha  swasta,  dan  masyarakat.  Dalam  era otonomi,  pemerintah  daerah memiliki tugas dan fungsi yang semakin penting dalam
kegiatan  pemerintahan  dan  penyediaan  pelayanan  publik  dimana  dalam  proses
manajemen  publik  tersebut  instrumen    perencanaan  sangat  penting  untuk
mengantisipasi kondisi masa depan, mengarahkan masyarakat, dan mendorong proses transformasi sosial.
Kegiatan perencanaan seharusnya dapat mensinkronkan berbagai kepentingan para pelaku berkepentingan dan bekerja pada berbagai tingkatan pemerintahan, serta
terdapat  keterkaitan  antara  kegiatan  perencanaan  makro dan mikro, serta keterkaitan antara  siklus  manajemen  publik  public  management  dan  siklus  manajemen  proyek
project management yang dilakukan oleh sektor publik dan sektor privat. Teori  dalam  perencanaan  dapat  dibagi  menjadi  beberapa  macamtipe
perencanaan,  yang  dalam  penggunaannya  dapat  disesuaikan  dengan  kebutuhan perencanaan  itu  sendiri.  Berikut  ini  macamtipe  perencanaan  dapat  dijelaskan
sebagaimana berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Macam – macam perencanaan : 1.   Berdasarkan Jangka Waktu, dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
a Perencanaan  Jangka  Panjang  Perspektif,  yaitu  :  perencanaan  yang
mempunyai rentang waktu antara 10 sampai 25 tahun. b
Perencanaan  Jangka  Menengah,  yaitu  :  Perencanaan  yang  mempunyai rentang waktu antara 4 sampai 6 tahun.
c Perencanaan  Jangka  Pendek,  yaitu  :  Perencanaan  yang  mempunyai  rentang
waktu  1  tahun,  biasanya  perencanaan  jangka  pendek  disebut  juga  rencana operasional tahunan.
2. Berdasarkan Sifat Perencanaan, dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a Perencanaan  dengan  Komando  planning  by  direction,  yaitu  :  Sistem
Perencanaan  yang  terpusat  kepada  penguasa  pemerintah  pusat,  dimana pemerintah  pusat  yang  merencanakan,  mengatur  dan  memerintahkan
pelaksaaan  rencana  sesuai    dengan  prioritas  yang  telah  ditetapkan sebelumnya.  Perencanaan  seperti  ini  bersifat  menyeluruh  dan  mencakup
keseluruhan perekonomian. b
Perencanaan  dengan  rangsangan  Planning  by  inducement,  yaitu  : Perencanaan yang demokratis, dimana tidak ada paksaan tetapi berupa ajakan
namun tetap tunduk pada pengendalian dan pengaturan pemerintah. 3.
Berdasarkan alokasi Sumber daya, dapat dibagi menjadi 2, Yaitu: a
Perencanaan  keuangan,  yaitu  :  Perencanaan  yang  dibuat  untuk  memastikan apakah  permintaan  dan  penawaran  bertemu  dalam  suatu  mekanisme,  dimana
Universitas Sumatera Utara
kemampuan  fisik  dimanfaatkan  sepenuh  mungkin  tanpa  mengakibatkan perubahan yang besar dan tak terduga pada struktur harga.
b Perencanaan  Fisik,  yaitu  :  Suatu  usaha  untuk  menjabarkan  usaha
pembangunan  melalui  pengalokasian  faktor  produksi  dan  hasil  produksi sehingga memaksimalkan pendapatan dan pekerjaan.
4. Berdasarkan Tingkat Keluwesan, dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a Perencanaan Indikatif, yaitu : Perencanaan yang bersifat menyeluruh, dimana
badan perencana sampai menentukan hal – hal yang rinci seperti umlah yang akan  diinvestasikan  pada  masing  –  masing  sektor,  penetapan  harga  produk
dan faktor produksi dan jenis serta kualitas produk yang akan diproduksi. b
Perencanaan  Imperatif,  yaitu:  Perencanaa  yang  semua  kegiatan  dan  sumber daya  ekonomi  berjalan  menurut  komando  negara,  ada  pengawasan
menyeluruh yang dilakukan oleh pemerintah terhadap faktor produksi.
