Konsep Kewilayahan Pengalaman Pelatihan Dan Kursus :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kewilayahan

Ilmu pembangunan wilayah merupakan ilmu yang relatif masih baru. Budiharsono 2001 menyebutkan bahwa ilmu pembangunan wilayah merupakan wahana lintas disiplin yang mencakup berbagai teori dan ilmu terapan yaitu: geografi, ekonomi, sosiologi, matematika, statistika, ilmu politik, perencanaan daerah, ilmu lingkungan dan sebagainya. Oleh karena itu ilmu pengetahuan wilayah setidaknya perlu ditopang oleh 6 pilar analisis, yaitu: 1 analisis biogeofisik; 2 analisis ekonomi; 3 analisis sosiobudaya; 4 analisis kelembagaan; 5 analisis lokasi; 6 analisis lingkungan. Rustiadi 2002 menyebutkan bahwa lingkup kajian perencanaan pengembangan wilayah sangat luas, sebagai bidang kajian yang membentang dari lingkup ilmu yang bersifat multidisiplin, mencakup bidang-bidang ilmu mengenai fisik, sosial ekonomi hingga manajemen. Dari sisi proses kajian pembangunan mencakup hal-hal mengenai: 1 aspek pemahaman, yakni aspek yang menekankan pada upaya memahami fenomena fisik alamiah hingga sosial ekonomi di dalam dan antar wilayah, dalam konteks ini pengetahuan mengenai teknik-teknik analisis dan model-model sistem merupakan alat tools penting yang perlu dipahami, untuk mengenal dan mendalami permasalahan-permasalahan maupun potensi-potensi pembangunan wilayah, 2 aspek perencanaan, mencakup proses formulasi masalah, Universitas Sumatera Utara teknik-teknik desain dan pemetaan hingga perencanaan, dan 3 aspek kebijakan, mencakup pendekatan-pendekatan evaluasi, perumusan tujuan-tujuan pembangunan serta proses melaksanakannya, mencakup proses-proses politik, administrasi, dan manajerial pembangunan. Secara harfiah, Rustiadi 2002 menyebutkan bahwa regional science dapat dipandang sebagai ilmu yang mempelajari aspek-aspek dan kaidah-kaidah kewilayahan, dan mencari cara-cara yang efektif dalam mempertimbangkan aspek- aspek dan kaidah-kaidah tersebut ke dalam proses perencanaan pengembangan kualitas hidup dan kehidupan manusia. Dalam hal ini regional science tidak didefinisikan sebagai ‘ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan pembangunan di suatu wilayah’, karena pengertian demikian tidak memberikan spesifikasi yang jelas terhadap bidang keilmuan regional science. Secara ilustrasi, walaupun kata ‘di suatu wilayah’ itu dihilangkan, kita tetap bisa menangkap suatu pemahaman bahwa setiap pembangunan pasti dilakukan pada suatu wilayah atau areal tertentu. Padahal penambahan kata ‘wilayah’ ini dimaksudkan untuk memberikan kekhasan bahwa regional science adalah bidang ilmu yang berbeda dengan bidang-bidang ilmu perencanaan pembangunan lainnya, yakni dengan adanya penekanan terhadap pentingnya pertimbangan dimensi kewilayahan. Selanjutnya Budiharsono 2001 menyebutkan pentingnya ilmu pembangunan wilayah dalam konteks pembangunan di Indonesia dan wilayah pesisir pada khususnya, dikarenakan : Universitas Sumatera Utara 1. Indonesia merupakan negara kepulauan, di mana kegiatan-kegiatan pembangunan saat ini dipusatkan di bagian barat. Konsentrasi demikian menimbulkan isu pengembangan wilayah ‘outer island’ yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang berdimensi wilayah. 2. Pembangunan masa lalu lebih menitikberatkan pada pembangunan daratan dari lautan, sehingga pembangunan pesisir relatif tertinggal. Masyarakat pesisir relatif lebih miskin dari wilayah daratan lainnya. Kondisi ini diperburuk dengan posisi politik nelayan yang relatif lemah dibanding dengan posisi lainnya. 3. Letak geografis Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh faktor geologis dan ekologis yang menyebabkan keragaman lingkungan. 4. Keragaman kultural menyebabkan adanya perbedaan persepsi terhadap pembangunan. 5. Sifat pembangunan politik di Indonesia yang diwarnai oleh kekuatan politik wilayah. 6. Adanya kebijakan otonomi daerah, yang merupakan antisipasi terhadap maraknya tuntutan lepasnya beberapa daerah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Diharapkan pemerintah dapat membangun sesuai kebutuhan dan kemampuannya sendiri. 7. Pembangunan Indonesia masih bersifat sektoral, sehingga hasil yang dicapai tidak optimal.

