52 khususnya stadia spat dan muda. Ketersediaan DO ditentukan oleh pola aerasi
dari photosintesa, produksi-respirasi serta dekomposisi bahan organik.
Keberadaan simping ditentukan oleh kemampuan simping beradaptasi dari ketersediaan oksigen terlarut di lapangan. Perubahan temporal oksigen terlarut
DO memberikan indikasi perubahan kesesuaian habitat bagi ruang distribusi simping. Pada kondisi DO 3 ppm atau meningkat melampaui 8,5 ppm
potensial mematikan.
Analisa anova terhadap rataan oksigen terlarut DO antar zona di setiap waktu T
1
, T
2
, dan T
3
diperoleh hasil sebagai berikut. Rataan oksigen terlarut DO antar zona diwaktu T
1
, tidak berbeda nyata sedangkan waktu T
2
dan T
3
berbeda nyata. Rataan oksigen terlarut DO pada waktu T
1
yaitu 2,18±0,34 ppm. Pada waktu T
2
rataan tertinggi di zona 3 yaitu 7,7±0,26 ppm, kemudian di zona 2 yaitu 2,92±0,14 ppm dan terendah pada zona 1 yaitu 2,74±0,06 ppm.
pada waktu T
3
DO tertinggi di zona 3 sebesar 2,66±0,002 ppm, di zona 2 yaitu 2,37±0,02 ppm dan terendah di zona 1 yaitu 2,20±0,007 ppm.
Pada waktu T
1
meskipun tidak berbeda nyata, namun keberadaaan DO tidak sesuai bagi kehidupan simping DO 3 ppm. Begitu juga halnya pada T
2
dan T
3
keberadaaan DO yang berbeda nyata, namun keberadaan DO termasuk buruk yaitu DO 3 ppm, kecuali DO pada zona 3 waktu T
2.
Secara keseluruhan DO di zona 1, 2 dan 3 termasuk kurang sesuai kecuali sewaktu T
2
di zona 3. Keberadaan DO tentu akan berimplikasi terhadap sintasan dari
pertumbuhan stadia simping. Dari uraian diatas, maka dapat dinyatakan bahwa keberadaan DO di zona 1, 2 dan 3 kurang sesuai bagi sintasan pertumbuhan
simping kecuali di zona 3 sewaktu T
2
. Pada kegiatan budidaya P placenta di Philipina oksigen terlarut tercatat antara 2,5-5 ppm SEAFDEC, 2000.
4.8. Kandungan Bahan Organik BOD
Kandungan bahan organik yang dapat diurai oleh mikroba degradasi dinyatakan sebagai jumlah DO yang dipergunakan untuk proses penguraian bahan
organik BOD. Nilai BOD mencerminkan tingkat keberadaan bahan organik yang dapat diuraikan. Makin tinggi jumlah bahan organik yang diuraikan, maka
makin besar juga oksigen yang diperlukan.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
53 Keberadaan bahan organik tersebut potensial mengakibatkan deplesi
oksigen DO. Konsekuensinya sewaktu malam hari low fotosintesa DO nol sedangkan respirasi tetap maka akan semakin tinggi nilai BOD dan potensial
mengakibatkan DO defisit. Fenomena ini sering mengakibat terjadinya kematian massal.
Analisa anova terhadap rataan BOD antar zona di setiap waktu T
1
, T
2
, dan T
3
diperoleh hasil sebagai berikut. Rataan BOD antar zona diwaktu T
1
, T
2
dan T
3
tidak berbeda nyata. Rataan BOD pada waktu T
1
yaitu 3,01±1,07 mg.l
-1
pada waktu T
2
sebesar 2,28±0,46 mg.l
-1
dan waktu T
3
sebesar 1,97±1,67 mg.l
-1
. Walaupun tidak berbeda nyata, nilai BOD terlihat makin menurun dengan
makin dalamnya perairan. Dengan hasil tersebut terlihat kandungan rataan BOD sewaktu T
1
maupun T
2
dan T
3
pada rentang aman bagi penetral diurnal bahan organik. Keadaan ini memberikan indikasi kandungan BOD kurang
mempengaruhi kehidupan simping.
Kandungan BOD belum melampaui tingkat membahayakan kehidupan simping. Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa keberadaaan BOD
belum potensial menghambat kehidupan simping.
4.9. COD Kebutuhan Oksigen Kimiawi
COD merupakan parameter jumlah oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi seluruh sintasan kimiawi. Nilai COD mencerminkan tingkat kandungan
sintesa kimia yang dapat dioksidasi untuk mengurangi tingkat pencemaran perairan. Semakin tinggi nilai COD, potensial berimplikasi terhadap
kelangsungan hidup simping.
Analisa anova terhadap rataan COD antar zona di setiap waktu T
1
, T
2
, dan T
3
diperoleh hasil sebagai berikut. Rataan COD antar zona diwaktu T
1
, T
2
dan T
3
tidak berbeda nyata. Rataan COD pada waktu T
1
yaitu 140±21,85 mg.l
-1
pada waktu T
2
sebesar 177,3±30,55 mg.l
-1
dan waktu T
3
sebesar 123,62±14,09 mg.l
-1
. Dari uraian tersebut diatas maka dapat dinyatakan bahwa keberadaan COD
antar zone yang tidak berbeda nyata pada T
1
, T
2
dan T
3
potensial mempengaruhi kehidupan. Kandungan COD waktu T
1
, T
2
dan T
3
lebih tinggi dari baku mutu
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
54 COD untuk kualitas air menurut Kepmen LH No 51 tahun 2004 tentang kualitas
air yaitu 100 mg.l
-1
.
4.10. Redoks