Pengaturan lokasi dan waktu tangkap Ukuran Alat Tangkap

Tabel 48. Biomas stok dewasa dan TAC tiap zona Biomas Satuan Zona 1 Zona 2 Zona 3 B Stok Dewasa ton.ha -2 .th -1 149,044 121,763 6,219 TAC 85 ton.ha -2 .th -1 126,687 103,499 5,286 B stok dewasa = DD G Tabel 44 x 30IWK x 12 bulan TAC = 85 x B stok dewasa Sumber: Fulton, Smith and Smith 2007 dalam FAO, 2008

3. Intensitas Tangkap

Eksploitasi HPP pada zona 1 dan 2 melebihi dari kemampuan produksi total TPe. Agar eksploitasi HPP sama dengan produksi maka intensitas tangkap pada zona 1 dan 2 harus dikurang dari 1,4 dan 1,2 menjadi 1,23 pada zona 1 dan 0,83 pada zona 2. Sedangkan pada zona 3 tidak perlu ditingkatkan intensitas tangkapan per tripnya. Dengan demikian disimpulkan bahwa pada zona 3 agar pemanfaatan berkelanjutan, intensitas per trip hanya 1,23 dan pada zona 2 sebesar 0,83. Menurut Standal 2005 peningkatan intensitas tangkap dapat berpotensi meningkatkan produksi catch tetapi menyebabkan penurunan stok.

4. Pengaturan lokasi dan waktu tangkap

Pengaturan lokasi penangkapan ditentukan dari interval waktu tunggu saat eksploitasi sama dengan potensi yang tumbuh. Berdasarkan hasil analisa dari Tabel 44, pada zona 1 waktu kedatangan harus lebih dari 7 hari ditinggal, pada zona 2 lebih dari 8 hari ditinggal dan pada zona 3 lebih dari 6 hari ditinggal. Agar aktivitas penangkapan dapat berlangsung maka skenario kedatangan pada zona dapat dilakukan secara bergiliran sesuai waktu tersebut. Dalam satu tahun operasi penangkapan, maka scenario kedatangan diilustrasikan seperti Gambar 29. Zona 1 2 3 4 5 6 Zona 1 7 14 21 28 35 42 Zona 2 8 16 24 32 40 48 Zona 3 6 12 18 24 30 36 Gambar 29. Ilustrasi lama kedatangan menangkap di tiap lokasi. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Dari ilustrasi tersebut, pada zona 1 didatangi sebanyak 52 kali dalam setahun, pada zona 2 sebanyak 45 kali dalam setahun dan zona 3 sebanyak 60 kali dalam setahun. Dari pola pergiliran lokasi penangkapan tersebut, maka pemanfaatan simping dapat dibedakan dalam 2 kategori yaitu 1 pemanfaatan jangka pendek, 2 pemanfaatan jangka menengah dan 3 pemanfaatan jangka panjang. Pemanfaatan jangka pendek yaitu melakukan penangkapan sesuai dengan jumlah biomas yang tumbuh di zona 3. Pemanfaatan jangka menengah yaitu di prioitas pada zona 1 dan pemanfaatan jangka panjan di zona 2. Dengan demikian, maka agar proses penangkapan dapat berlangsung secara terus menerus, pola pemanfaatan dengan system pergiliran ini baik bagi keberlanjutan simping.

5. Ukuran Alat Tangkap

Menurut beberapa penelitian Darmaraj. et al 2004, Madrones Ladja and Julie 1999 umumnya meshsize alat yang digunakan adalah 1,3 inch. Populasi simping dewasa umumnya berukuran lebih dari 4 cm, sehingga untuk mengoptimalkan tangkapan populasi dewasa sebaiknya digunakan alat tangkap berukuran antara 1,7-2 inc 4-5 cm. Sedangkan untuk garok pada lokasi penelitian jarak mata garpu garok sekitar 1,3 inch. Dengan merubahan ukuran menjadi 1,7-2 inch maka sesungguhnya peluang spat dan muda lepas dari alat tangkap tidak tertangkap menjadi lebih besar. Dan populasi spat dan muda tidak menjadi kritis. Sedangkan waktu penangkapan perlu diperpanjang agar produksi dapat mengimbangi eksploitasi dan stok selalu dalam kondisi mantap Tabel 40. 1,3 inch 2 cm 1,7-2 inch 4-5 cm Gambar 30. Ukuran Alat Tangkap Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com

6. Potensi Ekonomi