Tabel 49. Uji Rank Spearman
Residual Kualitas Perencanaan
Kinerja Aparatur
Pemberdayaan SDM
Korelasi 0,019
-o,010 0,053
Sig 2 tabel N
0,869 0,931
0,643
Sumber : Lampiran III hal 16
Dari tabel di atas dapat diputuskan bahwa variable kualitas perencanaan tidak bergejala heteroskedastisitas dengan pertimbangan nilai sig 0,869 α tolerasi 0,05,
variabel kinerja aparatur pemerintah tidak bergejala heteroskedastisitas dengan pertimbangan nilai sig 0,931 α toleransi 0,05, dan variable
Pemberdayaan SDM
tidak bergejala heteroskedastisitas dengan pertimbangan nilai sig 0,643 α toleransi 0,05.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan syarat yang ketiga untuk menguji regresi linier berganda. Untuk melihat apakah model estimasi yang digunakan bergejala Autokorelasi
dapat digunakan Diagnostic Durbin Watson Test DW Test dengan pertimbangan keputusan Hipotesis:
H
o
: DW = 0 tidak bergejala autokorelasi
Ha: DW 0 bergejala autokorelasi
Terima H
o
apabila nilai du DW 4 – du Terima H
a
apabila nilai 1. DW 4 – dL dan 2. DW dL Tidak ada keputusan
1.DL DW Du 2.4 - du DW 4 – dL
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil perhitungan melalui program SPSS menunjukkan Nilai DW hitungnya 1,796 lebih kecil dari 4 – du dan lebih besar dari du 1,68 1,796 2,32
dengan demikian diterima hipotesis H
o
. Artinya model estimasi tidak bergejala autokorelasi.
5.3.6 Hasil Analisis Regresi Berganda untuk X
1
X
2
Dan X
3
Terhadap Y
2
Berdasarkan Tabel 50 bahwa besarnya pengaruh variable pemberdayaan SDM aparatur X
1
terhadap variable pembangunan daerah Y
2
yang dihitung dengan koefisien regresi berganda dan hasilnya menunjukkan bahwa variable pemberdayaan
SDM aparatur pemerintah mempunyai pengaruh positif terhadap pembangunan daerah, hal ini didasarkan pada pertimbangan nilai Sig.= 0,005 0,05, tetapi belum
dapat diyakini secara nyata koefisiennya 0,117 artinya, besarnya perubahan pemberdayaan SDM aparatur pada strata tertentu, dengan menganggap factor lain
tetap maka akan meningkatkan strata pembangunan daerah sebesar 0,117. H
o
Diterima
2 dL du
1,58 1,68 4-du 4-dl
2,32 2,42
Universitas Sumatera Utara
Variabel kualitas perencanaan mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pembangunan daerah, hal ini didasarkan pertimbangan keputusan
nilai sig lebih dari toleransi Nilai Sig = 0,016 0,05, koefisiennya menunjukkan 0,159. Apabila meningkatnya kualitas perencanaan pada strata tertentu maka akan
menurunkan strata pembangunan daerah 0,159, artinya apabila kualitas perencanaan meningkat pada strata tertentu dengan menganggap faktor lain tetap maka akan
menurunkan strata pembangunan daerah sebesar 0,159 Variabel kinerja aparatur mempunyai pengaruh yang positif terhadap
pembangunan daerah hal ini didasarkan pada pertimbangan nilai Sig.= 0,005 0,05, tetapi belum dapat diyakini secara nyata koefisiennya menunjukkan 0,143 artinya
apabila kinerja aparatur meningkat strata tertentu dengan menganggap faktor lain
tetap maka akan meningkatkan strata Pembangunan Daerah sebesar 0,14.
Secara bersama variabel pemberdayaan SDM aparatur pemerintah, kualitas perencanaan dan kinerja aparatur hanya mampu menjelaskan variasi pembangunan
daerah sebesar 18,50, R
2
=0,185, sedangkan sisanya sebesar 81,50 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan pada model estimasi.
Tabel 50. Hasil Regresi Pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah, Kualitas Perencanaan Dan Kinerja Aparatur Terhadap Pembangunan Daerah
Variabel Koefisien
t
tabel
Sig
Konstanta 12,400
2,632 0,010
Pemberdayaan SDM
Aparatur X
1
Kualitas Perencanaan X
2
0,117
0,159 2,576
-2,239 0,012
0,028
Universitas Sumatera Utara
Kinerja Aparatur X
3
0,143 2,381
0,020 R
2
= 0,185 F
sig
= 0,002 apabila Nilai sig t α 5 signifikan
apabila Nilai sig t α 5 toleransi
Sumber: Lampiran III hal 2526
Dalam rangka kajian prediksi model estimasi ini perlu dilakukan uji persyaratan regresi berganda, dengan uji penyimpangan atau asumsi klasik yang
meliputi, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi dapat digunakan dengan