2.1.1 Teori Perencanaan Theory Planning

Universitas Sumatera Utara Lawton dan Rose 1995 , menyatakan bahwa perencanaan dapat dilihat sebagai suatu proses di mana tujuan-tujuan, bukti-bukti faktual dan asumsi-asumsi diterjemahkan sebagai suatu proses argumen logis kedalam penerapan kebijaksanaan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Kartasasmita 1997: 48; Perkembangan Pemikiran dan Prakteknya di Indonesia menyatakan “Pada dasarnya perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki”. “...and situations as they are and find a way to solve problemes” artinya perencanaan merupakan penerapan intelegensia untuk mengolah fakta-fakta dan situasi apa adanya dan menemukan suatu cara untuk memecahkan masalah- masalah. Miraza 2005, Wilayah adalah kumpulan daerah berhampiran, sebagai satu kesatuan geografis dalam bentuk dan ukurannya. Wilayah memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia serta posisi geografis yang dapat diolah dan dimanfaatkan secara efisiensi dan efektif melalui perencanaan yang komprehensif dan satu sama lain saling bersentuhan, yang semuanya bermuara pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tarigan 2004 , definisi perencanaan wilayah adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai factor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan langkah-langkah Universitas Sumatera Utara untuk mencapai tujuan tersebut, serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut. Perencanaan Wilayah, menurut Miraza 2004 , adalah “suatu perencanaan yang berjangka panjang, bertahap dan tersistematis dengan suatu tujuan yang jelas”. Tujuan yang jelas ini adalah yang menyangkut pada keselarasan kepentingan stakeholders , baik masyarakat dari berbagai lapisan, kelompok pengusaha maupun pemerintah sendiri. Perencanaan wilayah menyangkut pada bagaimana pemanfaatan potensi wilayah, baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun potensi sumber daya buatan yang harus dilaksanakan secara fully dan efficiently agar pemanfaatan potensi dimaksud benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara maksimal. Disamping itu juga perlu ada pemikiran bagaimana dunia usaha dapat berkiprah secara ekonomis serta pemerintah mendapatkan manfaat dari semua keadaan ini bagi kelangsungan kepemerintahan yang baik. Widodo 2006 perencanaan adalah upaya institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah. Conyers Hills dalam Arsyad 1999 , bahwa perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan- pilihan berbagai alternative penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan definisi diatas, Arsyad 1999 berpendapat ada empat elemen dasar perencanaan, yaitu : 1. Merencanakan berarti memilih; 2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya; 3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan; 4. Perencanaan berorientasi ke masa depan. Secara garis besar, ada tiga kelompok model perencanaan, yakni konsistensi, optimisasi dan simulasi. Model konsistensi terbentuk oleh sederetan persamaan simultan. Beberapa tujuan pembangunan diupayakan untuk mencapai konsisten dengan karakteristik utama berorientasi kesisi permintaan. Model optimisasi menekankan pencapaian optimum dari suatu tujuan akibat kendala-kendala atau keterbatasan sumber daya. Alat analisis yang populer dalam model optimisasi adalah pemograman linier linier programming. Model simulasi berorientasi kesuatu percobaan terhadap sistem ekonomi yang dirumuskan melalui model. Pada kenyataannya, tidak satupun model yang menyajikan hasil terbaik. Modifikasi dan penggabungan sering dilakukan disesuaikan dengan kadar dan karakteristik ekonomi. Sumodiningrat 2004 , perencanaan pembangunan wilayah merupakan suatu upaya merumuskan dan mengimplikasikan kerangka teori ke dalam kebijakan ekonomi dan program pembangunan yang didalamnya mempertimbangkan aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan. Universitas Sumatera Utara Pengembangan wilayah merupakan program menyeluruh dan terpadu dari semua kegiatan dengan memperhitungkan sumberdaya yang ada dan memberikan kontribusi kepada pembangunan suatu wilayah. Konsep pengembangan wilayah adalah suatu upaya dalam mewujudkan keterpaduan penggunaan sumberdaya dengan penyeimbangan dan penyerasian pembangunan antar daerah, antar sector serta antar pelaku pembangunan dalam mewujudkan tujuan pembangunan daerah Anwar, 1999. Berdasarkan defenisi, pendapat dan pandangan para pakar sebagaimana diatas sintesa pendapat penulis terhadap perencanaan wilayah substansinya lebih mengena kepada pandangan atau pendapat Miraza 2004 dimana perencanaan wilayah adalah “suatu perencanaan yang berjangka panjang, bertahap dan tersistematis dengan suatu tujuan yang jelas”. Tujuan yang jelas ini adalah yang menyangkut pada keselarasan kepentingan stakeholders, baik masyarakat dari berbagai lapisan, kelompok pengusaha maupun pemerintah sendiri. Perencanaan wilayah menyangkut pada bagaimana pemanfaatan potensi wilayah, baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun potensi sumber daya buatan yang harus dilaksanakan secara fully dan efficiently agar pemanfaatan potensi dimaksud benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara maksimal. Berdasarkan substansi ini nantinya penulis lebih focus pada potensi sumber daya manusia dan peranannya sesuai dengan kewenangannya dalam mengelola pembangunan daerah untuk mewujudkan Good Governance. Dan disamping itu untuk memperkaya wawasan dalam penulisan dan pembahasan nantinya masih Universitas Sumatera Utara diperlukan teori-teori yang relepansinya masih berkaitan dalam penelitian nantinya, antaralain adalah sebagai berikut. Inti dari teori perencanaan adalah proses perencanaan. Perencana baik individual maupun kelompok membawa konsep – konsep utama. Teori perencanaan, Moekijat, 1980 terdiri dari 3 tiga teori, yaitu : 1. Theory of Planning yaitu menjelaskan prinsip - prinsip, prosedur dan langkah– langkah normatif yang seharusnyasebaiknya dijalankan dalam proses perencanaan untuk menghasilkan outputs dan outcomes yang efektif. 2. Theory in Planning yaitu merupakan teori substantif dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dengan bidang perencanaan. 3. Theory for planning yaitu menjelaskan prinsip etika, nilai dan moral yang menjadi pertimbangan bagi perencana didalam menjalankan peranannya. Untuk pembagian ketiga teori perencanaan tersebut, dapat dijelaskan berikut ini :

1. Theory of Planning

Theory of Planning yaitu menjelaskan prinsip - prinsip, prosedur dan langkah langkah normatif yang seharusnyasebaiknya dijalankan dalam proses perencanaan untuk menghasilkan outputs dan outcomes yang efektif. Prinsip – prinsip perencanaan : - Memandang ke masa depan yang tidak berkepastian - Mengetahui adanya masalah sosial ekonomi yang akut - Menyadari adanya faktor internal dan eksternal yang harus ditanggapi Universitas Sumatera Utara