organisasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk masa depan, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Jawaban responden terhadap proses dan perencanaan dievaluasi
berkesinambungan, persentase paling tinggi adalah jawaban ragu-ragu sebanyak 59 atau 46 orang
. Dari pernyataan di atas responden menyatakan bahwa dalam proses dan perencanaan kurang dievaluasi berkesinambungan. Evaluasi merupakan
proses penilaian
dalam organisasi
pemerintah, jika
dilakukan secara
berkesinambungan maka efektivitas kerja suatu organisasi akan menjadi lebih baik, serta bisa digunakan untuk menganalisis situasi untuk program organisasi
selanjutnya. Atas jawaban responden dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 19. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Proses Perencanaan N=78
Kategori jawaban Sangat
Tidak Setuju
1 Tidak
Setuju 2
Ragu- Ragu
3 Setuju
4 Sangat
Setuju 5
No. Sub Variabel
F F
F F
F
1.
Sesuai dengan SOP
1 1,28
11 14,10
17 21,79
49 62,82
2.
Kordinasi
dengan
instansi terkait
2 2,56
12 15,38
20 25,64
44 56,41
3.
Perencanaan
dapat
dilaksanakan
1 1,28
21 26,92
17 21,79
39 50
4.
Dievaluasi berkesinambungan
18 23,08
46 58,97
14 17,95
c. Kualitas Manajemen
Jawaban responden terhadap proses dan perencanaan dievaluasi
berkesinambungan, persentase paling tinggi adalah jawaban setuju sebanyak 59 atau 46 orang
. Dari pernyataan di atas responden menyatakan bahwa pada SKPD
Universitas Sumatera Utara
didahului dengan menetapkan prioritas kerja dalam rangka peningkatan kualitas dan manajemen.
Jawaban responden terhadap kualitas dan manajemen di SKPD, menetapkan kualitas kerja merupakan hasil evaluasi secara berkala dan berkesinambungan,
persentase paling tinggi adalah jawaban setuju sebanyak 36 atau 28 orang. Dari
pernyataan di atas responden menyatakan bahwa SKPD menetapkan kualitas kerja dan melaporkan hasil evaluasi secara berkala dan berkesinambungan. Laporan hasil
evaluasi merupakan hal yang harus dilakukan pada setiap SKPD karena dapat menjadi ukuran pencapaian kinerja yang telah terealisasi.
Jawaban responden terhadap kualitas dan manajemen di SKPD berdasarkan
standarisasi, persentase paling tinggi adalah jawaban setuju sebanyak 37 atau 29 orang
. Dari pernyataan di atas responden menyatakan bahwa di SKPD telah berdasarkan standarisasi. Pejabat SKPD sebagai penerima amanah seharusnya
menjadikan standarisasi sebagai bahan evaluasi kinerja dan penilaian dalam setiap pekerjaan. Pencapaian standarisasi tersebut adalah gambaran dari pencapaian kinerja
yang telah diwujudkan oleh suatu SKPD pada unit kerja. Atas jawaban responden dapat dilihat pada table berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 20. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kualitas Manajemen
Kategori jawaban Sangat
Tidak Setuju
1 Tidak
Setuju 2
Ragu- Ragu
3 Setuju
4 Sangat
Setuju 5
No. Sub Variabel
F F
F F
F
1. Prioritas kerja
2 2,56 3
3,85 16 20,51 17 21,79 40 51,28 2.
Hasil evaluasi
berkala dan
berkesinambungan
1 1,28 19 24,36 16 20,51 28 35,90 14 17,95 3.
Standarisasi pelayanan
0 19 24,36 17 21,79 29 37,18 13 16,67
5.2.3.3 Variabel Kinerja Aparatur X
3
a.
Kinerja yang Dilakukan
Jawaban responden tentang kinerja sesuai dengan harapan dan tujuan
organisasi, persentase paling tinggi adalah jawaban ragu-ragu sebanyak 24 atau 19 orang
. Dari pernyataan di atas responden menyatakan tidak yakin akan kesesuaian kinerja dengan harapan dan tujuan organisasi dapat terlaksana. Hal ini
bisa saja disebabkan karena kurangnya evaluasi dari setiap hasil kerja yang telah dilaksanakan, sehingga responden ragu akan pencapaian yang telah diraih organisasi.
Jawaban responden terhadap kinerja dipengaruhi oleh ketersediaan sarana
dan prasarana, persentase paling tinggi adalah jawaban setuju sebanyak 70 atau 55 orang
. Dari pernyataan di atas responden menyatakan bahwa sarana dan prasarana mempengaruhi pelaksanaan kinerja di unit kerja organisasi pemerintah.
Sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan kinerja di organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Jawaban responden terhadap kinerja dilakukan oleh aparatur yang
mempunyai kompetensi yang baik, persentase paling tinggi adalah jawaban ragu- ragu sebanyak 54 atau 22 orang
. Dari pernyataan di atas responden menyatakan ragu terhadap pelaksanaan kinerja yang dilakukan aparatur dari aparatur yang
mempunyai kompetensi yang baik. Baiknya kompetensi merupakan gambaran dari karakteristik dan kinerja pegawai yang efektif.
Jawaban responden terhadap tingkat capaian kinerja di SKPD berdasarkan
penetapan target kinerja jawaban cukup baik sebanyak 33 atau 41 orang. Dari
pernyataan di atas responden menyatakan pada umumnya pelaksanaan kinerja di SKPD sudah berdasarkan penetapan target kinerja. Atas jawaban responden dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 21. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kinerja yang Dilakukan N=78
Kategori jawaban Sangat
Tidak Baik
1 Kurang
Baik 2
Biasa 3
Cukup Baik
4 Sangat
Baik 5
No. Sub Variabel
F F
F F
F
1. Sesuai tujuan
organisasi 1 1,28 19 24,36 19 24,36 12 15,39 27 33,75
2. Ketersediaan
sarana dan
prasarana
3 3,85 4
5,13 2
2,56 55 70,51 14 17,95 3.
Kompetensi yang baik
3 3,85 6
7,69 22 28,20 42 53,85 5
6,41 4.
Berdasarkan penetapan
target kinerja 3 3,85
4 5,13 22 28,20 41 51,25
8 10,26
Universitas Sumatera Utara
b. Waktu Pekerjaan