a. Perencanaan yang transparan mempunyai ciri yaitu adanya proses
perencanaan yang mudah dimengerti, dimana informasi tentang produk dan informasi kebijakan dan input teknikal tersedia dan aksesnya terbuka, dan pelaku
berkepentingan dapat mengetahui apa peran yang dimainkan dalam pengambilan keputusan atau terlibat dalam tindakan perencanaan.
b. Perencanaan yang akuntabel mempunyai ciri antara lain dapat
dipertanggungjawabkan dan sah diterima masyarakat, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, efisien dalam menggunakan sumberdaya, efektif dalam pemecahan
solusi masalah, memberi keleluasaan dan kemudahan, dan melihat kepentingan masyarakat banyak.
c. Perencanaan yang berkeadilan mempunyai ciri antara lain dapat melihat
keseimbangan antara hak-hak individu dan dan kepentingan masyarakat banyak, atau memberikan pemihakan kepada masayarakat yang lemah akses dan
kemampuannya untuk mendapatkan sumberdaya yang diperlukan.
d. Perencanaan yang partisipatif atau demokratis dapat dicirikan sebagai
perencanaan yang mengadopsi prinsip interaktif, kesetaraan, dan kooperatif dalam
proses pengambilan
keputusan secara
bersama dengan
mempertimbangkan aspirasi semua pelaku yang berkepentingan dan bagi kepentingan masyarakat banyak.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Teori Dalam Perencanaan Theory In Planning.
Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, teori dalam perencanaan tidak dapat dipisahkan dengan teori perencanaan, karena teori dalam perencanaan adalah
merupakan subbagian dari teori perencanaan. Theory in Planning yaitu merupakan teori substantif dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dengan bidang perencanaan.
Suatu rencana yang telah ditetapkan walaupun itu perencanaan apa saja, apabila terjadi kebuntuan atau kendala dalam pelaksanaannya maka tetap merujuk kembali
kepada teori perencanaan. Jadi dapat dikatakan bahwa teori perencanaan adalah merupakan induk dari theory in planning. yang dalam penerapannya dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan dapat dikelompokkan berdasarkan kebutuhannnya, untuk
dapat melihat penggunaan perencanaan dalam aplikasinya maka perencanaan dapat terlebih dahulu dikenali melalui 3 konsep formal, yaitu upaya mengaitkan keilmuan
dan pengetahuan tehnikal bagi : a.
Tindakan di dalam domain publik action in the public domain, yang diangkat dari filosofi politik, berupa suatu tindakan baik pengubahan kondisi perilaku
rutin dan inisiasi dari sesuatu mata rantai konsekuensi agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan,
b. Proses pengarahan masyarakat societal guidance, yang merupakan keterlibatan
peran pemerintah baik dalam bentuk alokasi dan inovasi,
Universitas Sumatera Utara
c. Proses transformasi sosial social transformation, yang merupakan suatu proses
politik atau gerakan sosial-politik masyarakat karena kekosongan peran pemerintah dan pasar Friedmann, 1987.
Kebutuhan terhadap kegiatan perencanaan akan semakin besar untuk dapat memberikan informasi kebijakan, inovasi, dan input teknikal dalam proses
pengambilan keputusan oleh pemerintah, usaha swasta, dan masyarakat. Dalam era otonomi, pemerintah daerah memiliki tugas dan fungsi yang semakin penting dalam
kegiatan pemerintahan dan penyediaan pelayanan publik dimana dalam proses
manajemen publik tersebut instrumen perencanaan sangat penting untuk
mengantisipasi kondisi masa depan, mengarahkan masyarakat, dan mendorong proses transformasi sosial.
