mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat. Perilaku atasan seorang juga
merupakan determinan utama dari kepuasan. Umumnya studi mendapatkan bahwa kepuasan karyawan ditingkatkan bila penyelia langsung bersifat ramah
dan dapat memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada
mereka. 5.
Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen sama dan sebangun dengan pekerjaan yang mereka
pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian
akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehan yang lebih besar untuk mencapai
kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
2.4 Good Governance Kepemerintahan Yang Baik
Suatu konsep tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis dan efektif dari suatu gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, dapat juga disebut dengan : Kepemerintahan “Tata kelola pemerintahan”.
2.4.1 PrinsipAzas Good Governance Kepemerintahan Yang Baik
Istilah “governance” tidak hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu kegiatan, tetapi juga mengandung arti pengurusan, pengelolaan, pengarahan,
Universitas Sumatera Utara
pembinaan, penyelenggaraan dan bisa juga diartikan pemerintahan. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila terdapat istilah public governance, private governance,
corporate governance dan banking governance. Governance sebagai terjemahan
dari pemerintahan kemudian berkembang dan menjadi populer dengan istilah
kepemerintahan , sedangkan praktek terbaiknya disebut kepemerintahan yang baik
good governance.
Menurut teori para pakar, lembaga pemerintah dan peraturan perundang- undangan, berdasarkan urutan waktu prinsipazas good governance kepemerintahan
yang baik dapat dikemukakan sebagai berikut;
I. Prinsip Good Governance Menurut Bhatta, Gambir, Tahun 1996
1. Accountability Akuntabilitas
2. Transparency Transparansi
3. Openness Keterbukaan
4. Rule of Law Kepastian Hukum
5. Management of Competency Manajemen Kompetensi
6. Human Right Hak Asasi manusia
II. Prinsip Good Governance Menurut UNDP United Nation Development
Programme, Tahun 1997
1. Participation Partisipasi
2. Rule of Law Kepastian Hukum
3. Transparency Transparansi
4. Responsiveness Tanggung Jawab
5. Consensus Orientation Berorientasi Pada Kesepakatan
6. Equity Keadilan
7. Effectiveness and Effficiency Efektivitas dan Efisiensi
8. Accountability Akuntabilitas
9.
Strategic Vision Visi Strategik
Universitas Sumatera Utara
III. Prinsip Good Governance Menurut Mustopadidjaja, Tahun 1997
1. Demokrasi dan pemberdayaan
2. Pelayanan
3. Transparansi dan Akuntabilitas
4. Partisipasi
5. Kemitraan
6. Desentralisasi
7.
Konssistensi Kebijakan dan Kepastian Hukum
IV.
Azas Good Governance Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme
No. Azas
Penjelasan
1. Kepastian Hukum
- Mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan,
dan keadilan
dalam setiap
kebijakan Penyelenggaraan
Negara. 2.
Tertib Penyelenggaraan Negara
- Mengutamakan
keteraturan, keserasian,
dan keseimbangan
dalam pengendalian
dan penyelenggaraan negara.
3. Kepentingan Hukum
- Mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
akomodatif, dan selektif. 4.
Keterbukaan -
Membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan
atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Proporsionalitas
- Mengutamakan
keseimbangan antara
hak dan
kewajiban penyelenggaraan negara.
6. Profesionalitas
- Mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode
etik dan
ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
7. Akuntabilitas
- Setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggaraan negara harus
dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
V.
Prinsip Good Governance Menurut Bintoro, Tahun 2000
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
3. Keterbukaan
4. Kepastian Hukum
5.
Jaminan
VI.
Prinsip Good Governance Menurut Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
1. Profesionalitas
2. Akuntabilitas
3. Transparansi
4. Pelayanan Prima
5. Demokrasi
6. Efisiensi
7. Efektivitas
8. Supermasi Hukum
9. Diterima Seluruh Masyarakat
VII.
Prinsip Good Governance Menurut Musyawarah Konferensi Nasional Kepemerintahan Daerah yang Baik, Disepakati Anggota: Asosiasi
Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia APKASI, Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia APEKSI, Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh
Indonesia ADKASI, dan Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia ADEKSI, Tahun 2001
Universitas Sumatera Utara
No Prinsip
Indikator Minimal
1. Prinsip Partisipasi
- Meningkatanya
kepercayaan massyarakat kepada pemerintah,
- Meningkatnya jumlah masyarakat
yang berpartisipasi
dalam pembangunan daerah,
- Meningkatnya kuantitas masukan
kritik dan
saran untuk
pembangunan daerah, dan -
Terjadinya perubahan
sikap masyarakat menjadi lebih peduli
terhadap seriap
langkah pembangunan.
