1.  Uji Multikolinieritas
Untuk  menunjuk  apakah  model  regresi  berganda  yang  digunakan  bergejala multikolinieritas dapat dilakukan  dengan uji tolerance dan variance inflation factor
VIF, dengan dasar pertimbangan dapat dilihat pada tabel:
Tabel 42. Dasar pertimbangan Tolerance dan VIP
Tolerance VIF
Keterangan Pertimbangan
Keputusan Pertimbangan
Multikolinieritas
Variabel Xi Nilai  koef.Var.Xi    0,05
tidak bergejala
kolonieritas Nilai  koef.Var.  Xi    5
= bergejala
Nilai  koef.Var.Xi    0,05 bergejala
Nilai koef.Var.Xi  5 = tidak bergejala
Dengan  dasar  keputusan  ini  dapat  ditentukan  bahwa  variabel  kualitas perencanaan  tidak  bergejala  kolonieritas.    Variabel  kinerja  aparatur  tidak  bergejala
kolonieritas.
Tabel 43. Hasil Diagnostic Tolerance dan VIF
Keterangan Tolerance
VIF 1.
Kualitas perencanaan 0,925  0,05
1,081  5 2.
Kinerja Aparatur 0,925 0,05
10,081  5
Sumber : Lampiran III hal 6
Variabel tidak bergejala kolonieritas
2.  Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Heteroskedastisitas merupakan s
yarat kedua untuk menguji model regresi berganda.  Untuk melihat apakah model estimasi bergejala Heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan Rank Spearman dengan dasar pertimbangan keputusan Hipotesis: H
o
: ρ = 0 tidak bergejala heteroskedastisitas
H
a
: ρ   0 bergejala heteroskedastisitas
Terima H
o
apabila nilai sig  α toleransi Terima H
a
apabila nilai sig  α toleransi Berdasarkan  hasil  perhitungan  Rank  Spearman  dengan  program  SPSS  dapat
dilihat pada table dibawah ini ;
Tabel 44. Uji Rank Spearman
Residual Kualitas
Perencanaan Kinerja Aparatur
Korelasi − 0,003
− 0,028 Sig 2 tabel
N 0,979
0,807
Sumber :  Lampiran III hal 8
Dari  tabel  di  atas  dapat  diputuskan  bahwa  variable  kualitas  perencanaan  tidak bergejala  heteroskedastisitas  dengan  pertimbangan  nilai  sig  0,979    α  tolerasi  0,05.
Variabel  kinerja  aparatur  pemerintah  tidak  bergejala  heteroskedastisitas  dengan pertimbangan nilai sig 0,807  α toleransi 0,05.
3.   Uji Autokorelasi
Autokorelasi  merupakan  syarat  yang  ketiga  untuk  menguji  regresi  linier berganda.  Untuk melihat apakah model estimasi yang digunakan bergejala Autokorelasi
dapat  digunakan  Diagnostic  Durbin  Watson  Test  DW  Test  dengan  pertimbangan keputusan Hipotesis:
Universitas Sumatera Utara
H
o
: DW = 0 tidak bergejala autokorelasi
Ha: DW   0 bergejala autokorelasi
Terima H
o
apabila nilai du  DW  4 – du Terima H
a
apabila nilai 1.  DW  4 – dL 2. DW  dL
Tidak ada keputusan 3.
DL  DW  Du 4.
4 - du DW  4 – dL
Berdasarkan  hasil  perhitungan  melalui  program  SPSS  menunjukkan  Nilai  DW hitungnya  2,044  lebih  kecil  dari  4  –  du  dan  lebih  besar  dari  du  1,68    2,044    2,32
dengan
demikian  diterima  hipotesis  H
o
.    Artinya  model  estimasi  tidak  bergejala autokorelasi.
5.3.5   Hasil Analisis Regresi Berganda untuk X
1
X
2
Dan X
3
terhadap Y
1
Berdasarkan Tabel 45  bahwa besarnya pengaruh variable pemberdayaan SDM aparatur  X
1
terhadap  variable  Good  Governance  Y
1
yang  dihitung  dengan koefisien  regresi berganda dan hasilnya menunjukkan bahwa variable pemberdayaan
SDM  aparatur  pemerintah  mempunyai  pengaruh  positif  terhadap  good  governance. H
o
Diterima
2 dL     du
1,58 1,68 4-du      4-dl
2,32    2,42
Universitas Sumatera Utara
Hal ini didasarkan pada pertimbangan Nilai Sig.= 0,000  0,05, tetapi belum dapat diyakini secara nyata koeisiennya 0,209, artinya
besarnya perubahan dengan pemberdayaan SDM aparatur pada strata tertentu, dengan menganggap  factor  lain  tetap  maka  akan  meningkatkan  strata  Good  Governance
sebesar 0,209. Variabel  kualitas  perencanaan  X
2
mempunyai  pengaruh  positif  terhadap Good  Governance
Y
1
hal  ini  didasarkan  pada  pertimbangan  Nilai  Sig.=  0,026 0,05 , tetapi belum dapat diyakini secara nyata koefisiennya 0,195, artinya besarnya
perubahan kualitas perencanaan pada strata tertentu, dengan menganggap faktor  ain tetap, maka akan meningkatkan strata Good Governance sebesar 195.
Variabel  kinerja  aparatur  X3  mempunyai  pengaruh  yang  negatif  dan terhadap Good Governance Y
1
.    Hal ini didasarkan pertimbangan keputusan nilai sig lebih dari toleransi Nilai Sig = 0,203  0,05,  koefisiennya menunjukkan 0,093.
Dalam arti bila meningkat strata kinerja aparatur, maka akan menurunkan strata Good Governance
sebesar 0,093, artinya apabila kinerja aparatur meningkat strata tertentu, dengan  menganggap  faktor  lain  tetap  maka  akan  menurunkan  strata  Good
Governance sebesar 0,093 Secara  bersama  variabel  pemberdayaan  SDM  aparatur  pemerintah,  kualitas
perencanaan  dan  kinerja  aparatur,  hanya  mampu  memberikan  penjelasan  variasi Good  Governance
sebesar  26  R
2
=0,261,  sedangkan  sisanya  sebesar  74 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan pada model estimasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 46. Hasil Regresi Pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah, Kualitas Perencanaan Dan Kinerja Aparatur Terhadap
Good Governance Variabel
Koefisien t
tabel
Sig
Konstanta 7,517
1,324 0,190
Pemberdayaan SDM
Aparatur X
1
Kualitas Perencanaan X
2
Kinerja  Aparatur X
3
0,209
0,195 0,093
3,811
2,279 -1,283
0,000
0,026 0,203
R
2
= 0,261 F
sig
= 0,000 apabila Nilai sig t  α 5 signifikan
apabila Nilai sig t  α 5 toleransi
Sumber: Lampiran III hal 1011
Dalam  rangka  kajian  prediksi  model  estimasi  ini  perlu  dilakukan  uji persyaratan  regresi  berganda,  dengan  uji  penyimpangan  atau  asumsi  klasik    yang
meliputi, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi.  Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi dapat digunakan dengan