Alluvium seluas 60.694 hektar 49,51
Pleistocen vulcanic facies seluas 44.441 hektar 33,81
Pliocen sedimentary seluas 16.337 hektar 13,33, dan
Niocens sedimentary seluas 4.108 hektar 3,35
Kabupaten Tangerang mempunyai temperatur rata-rata 27,46
o
C dengan penyinaran matahari 53,53 dan kelembaban nisbi 84,05. Sedangkan curah
hujan rata-rata adalah 195,21 mmbulan dengan banyak hari hujan 13 hari tiap bulannya. Untuk wilayah pesisir, curah hujan berkisar antara 500 - 1.500
mmtahun.
2.1.1. Perikanan Tangkap
Pesisir Tangerang termasuk daerah penangkapan ikan bagi nelayan tradisional. Lokasi yang menjadi daerah penangkapan berjarak di atas 4 mil ke
utara atau di perairan Pulau Seribu. Jenis ikan hasil tangkapan umumnya ikan pelagis kecil seperti kembung Rastrelliger sp, tetengkek Eleutrema
tetradactylus, petek Gazza minuta, ekor kuning Caesio sp, dan ikan tembang Sardinella sp.
Selain menangkap ikan, sebagian nelayan juga melakukan penangkapan udang Pennaeus sp, kepiting bakau Scylla serata, Rajungan Portunus
pelagicus dan udang-udang karang. Untuk jenis biota moluska yang banyak ditangkap adalah kerang hijau Perna viridis, kerang darah Anadara granosa,
kerang tutut, kerang macan Babylonia sp, dan kerang simping Placuna placenta Dinas Perikanan Kab Tangerang, 2006.
Kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap gillnet, jarring lingkar, pancing, sero dan bagan. Sedangkan untuk menangkap udang dan
kepiting banyak digunakan jaring rampus dan jaring angok. Moluska umumnya ditangkap dengan garok dan pengumpul kerang. Hasil tangkapan kemudian
didaratkan di TPI Tempat Pelelangan Ikan yang ada di Tangerang seperti di Kronjo dan Dadap serta di muara Mauk.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
2.1.2. Perikanan Budidaya
Selain sebagai lokasi penangkapan, juga terdapat daerah yang menjadi lokasi budidaya. Kegiatan budidaya yang banyak dikembangkan adalah budidaya
kerang hijau. Kerang hijau ditanam di lokasi bagan dengan menggunakan system tali. Tali dipasang antara tiang pancang atau tiang bagan. Masa pembudidayaan
pembesaran kerang hijau juga bervariasi antara 5-6 bulan dengan ukuran panen mencapai 7-9 cm PKSPL, 2006. Hasil budidaya di bagan tancap mencapai 5
kwintal sampai 2 ton per panen pada masing-masing bagan. Tingginya produksi ini lebih disebabkan karena melimpahnya bahan organic di perairan tersebut yang
sesuai untuk perkembangan hidup populasi kerang.
Selain budidaya kerang hijau, di pesisir juga ditemukan aktivitas budidaya udang dan bandeng. Lokasi seperti di Tanjung Tenjo Ayu, Mauk, Tanjung Anom
banyak terdapat lokasi budidaya udang Pennaeus sp dan bandeng Chanos- chanos. Namun salah satu kendala dari kegiatan tersebut adalah system
pengelolaan lahan yang menyebabkan makin menurunnya produktivitas lahan budidaya.
2.1.3. Pariwisata