Kegiatan perencanaan seharusnya dapat mensinkronkan berbagai kepentingan para pelaku berkepentingan dan bekerja pada berbagai tingkatan pemerintahan, serta
terdapat keterkaitan antara kegiatan perencanaan makro dan mikro, serta keterkaitan antara siklus manajemen publik public management dan siklus manajemen proyek
project management yang dilakukan oleh sektor publik dan sektor privat. Teori dalam perencanaan dapat dibagi menjadi beberapa macamtipe
perencanaan, yang dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan itu sendiri. Berikut ini macamtipe perencanaan dapat dijelaskan
sebagaimana berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Macam – macam perencanaan : 1. Berdasarkan Jangka Waktu, dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
a Perencanaan Jangka Panjang Perspektif, yaitu : perencanaan yang
mempunyai rentang waktu antara 10 sampai 25 tahun. b
Perencanaan Jangka Menengah, yaitu : Perencanaan yang mempunyai rentang waktu antara 4 sampai 6 tahun.
c Perencanaan Jangka Pendek, yaitu : Perencanaan yang mempunyai rentang
waktu 1 tahun, biasanya perencanaan jangka pendek disebut juga rencana operasional tahunan.
2. Berdasarkan Sifat Perencanaan, dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a Perencanaan dengan Komando planning by direction, yaitu : Sistem
Perencanaan yang terpusat kepada penguasa pemerintah pusat, dimana pemerintah pusat yang merencanakan, mengatur dan memerintahkan
pelaksaaan rencana sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan seperti ini bersifat menyeluruh dan mencakup
keseluruhan perekonomian. b
Perencanaan dengan rangsangan Planning by inducement, yaitu : Perencanaan yang demokratis, dimana tidak ada paksaan tetapi berupa ajakan
namun tetap tunduk pada pengendalian dan pengaturan pemerintah. 3.
Berdasarkan alokasi Sumber daya, dapat dibagi menjadi 2, Yaitu: a
Perencanaan keuangan, yaitu : Perencanaan yang dibuat untuk memastikan apakah permintaan dan penawaran bertemu dalam suatu mekanisme, dimana
Universitas Sumatera Utara
kemampuan fisik dimanfaatkan sepenuh mungkin tanpa mengakibatkan perubahan yang besar dan tak terduga pada struktur harga.
b Perencanaan Fisik, yaitu : Suatu usaha untuk menjabarkan usaha
pembangunan melalui pengalokasian faktor produksi dan hasil produksi sehingga memaksimalkan pendapatan dan pekerjaan.
4. Berdasarkan Tingkat Keluwesan, dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a Perencanaan Indikatif, yaitu : Perencanaan yang bersifat menyeluruh, dimana
badan perencana sampai menentukan hal – hal yang rinci seperti umlah yang akan diinvestasikan pada masing – masing sektor, penetapan harga produk
dan faktor produksi dan jenis serta kualitas produk yang akan diproduksi. b
Perencanaan Imperatif, yaitu: Perencanaa yang semua kegiatan dan sumber daya ekonomi berjalan menurut komando negara, ada pengawasan
menyeluruh yang dilakukan oleh pemerintah terhadap faktor produksi.
Tipe perencanaan:
1. Perencanaan Fisik versus Perencanaan ekomomi :
Perencanaan Fisik, yaitu : Perencanaan untuk mengubah atau memanfaatkan
struktur fisik suatu wilayah misalnya perencanaan tata ruang atau tata guna tanah, perencanaan jalur transportasikomunikasi, penyediaan fasilitas untuk
umum dll. Perencanaan Ekonomi
, yaitu Perencanaan yang berkenaan dengan perubahan struktur ekonomi suatu wilayah dan langkah – langkah untuk memperbaiki
tingkat kemakmuran suatu wilayah.
Universitas Sumatera Utara
2. Perencanaan alokatif versus perencanaan inovatif :
Perencanaan alokatif, yaitu Perencanaan yang berkenaan dengan menyukseskan rencana umum yang telah disusun pada level yang lebih tinggi atau telah menjadi
kesepakatan bersama. Contoh : Suatu dinas dikabupaten yang diberi tugas membuat rencana menaikkan produksi pangan sebesar 10, dinas itu
kemudian membuat rencana kerja untuk menyukseskan tercapainya kenaikan produksi sebesar 10. Kepala dinas menetapkan apa yang harus dilakukan oleh
masing – masing bagian pada dinas tersebut tanpa mengubah wewenang dan tanggung jawab masing – masing bagian.