2. Prinsip
Penegakan Hukum
- Berkurangnya praktek KKN dan
pelanggaran hukum, -
Meningkatnya kecepatan dan kepastian
proses penegakan
hukum, -
Berlakunya nilainorrma
di masyarakat living law, dan
- Adanya kepercayaan pada aparat
penegak hukum sebagai pembela kebenaran.
3. Prinsip Transparansi
- Bertambahnya
wawasan dan
pengetahuan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah,
- Meningkatnya
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan,
- Meningkatnya jumlah masyarakat
yang berpartisipasi
dalam pembangunan daerah, dan
- Berkurangnya
pelanggaran terhadap
peraturan perundang-
undangan. 4.
Prinsip Kesetaraan -
Berkurangnya kasus diskriminasi, -
Meningkatnya kesetaraan gender, -
Meningkatnya pengisian jabatan sesuai
ketentuan mengenai
kesetaraan gender. 5.
Prinsip Daya Tanggap -
Meningkatnya kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat terhadap pemerintah, -
Tumbuhnya kesadaran masyarakat, -
Meningkatnya jumlah masyarakat yang
berpartisipasi dalam
pembangunan daerah
dan berkurangnya
jumlah pengangguran.
6. Prinsip
Wawasan ke
Depan -
Adanya visi dan strategi yang jelas dan mapan dengan kekuatan hukum
yang sesuai, -
Adanya dukungan dari pelaku dan pelaksanaan visi dan strategi, dan
- Adanya kesesuaian dan konsistensi
antara perencanaan dan anggaran. 7.
Prinsip Akuntabilitas -
Meningkatnya kepercayaan
masyarakat kepada
pemerintah daerah,
- Tumbuhnya kesadaran masyarakat,
- Meningkatnya
keterwakilan berdasarkan
pilihan dan
kepentingan masyarakat, dan -
Berkurangnya kasus-kasus KKN 8.
Prinsip Pengawasan -
Meningkatnya masukan
dari masyarakat terhadap penyimpangan
kebocoran, pemborosan,
penyalahgunaan wewenang dan lain-lain melalui media massa, dan
- Berkurangnya
penyimpangan- penyimpangan
9. Prinsip
Efisiensi dan
Efektivitas -
Meningkatnya kesejahteraan dan nilai
tambah dari
pelayanan masyarakat,
- Berkurangnya
penyimpangan pembelanjaan,
- Berkurangnya biaya operasional
pelayanan, -
Prospek memperoleh standar ISO pelayanan,
- Dilakukannya
swastanisasi pelayanan masyarakat
10. Prinsip Profesionalisme -
Meningkatnya kesejahteraan dan nilai
tambah dari
pelayanan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, -
Berkurangnya pengaduan
masyarakat, -
Berkurangnya KKN, -
Prospek mendapatkan
ISO pelayanan, dan
- Dilaksanakannya “fit and proper”
test terhadap PNS. VIII.
Prinsip Good Governance Menurut Undang-Undang No.30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
1. Kepastian Hukum
2. Keterbukaan
3. Akuntabilitas
4. Kepentingan Hukum
5.
Proporsionalitas IX.
Prinsip Good Governance Menurut LAN Lembaga Administrasi Negara, Tahun 2003
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
3. Kesetaraan
4. Supermasi Hukum
5. Keadilan
6. Partisipasi
7. Desentralisasi
8. Kebersamaan
9. Profesionalitas
10. Cepat Tanggap
11. Efektif dan Efisien
12.
Berdaya Saing
Universitas Sumatera Utara
X. Azas Good Governance Menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 20 Tentang Azas Penyelenggaraan Pemerintah
1. Kepastian Hukum
2. Tertib Penyelenggaraan Negara
3.
Kepentingan Umum
4. Keterbukaan
5. Proporsionalitas
6. Profesionalitas
7. Akuntabilitas
8. Efisiensi
9.
Efektivitas XI.
Prinsip Good Governance Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 Tentang Perencanaan Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2004-2009, Bab 14 Tentang Penciptaan Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa
1. Berkurangnya secara nyata praktek korupsi di birokrasi, dan dimulai dari
tataran jajaran pejabat yang paling atas;
2. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang
bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntabel;
3. Terhapusnya aturan, peraturan dan praktek bersifat diskriminatif terhadap
warga negara, kelompok, atau golongan masyarakat;
4.
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik;
5. Terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah, dan tidak
bertentangan dengan peraturan dan perundangan di atasnya.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, pada tahun 2002 pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah menginstruksikan kepada seluruh pimpinan unit kerja dan PNS
di jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mempedomani sepuluh prinsip good governance.
Ke sepuluh prinsip-prinsip good governanace yang menjadi acuan aparatur dan pada umumnya di pajang di kantor-kantor instansi pemerintah provinsi
Sumatera Utara itu adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. AKUNTABILITAS