Tipe perencanaan:
1. Perencanaan Fisik versus Perencanaan ekomomi :
Perencanaan  Fisik, yaitu  :  Perencanaan  untuk  mengubah  atau  memanfaatkan
struktur  fisik  suatu  wilayah  misalnya  perencanaan  tata  ruang  atau  tata  guna tanah,  perencanaan  jalur  transportasikomunikasi,  penyediaan  fasilitas  untuk
umum dll. Perencanaan  Ekonomi
,  yaitu  Perencanaan  yang  berkenaan  dengan  perubahan struktur  ekonomi  suatu  wilayah  dan  langkah  –  langkah  untuk  memperbaiki
tingkat kemakmuran suatu wilayah.
Universitas Sumatera Utara
2. Perencanaan alokatif versus perencanaan inovatif :
Perencanaan  alokatif,  yaitu  Perencanaan  yang  berkenaan  dengan  menyukseskan rencana umum yang telah disusun pada level yang lebih tinggi atau telah menjadi
kesepakatan  bersama.  Contoh  :  Suatu  dinas  dikabupaten  yang  diberi  tugas membuat  rencana  menaikkan  produksi  pangan  sebesar              10,  dinas  itu
kemudian  membuat  rencana  kerja  untuk  menyukseskan  tercapainya  kenaikan produksi sebesar 10. Kepala dinas menetapkan apa yang harus dilakukan oleh
masing  –  masing  bagian  pada  dinas  tersebut  tanpa  mengubah  wewenang  dan tanggung jawab masing – masing bagian.
3. Perencanaan inovatif,
yaitu Perencanaan yang lebih memiliki kebebasan baik dalam menetapkan target maupun cara yang ditempuh untuk mencapai target.
4. Perencanaan bertujuan jamak versus perencanaan bertujuan tunggal :
Perencanaan bertujuan jamak, yaitu Perencanaan yang memiliki beberapa tujuan sekaligus.  Misalnya  :  rencana  pelebaran  dan  peningkatan  kualitas  jalan
penghubung yang ditujukan untuk memberikan berbagai manfaat sekaligus, agar perhubungan  didaerah  semakin  lancar,  dapat  menarik  berdirinya  pemukiman
baru dan mendorong bertambahnya aktifitas pasar didaerah tersebut. 5.
Perencanaan bertujuan tunggal yaitu perencanaan yang apabila sasaran yang hendak dicapai adalah sesuatu yang
dinyatakan  dengan  tegas  dalam  perencanaan  itu  dan  bersifat  tunggal.  Misalnya rencana  pemerintah  untuk  membangun  100  unit  rumah  di  suatu  lokasi  tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan  ini  tidak  mengaitkan  pembangunan  rumah  dengan  manfaat  lain yang mungkin dapat ditimbulkannya karena tidak menjadi fokus perhatian.
6. Perencanaan bertujuan jelas versus perencanaan bertujuan laten :
Perencanaan bertujuan jelas, yaitu perencanaan yang dengan tegas menyebutkan tujuan  dan  sasaran  dari  perencanaan  tersebut  dan dapat diukur keberhasilannya.
Misalnya  tujuan  perencanaan  adalah  menaikkan  taraf  hidup  rakyat,  sasarannya adalah  menaikkan  pendapatan  perkapita  dari    400  menjadi    500  per  tahun,
dalam jangka waktu 3 tahun yang akan datang. 7.
Perencanaan bertujuan laten, yaitu perencanaan yang  tidak menyebutkan sasaran bahkan  tujuannya  pun  kurang  jelas  sehingga  sulit  untuk  dijabarkan.  Misalnya,
tujuan  seseorang  ingin  hidup  lebih  bahagia,  kehidupan  dalam  masyarakat  yang aman, nyaman dan penuh dengan rasa kekeluargaan.
8.    Perencanaan Top Down versus Bottom Up : Perencanaan  Top  Down,  yaitu  Perencanaan  yang  kewenangan  utama  dalam
perencanaan  tersebut  berada  pada  institusi  yang  lebih  tinggi,  dimana  institusi perencana pada level yang lebih rendah harus menerima rencana atau arahan dari
institusi lebih tinggi. 9.