3. Perencanaan inovatif,
yaitu Perencanaan yang lebih memiliki kebebasan baik dalam menetapkan target maupun cara yang ditempuh untuk mencapai target.
4. Perencanaan bertujuan jamak versus perencanaan bertujuan tunggal :
Perencanaan bertujuan jamak, yaitu Perencanaan yang memiliki beberapa tujuan sekaligus. Misalnya : rencana pelebaran dan peningkatan kualitas jalan
penghubung yang ditujukan untuk memberikan berbagai manfaat sekaligus, agar perhubungan didaerah semakin lancar, dapat menarik berdirinya pemukiman
baru dan mendorong bertambahnya aktifitas pasar didaerah tersebut. 5.
Perencanaan bertujuan tunggal yaitu perencanaan yang apabila sasaran yang hendak dicapai adalah sesuatu yang
dinyatakan dengan tegas dalam perencanaan itu dan bersifat tunggal. Misalnya rencana pemerintah untuk membangun 100 unit rumah di suatu lokasi tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan ini tidak mengaitkan pembangunan rumah dengan manfaat lain yang mungkin dapat ditimbulkannya karena tidak menjadi fokus perhatian.
6. Perencanaan bertujuan jelas versus perencanaan bertujuan laten :
Perencanaan bertujuan jelas, yaitu perencanaan yang dengan tegas menyebutkan tujuan dan sasaran dari perencanaan tersebut dan dapat diukur keberhasilannya.
Misalnya tujuan perencanaan adalah menaikkan taraf hidup rakyat, sasarannya adalah menaikkan pendapatan perkapita dari 400 menjadi 500 per tahun,
dalam jangka waktu 3 tahun yang akan datang. 7.
Perencanaan bertujuan laten, yaitu perencanaan yang tidak menyebutkan sasaran bahkan tujuannya pun kurang jelas sehingga sulit untuk dijabarkan. Misalnya,
tujuan seseorang ingin hidup lebih bahagia, kehidupan dalam masyarakat yang aman, nyaman dan penuh dengan rasa kekeluargaan.
8. Perencanaan Top Down versus Bottom Up : Perencanaan Top Down, yaitu Perencanaan yang kewenangan utama dalam
perencanaan tersebut berada pada institusi yang lebih tinggi, dimana institusi perencana pada level yang lebih rendah harus menerima rencana atau arahan dari
institusi lebih tinggi. 9.
Perencanaan Bottom Up Yaitu Perencanaan yang kewenangan utama dalam perencanaan tersebut berada
pada institusi yang lebih rendah, dimana institusi perencana berada pada level lebih tinggi harus menerima usulan – usulan yang diajukan oleh insitusi
perencana pada tingkat yang lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
10. Perencanaan Vertical versus Horizontal : Perencanaan Vertical, yaitu Perencanaan yang lebih mengutamakan koordinasi
antar berbagai jenjang pada sektor yang sama. Perencanaan Horizontal, yaitu Perencanaan yang menekankan keterkaitan antar
berbagai sektor dapat berkembang secara sinergi. 11. Perencanaan yang melibatkan masyarakat secara langsung versus yang tidak
melibatkan masyarakat secara langsung : Perencanaan yang melibatkan masyarakat secara langsung, yaitu perencanaan
yang sejak awal masyarakat yelah diberitahu dan diajak ikut serta dalam menyusun rencana tersebut.
Perencanaan yang tidak melibatkan masyarakat secara langsung, yaitu
perencanaan yang tidak melibatkan sama sekali peran serta masyarakat dan hanya meminta persetujuan DPRD untuk persetujuan akhir.
