Pengelolaan Simping TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Pengelolaan Simping

Pengelolaan simping dapat dilakukan dengan pendekatan berbasis ekosistem Ecosystem based approach. Pendekatan pengelolaan berbasis ekosistem terbagi dalam beberapa aspek yaitu 1 proses manajemen, 2 konsepsi lingkungan dan biologi, 3 pertimbangan teknologi, 4 dimensi sosial dan ekonomi, 5 fungsi dan konsep kelembagaan 6 skala waktu dalam proses manajemen perikanan, 7 pendekatan pencegahan monitoring dan controling, 8 syarat-syarat khusus lainnya yang menyangkut sumberdaya simping. Dalam pengelolaan perikanan berbasis ekosistem setidaknya ada 5 prinsip yang harus dipahami FAO, 2008 yaitu: a. Perikanan harus dikelola untuk mengurangi dengan membatasi dampaknya pada ekosistem sejauh mungkin. b. Hubunganekologis antara hasil tangkapan, spesies tunggal dan berkelompok harus di jaga. c. Ukuran pengelolaan seharusnya saling sesuai pada seluruh distribusi sumber daya lintas wilayah hukum dan rencana pengelolaan . d. Pendekatan kehati-hatian harus diterapkan karena pengetahuan tentang ekosistem tidak lengkap e. Pemerintahan harus memastikan baik keselamatan manusia dan ekosistem dan keseimbangan. Ukuran pengelolaan sumberdaya moluska menurut www.dfg.ca.gov, 2002 di bagian Utara California dilakukan dengan pendekatan yaitu 1 pembatasan ukuran alat tangkap, 2 membentuk area perlindungan bagi moluska yang belum dewasa, 3 menetapkan batas ukuran yang boleh ditangkap, 4 memberlakukan sistim musim buka-tutup close season 5 melakukan pembatasan tangkapan baik tangkapan harian maupun tangkapan tahunan. Pengukuran dan monitoring pengelolaan perikanan konvensional dilakukan untuk mengatur laju kematian karena penangkapan melalui pengendalian input dan output dan teknik termasuk distribusi spatial. Sehingga dapat diatur input yang perlu diberikan, dengan mempertimbangkan out dari proses pemafaatan sumberdaya perikanan tersebut. Rekayasa teknologi diperlukan jika terjadi penyimpangan terhadap sumberdaya yang akan mengancam keberlanjutannya. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Pengelolaan dilakukan agar stok dapat terus tersedia dalam jangka panjang. Untuk perencanaan yang diperlukan untuk dilakukan adalah 1 menetapkan kriteria untuk evaluasi stok diantaranya penetapan ukuran tangkap rekruitment yang harus lebih dari 6 cm, density indha dan hasil tangkap per satuan upaya. 2 menetapkan batas yang boleh ditangkap TACkuota tangkap, TAC dapat ditentukan berdasarkan index lokasi berdasarkan kelimpahan, atau dari hasil analisis indek kelimpahan lokasi dan rekruitment. 3 Pengaturan tingkat tangkapan aktual dan 4 penutupan lokasi tangkapan yang mendekati kritis. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pengelolaan sumberdaya simping harus mengikuti prinsip 1 kelestarian dan kesesuaian habitat, 2 keberlanjutan secara ekonomi dan ekologi, 3 dan terukur. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pengelolaan harus dilakukan dengan pendekatan 1 pendekatan teknologi penangkapan, 2 pendekatan daya dukung, dan 3 pendekatan konservasi biologi dan ekosistem. Dengan ini diharapkan terciptanya suatu mekanisme pengelolaan yang berkelanjutan. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, maka penelitian ini diharapkan menjadi dasar pendekatan pengelolaan perikanan terpadu. Tim R Mc Clanahan and Juan Carlos Castilla 2007 menyusun model pengelolaan perikanan yang berkelanjutan seperti Gambar 4. ENVIRONMENT SUSTAINABLE POLICY AND MANAGEMENT MANAGEMENT USELIMIT -Gear -Time -Space - Species - Size - Effort RESOURCES - Abundance - Structure - Process - Biodiversity HARVESTING Intensitas Tangkap Physical Flow Information Flow Zonasi Model Hubungan Sub Komponen Pengelolaan Simping, Modifikasi dari Tim R Mc Clanahan and Juan Carlos Castilla: Fisheries Management: Progres Toward Sustainability 2007 Gambar 4. Hubungan dari setiap sub komponen dari pengelolaan berkelanjutan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Kerangka model pengelolaan perikanan berkelanjutan IFM yang terdiri dari setiap sub komponen diatas, dapat dibangun melalui hasil-hasil penelitian ini. Menurut Tim R Mc Clanahan and Juan Carlos Castilla 2007 hubungan antar komponen di agar menjadi lebih terukuran harus memiliki aliran informasi dan data. Dengan demikian pendekatan pengelolaan berkelanjutan akan menjadi lebih terukur. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com

3. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di kawasan pesisir kabupaten Tangerang, yang panjang pantainya mencapai 38,6 km. Area pengambilan contoh terletak antara Tanjung Anom Kecamatan Mauk, Tangerang dengan Tenjo Ayu Kecamatan Tanara, Serang. Panjang pantai yang menjadi area penelitian mencapai 4 km yang terbagi atas 6 area sejajar pantai dan 3 kedalaman tegak lurus pantai seperti Gambar 5. Gambar 5. Lokasi Penelitian di Teluk Kronjo Penelitian pendahuluan dilaksanakan antara April 2007-Februari 2008, sedangkan penelitian utama dilaksanakan Maret 2008 – September 2008. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu 1 penelitian distribusi dan estimasi potensi 2 penelitian intensitas tangkap dan hasil tangkap, 3 penelitian daya pulih PB dan daya dukung untuk merumuskan pengelolaan. Pengumpulan data penelitian potensi dan distribusi dilakukan selama 3 bulan Maret-Mei 2008 dengan interval 1 bulan. Penelitian intensitas tangkap dan hasil tangkap selama 1 bulan April 2008 dengan interval 2 minggu serta penelitian Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com