2. Pengendalian Penangkapan Zona pengendalian penangkapan pada area konservasi dimaksudkan yaitu
sebagai kawasan pemanfaatan terbatas. Tingkat pemanfaatan masih dapat dilakukan tetapi harus dikendalikan agar sesuai dengan daya dukung. Stadia
yang harus diatur pemanfaatanya adalah dewasa pada zona 2 dan muda pada zona 3. Pengendalian penangkapan lebih utama ditujukan bagi stadia yang
menjadi target penangkapan yaitu stadia dewasa.
3. Pemanfaatan optimal Zona pemanfaatan atau eksploitasi berkelanjutan di prioritaskan pada zona 1
dan zona 3 untuk stadia dewasa. Kondisi stok yang mantap dan dalam kondisi under-ekploitasi masih potensial diusahakan. Namun karena
ketersediaan potensi yang rendah maka pemanfaatan juga harus tetap dijaga dengan interval waktu penangkapan selama 7 hari sekali.
Menurut Gerber et al 2003 konsep perlindungan sumberdaya single species saat ini mulai banyak di kembangkan karena pertimbangan perbedaan life
history dari setiap sumberdaya yang ada. Walaupun kebijakan perlindungan single species ini mengabaikan beberapa isu penting seperti interaksi spesies, kompetisi
dan predasi.
8.6.3.2. Pengelolaan produksi dan operasional
Pengelolaan produksi yaitu mengatur agar tingkat kemantapan stok tidak mengalami penurunan dan operasional penangkapan dapat berjalan secara baik.
Dalam menjaga keseimbanan produksi, maka perlu diperhatikan lama waktu pulih dari sumberdaya simping
Pengelolaan produksi selain memperhatikan aspek ekonomi juga dengan memperhatikan pertumbuhan stok. Dengan demikian maka hal yang perlu
diperhatikan adalah daya dukung area eksploitasi, kuota penangkapan, intensitas penangkapan, pengaturan lokasi penangkapan dan meszh size alat tangkap.
1. Daya Dukung Area Operasional DAO
Daya dukung area operasional atau daya dukung suatu zona adalah jumlah biomas yang terbentuk setelah di tinggal eksploitasi dengan tingkat produktivitas
tertentu. Daya dukung area operasional yaitu kemampuan pembentukan biomas
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
simping setelah di tinggal eksploitasi dalam suatu area penangkapan. Daya dukung area operasional penangkapan simping yaitu kemampuan area
penangkapan simping dalam menampung untuk berlangsungnya proses kehidupan simping. Daya dukung area operasional merupakan fungsi dari waktu di tinggal
eksploitasi dengan luas area operasional. Daya dukung terdiri dari daya dukung stok awal lestari dan daya dukung biomas yang tumbuh selama waktu di tinggal
eksploitasi Tabel IWK. Hasil perhitungan daya dukung area operasional di tiap zona disajikan pada Tabel berikut 47.
Tabel 47. Daya dukung area operasional ton
Daya Dukung Stadia
Zona 1 Zona 2
Zona 3 Spat
3.09 1.53
0.13 DD Bt
1
Muda 4.79
2.14 0.07
Dewasa 6.77
9.12 0.57
Total 14.65
12.79 0.77
Spat 0.72
0.31 0.03
DD G Muda
0.74 0.28
0.01 Dewasa
1.24 1.61
0.07 Total
2.69
a
2.20
a
0.11
b
Spat 3.81
1.83 0.16
DAO Muda
5.53 2.42
0.09 Dewasa
8.01 10.74
0.64 Total
17.34
a
14.99
a
0.89
a
F Spat
1.01 1.00
0.05 Muda
1.36 0.40
0.01 Dewasa
0.67 1.75
0.03 Total
3.05 3.15
0.09
Keterangan: DD Bt
1
= Daya dukung dari stok awal ton.ha
-1
.bln
-1
DD G = Daya dukung dari stok yang tumbuh ton.ha
-1
bln
-1
DAO = Daya dukung area operasional ton.ha
-1
bln
-1
F = Hasil tangkapan total per operasi ton.ha
-1
bln
-1
= Signifikan pada SK 95
Daya dukung pertumbuhan area operasional pada zona 1 mencapai 2,69 ton.h
-1
, pada zona 2 sebesar 2,2 ton.h
-
dan zona 3 sebesar 0,11 ton.h
-
. Sedangkan hasil tangkap operasional nelayan zona 1 mencapai 2,05 ton.h
-
, pada zona 2 mencapai 3,15 ton.h
-
dan zona 3 mencapai 0,09 ton.h
-
. Dari hasil perhitungan
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
tersebut terlihat bahwa daya dukung area operasional zona 1 dan 2 telah terlewati oleh tingkat eksploitasi.
Dari tabel diatas terlihat bahwa daya dukung area operasional nelayan di tiap zona berbeda secara statistik. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa;
1 Daya dukung area operasional pada zona 1 dan 2 cenderung lebih besar dari zona 3
2 Tingkat pemanfaatan atau tangkapan per operasi nelayan lebih besar dari daya dukung pembentukan biomas, dan beresiko menyebabkan stok awal
mengalami penurunan.
3 Daya dukung area operasional yang mengikuti pola pembentukan biomas, merupakan indikasi bahwa kemampuan tumbuh sangat menentukan bagi
daya dukung suatu area penangkapan.
2. Kuota TangkapTotal Allowable Catch TPe = P x IWK