2.1.3 Konsep Ruang dan Wilayah
Ruang atau kawasan sangat penting dalam pengelolaan wilayah pesisir dan lautan karena merupakan wadah yang utama di wilayah pesisir. Ruang adalah wadah
kehidupan manusia beserta sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya meliputi bumi, air dan ruang angkasa sebagai satu kesatuan. Konsep ruang mempunyai
beberapa unsur, yaitu: 1 jarak, 2 lokasi, 3 bentuk, dan 4 ukuran. Konsep ruang sangat berkaitan erat dengan waktu, karena pemanfaatan bumi dan segala
kekayaannya membutuhkan organisasipengaturan ruang dan waktu. Unsur-unsur
Universitas Sumatera Utara
tersebut di atas secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang disebut wilayah Budiharsono, 2001.
Selanjutnya Budiharsono 2001 menyebutkan definisi wilayah sebagai suatu
unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya tergantung secara internal dalam dimensi ruang yang merupakan wadah bagi kegiatan-kegiatan
sosial ekonomi yang memiliki keterbatasan serta kesempatan ekonomi yang tidak sama. Disamping itu, perlu pula diperhatikan bahwa kegiatan sosial ekonomi dalam
ruang dapat menimbulkan dampak positif maupun negative terhadap kegiatan lainnya.
Rustiadi 2002 membagi konsep wilayah atas enam jenis. Adapun konsep
enam jenis wilayah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Konsepkonsep wilayah klasik, yang mendefinisikan wilayah sebagai unit geografis dengan batas-
batas spesifik dimana komponen-komponen dari wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional; 2 Wilayah homogen, yaitu wilayah yang
dibatasi berdasarkan pada kenyataan bahwa faktor-faktor dominan pada wilayah tersebut bersifat homogen, sedangkan faktor-faktor yang tidak dominan bisa bersifat
heterogen. Pada umumnya wilayah homogen sangat dipengaruhi oleh potensi sumberdaya alam dan permasalahan spesifik yang seragam.
Dengan demikian konsep wilayah homogen sangat bermanfaat dalam penentuan sektor basis perekonomian wilayah sesuai dengan potensidaya dukung
utama yang ada dan pengembangan pola kebijakan yang tepat sesuai dengan permasalahan masing masing wilayah; 3 Wilayah nodal, menekankan perbedaan
Universitas Sumatera Utara
dua komponen-komponen wilayah yang terpisah berdasarkan fungsinya. konsep wilayah nodal diumpamakan sebagai suatu ”sel hidup” yang mempunyai inti dan
plasma. Inti adalah pusat-pusat pelayananpemukiman, sedangkan plasma adalah daerah belakang hinterland; 4 Wilayah sebagai sistem, dilandasi atas pemikiran
bahwa komponen-komponen di suatu wilayah memiliki keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain dan tidak terpisahkan; 5 Wilayah perencanaan adalah
wilayah yang dibatasi berdasarkan kenyataan terdapatnya sifat-sifat tertentu pada wilayah baik akibat sifat alamiah maupun non alamiah sehingga perlu perencanaan
secara integral; 6 Wilayah administratif-politis, berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa wilayah berada dalam satu kesatuan politis yang umumnya dipimpin oleh
suatu sistem birokrasi atau sistem kelembagaan dengan otonomi tertentu. wilayah yang dipilih tergantung dari jenis analisis dan tujuan perencanaannya. Sering pula
wilayah administratif ini sebagai wilayah otonomi. Artinya suatu wilayah yang mempunyai suatu otoritas melakukan keputusan dan kebijaksanaan sendiri-sendiri
dalam pengelolaan sumberdaya-sumberdaya di dalamnya.
2.1.4 Teori Pembangunan Daerah Pembangunan menurut Siagian 1994, adalah suatu usaha atau rangkaian
usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernisasi dalam rangka pembinaan
bangsa nation building.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Kartasasmita 1994, memberikan pengertian pembangunan, adalah
suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Bratakusumah 2005,
dalam bukunya Perencanaan Pembangunan Daerah mengemukakan bahwa, dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli
manajemen pembangunan terus berupaya untuk menggali konsep-konsep pembangunan secara ilmiah, karena secara sederhana pembangunan sering diartikan
sebagai suatu upaya untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik. Karena perubahan yang dimaksud adalah menuju arah peningkatan dari keadaan semula dan
ada yang mengasumsikan bahwa pembangunan adalah juga pertumbuhan, menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dan merupakan suatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan.