Perencanaan Bottom Up Yaitu  Perencanaan  yang  kewenangan  utama  dalam  perencanaan  tersebut  berada
pada  institusi  yang  lebih  rendah,  dimana  institusi  perencana  berada  pada  level lebih  tinggi  harus  menerima  usulan  –  usulan  yang  diajukan  oleh  insitusi
perencana pada tingkat yang lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
10.   Perencanaan Vertical versus Horizontal : Perencanaan  Vertical,  yaitu  Perencanaan  yang  lebih  mengutamakan  koordinasi
antar berbagai jenjang pada sektor yang sama. Perencanaan Horizontal, yaitu Perencanaan yang  menekankan keterkaitan antar
berbagai sektor dapat berkembang secara sinergi. 11.      Perencanaan  yang  melibatkan  masyarakat  secara  langsung  versus  yang  tidak
melibatkan masyarakat secara langsung : Perencanaan  yang  melibatkan  masyarakat  secara  langsung,  yaitu  perencanaan
yang  sejak  awal  masyarakat  yelah  diberitahu  dan  diajak  ikut  serta  dalam menyusun rencana tersebut.
Perencanaan  yang  tidak  melibatkan  masyarakat  secara  langsung, yaitu
perencanaan  yang  tidak  melibatkan  sama  sekali  peran  serta  masyarakat  dan hanya meminta persetujuan DPRD untuk persetujuan akhir.
2.1.3    Konsep Ruang dan Wilayah
Ruang  atau  kawasan  sangat  penting  dalam  pengelolaan  wilayah  pesisir  dan lautan karena merupakan wadah yang utama di wilayah pesisir. Ruang adalah wadah
kehidupan manusia beserta sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya meliputi bumi,  air  dan  ruang  angkasa  sebagai  satu  kesatuan.  Konsep  ruang  mempunyai
beberapa unsur, yaitu: 1 jarak, 2 lokasi, 3 bentuk, dan 4 ukuran. Konsep ruang sangat  berkaitan  erat  dengan  waktu,  karena  pemanfaatan  bumi  dan  segala
kekayaannya  membutuhkan  organisasipengaturan  ruang  dan  waktu.  Unsur-unsur
Universitas Sumatera Utara
tersebut di atas secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang disebut wilayah Budiharsono, 2001.
Selanjutnya Budiharsono 2001 menyebutkan definisi wilayah sebagai suatu
unit  geografi  yang  dibatasi  oleh  kriteria  tertentu  yang  bagian-bagiannya  tergantung secara  internal  dalam  dimensi  ruang  yang  merupakan  wadah  bagi  kegiatan-kegiatan
sosial  ekonomi  yang  memiliki  keterbatasan  serta  kesempatan  ekonomi  yang  tidak sama.  Disamping  itu,  perlu  pula  diperhatikan  bahwa  kegiatan  sosial  ekonomi  dalam
ruang  dapat  menimbulkan  dampak  positif  maupun  negative  terhadap  kegiatan lainnya.
Rustiadi  2002 membagi  konsep  wilayah  atas  enam  jenis.  Adapun  konsep
enam  jenis  wilayah  tersebut  dapat  dijelaskan  sebagai  berikut:  1  Konsepkonsep wilayah  klasik,  yang  mendefinisikan  wilayah  sebagai  unit  geografis  dengan  batas-
batas  spesifik  dimana  komponen-komponen  dari  wilayah  tersebut  satu  sama  lain saling  berinteraksi  secara  fungsional;  2  Wilayah  homogen,  yaitu  wilayah  yang
dibatasi  berdasarkan  pada  kenyataan  bahwa  faktor-faktor  dominan  pada  wilayah tersebut bersifat homogen, sedangkan faktor-faktor yang tidak dominan bisa bersifat
heterogen.  Pada  umumnya  wilayah  homogen  sangat  dipengaruhi  oleh  potensi sumberdaya alam dan permasalahan spesifik yang seragam.
