tersebut terlihat bahwa daya dukung area operasional zona 1 dan 2 telah terlewati oleh tingkat eksploitasi.
Dari tabel diatas terlihat bahwa daya dukung area operasional nelayan di tiap zona berbeda secara statistik. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa;
1 Daya dukung area operasional pada zona 1 dan 2 cenderung lebih besar dari zona 3
2 Tingkat pemanfaatan atau tangkapan per operasi nelayan lebih besar dari daya dukung pembentukan biomas, dan beresiko menyebabkan stok awal
mengalami penurunan.
3 Daya dukung area operasional yang mengikuti pola pembentukan biomas, merupakan indikasi bahwa kemampuan tumbuh sangat menentukan bagi
daya dukung suatu area penangkapan.
2. Kuota TangkapTotal Allowable Catch TPe = P x IWK
Kuota tangkap adalah jumlah biomas yang di perboleh ditangkap dari TPe total produksi setelah ditinggal dalam interval waktu tertentu. Kuota
penangkapan tidak boleh melampaui kemampuan tumbuh setelah ditinggal TPe pada zona 1 yaitu 56 gr m
-2
hari
-1
, zona 2 sebesar 55,6 dan pada zona 3 lebih rendah yaitu 26,9 gr m
-2
hari
-1
. Kuota tangkap adalah total produksi dikurangi setengah dari simpangan total eksploitasi HPP K=TPe-12 STDEV HPP.
Dengan demikian, maka total kuota pada zona 1 sebesar sebesar 52,4 gr m
-2
, pada zona 2 sebesar 47 gr m
-2
dan zona 3 sebesar 24,7 gr m
-2
. Agar kegiatan penangkapan tidak beresiko pada penurunan stok lestari,
maka perlu ditetapkan rencana penangkapan. Untuk itu maka jumlah stok minimum yang dapat ditangkap agar stok berkelanjutan yaitu ada sebesar ΔBG
biomas yang tumbuh atau sebesar Bt
1
+ ΔBG-Bt
2
. Untuk itu target rencana produksi tidak melebihi dari jumlah biomas yang tumbuh di tiap zona agar selalu
berkelanjutan.
Penetapan kuota tangkap sebesar 85-90 juga dapat diterapkan seperti pada AMS project Fulton, Smith and Smith 2007 dalam FAO, 2008. Kuota tangkap ditetapkan dari
total biomas tumbuh yaitu sebesar 126,68 ton di zona 1, 103,4 ton.ha
-2
.th
-1
zona 2 dan 5,28 ton.ha
-2
.th
-1
zona 3 seperti Tabel berikut.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Tabel 48. Biomas stok dewasa dan TAC tiap zona
Biomas Satuan
Zona 1 Zona 2
Zona 3 B Stok Dewasa
ton.ha
-2
.th
-1
149,044 121,763
6,219 TAC 85
ton.ha
-2
.th
-1
126,687 103,499
5,286
B stok dewasa = DD G Tabel 44 x 30IWK x 12 bulan TAC = 85 x B stok dewasa Sumber: Fulton, Smith and Smith 2007 dalam FAO, 2008
3. Intensitas Tangkap
Eksploitasi HPP pada zona 1 dan 2 melebihi dari kemampuan produksi
total TPe. Agar eksploitasi HPP sama dengan produksi maka intensitas tangkap pada zona 1 dan 2 harus dikurang dari 1,4 dan 1,2 menjadi 1,23 pada
zona 1 dan 0,83 pada zona 2. Sedangkan pada zona 3 tidak perlu ditingkatkan intensitas tangkapan per tripnya. Dengan demikian disimpulkan bahwa pada zona
3 agar pemanfaatan berkelanjutan, intensitas per trip hanya 1,23 dan pada zona 2 sebesar 0,83. Menurut Standal 2005 peningkatan intensitas tangkap dapat
berpotensi meningkatkan produksi catch tetapi menyebabkan penurunan stok.
4. Pengaturan lokasi dan waktu tangkap