Istilah pembangunan development secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional, yang kondisi ekonomi awalnya kurang
lebih bersifat statis dalam kurun waktu cukup lama untuk menciptakan dan mempertahankan kenaikan tahunan atas pendapatan nasional bruto atau GNP gross
national product nya pada tingkat 5 persen hingga 7 persen, atau bahkan lebih tinggi
lagi, jika hal itu memang memungkinkan. Ukuran lain yang mirip dengan GNP, yakni yang dikenal dengan istilah produk domestik bruto atau GDP gross domestic
product sama seringnya digunakan. Indeks ekonomi lainnya yang juga sering
digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan pembangunan adalah tingkat
Universitas Sumatera Utara
pendapatan perkapita income per capita atau GNP per kapita. Indeks ini pada dasarnya mengukur kemampuan dari suatu negara untuk memperbesar outputnya
dalam laju yang lebih cepat dari pada tingkat pertumbuhan penduduknya Todaro, 2000, dan ada tiga komponen dasar atau nilai inti yang harus dijadikan basis
konseptual dan pedoman praktis untuk memahami pembangunan yang paling hakiki. Ketiga komponen dasar tersebut adalah:
- Kecukupan sustenance yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar;
- Jati diri selfesteem yaitu menjadi manusia seutuhnya, serta
- Kebebasan freedom yaitu kemampuan untuk memilih.
Ketiga hal inilah yang merupakan tujuan pokok yang harus digapai oleh setiap orang dan masyarakat melalui pembangunan. Ketiganya berkaitan secara langsung
dengan kebutuhan-kebutuhan manusia yang paling mendasar, yang terwujud dalam berbagai macam manifestasi bentuk di hampir semua masyarakat dan budaya
sepanjang jaman. Pembangunan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Antara lain adalah, menaikkan standar hidup, memperbaiki tingkat pendidikan, kesehatan dan persamaan hak untuk memiliki kesempatan dalam
memperoleh semua komponen-komponen penting dari hasil pembangunan ekonomi.
Meier 1989
mendefinisikan pembangunan ekonomi, adalah suatu proses di mana pendapatan perkapita penduduk suatu negara secara riil cenderung naik secara
terus menerus dalam jangka panjang; dengan syarat utama bahwa jumlah penduduk yang berada dalam ”garis kemiskinan absolut” tidak bertambah dan distribusi
Universitas Sumatera Utara
pendapatan tidak menjadi lebih timpang. Kecenderungan menaik itu haruslah paling tidak dua atau tiga dasawarsa- waktu sepanjang itu cukup sebagai indikasi untuk
melihat apakah suatu negara dalam keadaan berkembang atau tidak. Sejalan dengan Meier, Chenery dan Syrquin 1989, mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai
suatu proses peningkatan pendapatan per kapita yang disertai antara lain, dengan proses transformasi dari suatu perekonomian yang dominan sektor primer atau
pertanian dan pertambangan menjadi makin dominan sektor industri, terutama industri manufaktur dan sektor jasa.
2.1.5 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Paradigma pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi perlu digandeng dengan pembangunan berkelanjutan sustainable development.