Dengan  demikian  konsep  wilayah  homogen  sangat  bermanfaat  dalam penentuan  sektor  basis  perekonomian  wilayah  sesuai  dengan  potensidaya  dukung
utama  yang  ada  dan  pengembangan  pola  kebijakan  yang  tepat  sesuai  dengan permasalahan  masing  masing  wilayah;  3  Wilayah  nodal,  menekankan  perbedaan
Universitas Sumatera Utara
dua  komponen-komponen  wilayah  yang  terpisah  berdasarkan  fungsinya.  konsep wilayah  nodal  diumpamakan  sebagai  suatu  ”sel  hidup”  yang  mempunyai  inti  dan
plasma.  Inti  adalah  pusat-pusat  pelayananpemukiman,  sedangkan  plasma  adalah daerah  belakang  hinterland;  4  Wilayah  sebagai  sistem,  dilandasi  atas  pemikiran
bahwa  komponen-komponen  di  suatu  wilayah  memiliki  keterkaitan  dan ketergantungan satu sama lain dan tidak terpisahkan; 5 Wilayah perencanaan adalah
wilayah  yang  dibatasi  berdasarkan  kenyataan  terdapatnya  sifat-sifat  tertentu  pada wilayah  baik  akibat  sifat  alamiah  maupun  non  alamiah  sehingga  perlu  perencanaan
secara  integral;  6  Wilayah  administratif-politis,  berdasarkan  pada  suatu  kenyataan bahwa  wilayah  berada  dalam  satu  kesatuan  politis  yang  umumnya  dipimpin  oleh
suatu  sistem  birokrasi  atau  sistem  kelembagaan  dengan  otonomi  tertentu.  wilayah yang  dipilih  tergantung  dari  jenis  analisis  dan  tujuan  perencanaannya.  Sering  pula
wilayah  administratif  ini  sebagai  wilayah  otonomi.  Artinya  suatu  wilayah  yang mempunyai  suatu  otoritas  melakukan  keputusan  dan  kebijaksanaan  sendiri-sendiri
dalam pengelolaan sumberdaya-sumberdaya di dalamnya.
2.1.4   Teori Pembangunan Daerah Pembangunan  menurut  Siagian  1994,  adalah  suatu  usaha  atau  rangkaian
usaha  pertumbuhan  dan  perubahan  yang  berencana  dan  dilakukan  secara  sadar  oleh suatu  bangsa,  negara  dan  pemerintah  menuju  modernisasi  dalam  rangka  pembinaan
bangsa nation building.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan  Kartasasmita  1994,  memberikan  pengertian  pembangunan,  adalah
suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Bratakusumah  2005,
dalam  bukunya  Perencanaan  Pembangunan  Daerah mengemukakan  bahwa,  dengan  perkembangan  ilmu  pengetahuan,  para  ahli
manajemen  pembangunan  terus  berupaya  untuk  menggali  konsep-konsep pembangunan  secara  ilmiah,  karena  secara  sederhana  pembangunan  sering  diartikan
sebagai  suatu  upaya  untuk  melakukan    perubahan  menjadi  lebih  baik.  Karena perubahan yang dimaksud adalah menuju arah peningkatan dari keadaan semula dan
ada  yang  mengasumsikan  bahwa  pembangunan  adalah  juga  pertumbuhan, menunjukkan  kemampuan  suatu  kelompok  untuk  terus  berkembang,  baik  secara
kualitatif  maupun  kuantitatif  dan  merupakan  suatu  yang  mutlak  harus  terjadi  dalam pembangunan.