Pembangunan berkelanjutan didefinisikan oleh World Commission on Environment and Development
, adalah “pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhannya”. Konsep pembangunan yang berkelanjutan telah menjadi kesepakatan hampir seluruh bangsa-bangsa di dunia sejak KTT Bumi di Rio de
Janeiro 1992. Dengan demikian, secara ekologis terdapat empat persyaratan utama yang dapat menjamin tercapainya pembangunan berkelanjutan sumberdaya wilayah
pesisir dan lautan: 1 keharmonisan spasial, 2 pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan, 3 membuang limbah sesuai dengan kapasitas
asimilasi lingkungan, dan 4 mendesain dan membangun prasarana dan sarana sesuai dengan karakteristik serta dinamika ekosistem pesisir dan lautan Dahuri, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Ketika kita memanfaatkan wilayah perairan pesisir sebagai tempat untuk pembuangan limbah, maka harus ada jaminan bahwa jumlah total dari limbah
tersebut tidak boleh melebihi kapasitas asimilasinya assimilative capacity. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan daya asimilasi adalah kemampuan suatu ekosistem
pesisir untuk menerima jumlah limbah tertentu sebelum ada indikasi terjadinya kerusakan lingkungan dan atau kesehatan yang tidak dapat ditoleransi.
2.1.6 Proses Perencanaan Wilayah
Implementasi otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia menuntut perubahan paradigma dalam perencanaan dan keuangan daerah yang komprehensif
dan mengarah kepada perwujudan transparansi, akuntabilitas, demokratisasi, desentralisasi dan partisipasi masyarakat. Keterbatasan sumber daya daerah
hardware dan software menyebabkan pemerintah daerah harus mampu mengalokasikannya secara lebih efisien dan efektiv.
Dewasa ini, otonomi dan desentralisasi telah didukung oleh beberapa perubahan Peraturan Perundangan, antara lain :
1. UU 172003
: Keuangan Negara 2.
UU 12004 : Perbendaharaan Negara
3. UU 252004
: Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 4.
UU 332004 : Perimbangan Keuangan
5. PP 202004
: Rencana Kerja Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No 25 Tahun 2004 memberikan arahan penyusunan perencanaan di tingkat pemerintah pusat, daerah, dan
unit kerja kementerianlembagadinas, sebagaimana kerangka berikut:
NASIONALSektor DAERAHProvKabKota
Rencana Pembangunan Jangka Menengah RP JM 5 Th
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Peringkat
DaerahRP JM-SKPD 5 Th Rencana
KementrianLembagaRencana-KL 5 Th
Rencana Satuan Kerja Peringkat Daerah 5 Th
Rencana Pembangunan Tahunan NasionalRencana Kerja Pemerintah
RKP 5 Th Rencana Pembangunan Tahunan
DaerahRencana Kerja Peringkat Daerah RKPD 5 Th
Rencana Pembangunan Tahunan KementrianLembaga atau Rencana
Kerja KementrianLembaga Renja-KL 1 Th
Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Peringkat Daerah atau
Rencana Kerja Satuan Kerja Peringkat Daerah Renja-SPKD 1 Th
Gambar 1. Perencanaan Pembangunan KEGIATAN EKONOMI RAKYAT SEJAHTERA
• Jumlah penduduk naik menjadi 8,2 th 2009
• Pengangguran 5,1 th 2009
• Pertumbuhan ekonomi 7,6 th 2009
PEMBUKAAN UUD 45 •
Melindungi Segenap Bangsa Indonesia
•
Memajukan Kesejahteraan Umum
•
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
•
Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 20 Tahun VISI, MISI, PROGRAM PRESIDEN RI 5 Tahun
•
Menciptakan Indonesia Yang Aman dan Damai
•
Menciptakan Indonesia Yang Adil dan Demokratis
•
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
VISI, MISI, PROGRAM KEPALA DAERAH 5 Tahun
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Perencanaan Pembangunan
Gambar 1 menunjukkan Sistem Perencanaan Pembangunan berdasarkan atas UU No.25 Tahun 2004 untuk tingkat nasional dan daerah. Dalam rangka
pelaksanaan UU No.25 Tahun 2004 dan UU No. 17 Tahun 2003, pedoman penyusunan indikator kinerja, pemantauan dan evaluasi anggaran berbasis kinerja
sangat diperlukan oleh pelaku aktivitas.
2.2 Hubungan Perencanaan Wilayah Dengan SDM Dan Kualitas Perencanaan