Istilah  pembangunan  development  secara  tradisional  diartikan  sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional, yang kondisi ekonomi awalnya kurang
lebih  bersifat  statis  dalam  kurun  waktu  cukup  lama  untuk  menciptakan  dan mempertahankan kenaikan tahunan atas pendapatan nasional bruto  atau  GNP gross
national product nya pada tingkat 5 persen hingga 7 persen, atau bahkan lebih tinggi
lagi, jika hal itu memang memungkinkan. Ukuran lain yang mirip dengan GNP, yakni yang  dikenal  dengan  istilah  produk  domestik  bruto  atau  GDP  gross  domestic
product sama  seringnya  digunakan.  Indeks  ekonomi  lainnya  yang  juga  sering
digunakan  untuk  mengukur  tingkat  kemajuan  pembangunan  adalah  tingkat
Universitas Sumatera Utara
pendapatan  perkapita  income  per  capita  atau  GNP  per  kapita.  Indeks  ini  pada dasarnya  mengukur  kemampuan  dari  suatu  negara  untuk  memperbesar  outputnya
dalam  laju  yang  lebih  cepat  dari  pada  tingkat  pertumbuhan  penduduknya  Todaro, 2000,  dan  ada  tiga    komponen  dasar  atau  nilai  inti  yang  harus  dijadikan  basis
konseptual dan pedoman praktis untuk memahami pembangunan yang paling hakiki. Ketiga komponen dasar tersebut adalah:
- Kecukupan sustenance yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar;
- Jati diri selfesteem yaitu menjadi manusia seutuhnya, serta
- Kebebasan freedom yaitu kemampuan untuk memilih.
Ketiga hal inilah yang merupakan tujuan pokok yang harus digapai oleh setiap orang  dan  masyarakat  melalui  pembangunan.  Ketiganya  berkaitan  secara  langsung
dengan  kebutuhan-kebutuhan  manusia  yang  paling  mendasar,  yang  terwujud  dalam berbagai  macam  manifestasi  bentuk  di  hampir  semua  masyarakat  dan  budaya
sepanjang jaman. Pembangunan  merupakan  suatu  usaha  untuk  meningkatkan  kesejahteraan
masyarakat.  Antara  lain  adalah,  menaikkan  standar  hidup,  memperbaiki  tingkat pendidikan,  kesehatan  dan  persamaan  hak  untuk  memiliki  kesempatan  dalam
memperoleh semua komponen-komponen penting dari hasil pembangunan ekonomi.
Meier 1989
mendefinisikan pembangunan ekonomi, adalah suatu proses di mana pendapatan perkapita penduduk suatu negara secara riil cenderung naik secara
terus  menerus  dalam  jangka  panjang;  dengan  syarat  utama  bahwa  jumlah  penduduk yang  berada  dalam  ”garis  kemiskinan  absolut”  tidak  bertambah  dan  distribusi
Universitas Sumatera Utara
pendapatan tidak menjadi lebih timpang. Kecenderungan menaik itu haruslah paling tidak  dua  atau  tiga  dasawarsa-  waktu  sepanjang  itu  cukup  sebagai  indikasi  untuk
melihat apakah suatu negara dalam keadaan berkembang atau tidak. Sejalan dengan Meier, Chenery dan Syrquin 1989, mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai
suatu  proses  peningkatan  pendapatan  per  kapita  yang  disertai  antara  lain,  dengan proses  transformasi  dari  suatu  perekonomian  yang  dominan  sektor  primer  atau
pertanian  dan  pertambangan  menjadi  makin  dominan  sektor  industri,  terutama industri manufaktur dan sektor jasa.
2.1.5    Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Paradigma pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi perlu digandeng  dengan  pembangunan  berkelanjutan  sustainable  development.
Pembangunan  berkelanjutan  didefinisikan  oleh  World  Commission  on  Environment and  Development
,  adalah  “pembangunan  untuk  memenuhi  kebutuhan  generasi  saat ini  tanpa  merusak  atau  menurunkan  kemampuan  generasi  mendatang  untuk
memenuhi  kebutuhannya”.  Konsep  pembangunan  yang  berkelanjutan  telah  menjadi kesepakatan  hampir  seluruh  bangsa-bangsa  di  dunia  sejak  KTT  Bumi  di  Rio  de
Janeiro  1992.  Dengan  demikian,  secara  ekologis  terdapat  empat  persyaratan  utama yang  dapat  menjamin  tercapainya  pembangunan  berkelanjutan  sumberdaya  wilayah
pesisir  dan  lautan:  1  keharmonisan  spasial,  2  pemanfaatan  sumberdaya  alam secara  optimal  dan  berkelanjutan,  3  membuang  limbah  sesuai  dengan  kapasitas
asimilasi lingkungan, dan 4 mendesain dan membangun prasarana dan sarana sesuai dengan karakteristik serta dinamika ekosistem pesisir dan lautan Dahuri, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Ketika  kita  memanfaatkan  wilayah  perairan  pesisir  sebagai  tempat  untuk pembuangan  limbah,  maka  harus  ada  jaminan  bahwa  jumlah  total  dari  limbah
tersebut  tidak  boleh  melebihi  kapasitas  asimilasinya  assimilative  capacity.  Dalam hal  ini,  yang  dimaksud  dengan  daya  asimilasi  adalah  kemampuan  suatu  ekosistem
pesisir  untuk  menerima  jumlah  limbah  tertentu  sebelum  ada  indikasi  terjadinya kerusakan lingkungan dan atau kesehatan yang tidak dapat ditoleransi.
2.1.6     Proses Perencanaan Wilayah
Implementasi  otonomi  daerah  dan  desentralisasi  di  Indonesia  menuntut perubahan  paradigma  dalam  perencanaan  dan  keuangan  daerah  yang  komprehensif
dan  mengarah  kepada  perwujudan  transparansi,  akuntabilitas,  demokratisasi, desentralisasi  dan  partisipasi  masyarakat.    Keterbatasan  sumber  daya  daerah
hardware  dan  software  menyebabkan  pemerintah  daerah  harus  mampu mengalokasikannya secara lebih efisien dan efektiv.
Dewasa  ini,  otonomi  dan  desentralisasi  telah  didukung  oleh  beberapa perubahan Peraturan Perundangan, antara lain :
1. UU 172003
:  Keuangan Negara 2.
UU 12004 :  Perbendaharaan Negara
3. UU 252004
:  Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 4.
UU 332004 :  Perimbangan Keuangan
5. PP 202004
:  Rencana Kerja Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
Sistem  Perencanaan  Pembangunan  Nasional  UU  No  25  Tahun  2004 memberikan arahan penyusunan perencanaan di tingkat pemerintah pusat, daerah, dan
unit kerja kementerianlembagadinas, sebagaimana kerangka berikut:
NASIONALSektor DAERAHProvKabKota
Rencana Pembangunan Jangka Menengah RP JM 5 Th
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Peringkat
DaerahRP JM-SKPD 5 Th Rencana
KementrianLembagaRencana-KL 5 Th
Rencana Satuan Kerja Peringkat Daerah 5 Th
Rencana Pembangunan Tahunan NasionalRencana Kerja Pemerintah
RKP 5 Th Rencana Pembangunan Tahunan
DaerahRencana Kerja Peringkat Daerah RKPD 5 Th
Rencana Pembangunan Tahunan KementrianLembaga atau Rencana
Kerja KementrianLembaga Renja-KL 1 Th
Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Peringkat Daerah atau
Rencana Kerja Satuan Kerja Peringkat Daerah Renja-SPKD 1 Th
Gambar 1.  Perencanaan Pembangunan KEGIATAN EKONOMI RAKYAT SEJAHTERA
• Jumlah penduduk naik menjadi 8,2 th 2009
• Pengangguran 5,1 th 2009
• Pertumbuhan ekonomi 7,6 th 2009
PEMBUKAAN UUD 45 •
Melindungi Segenap Bangsa Indonesia
•
Memajukan Kesejahteraan Umum
•
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
•
Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 20 Tahun VISI, MISI, PROGRAM PRESIDEN RI 5 Tahun
•
Menciptakan Indonesia Yang Aman dan Damai
•
Menciptakan Indonesia Yang Adil dan Demokratis
•
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
VISI, MISI, PROGRAM KEPALA DAERAH 5 Tahun
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.  Perencanaan Pembangunan
Gambar  1  menunjukkan  Sistem  Perencanaan  Pembangunan  berdasarkan  atas UU  No.25  Tahun  2004  untuk  tingkat  nasional  dan  daerah.    Dalam  rangka
pelaksanaan  UU  No.25  Tahun  2004  dan  UU  No.  17  Tahun  2003,  pedoman penyusunan  indikator  kinerja,  pemantauan  dan  evaluasi  anggaran  berbasis  kinerja
sangat diperlukan oleh pelaku aktivitas.
2.2 Hubungan Perencanaan Wilayah Dengan SDM Dan Kualitas Perencanaan